Berita Palembang

Dibawa Pilot Belanda, Kain Songket Kuno Limar Mas Jantung Usia Satu Abad Kembali Lagi ke Palembang

kain songket kuno Mas Jantung berusia satu abad, akhirnya kembali ke tanah asalnya Kota Palembang

Penulis: Syahrul Hidayat | Editor: Welly Hadinata
sripoku.com/syahrul
SONGKET 100 TAHUN - Kain songke berusia 100 tahun dikembalikan Mr Pete Muskens warga Australia kepada Pemkot Palembang, Rabu (29/10/2025). Tampak Mr Pete Muskens dan istrinya disamping Wali Kota Palembang, Ratu Dewa. 

Ringkasan Berita:
  • Songket Palembang kuno berusia 100 tahun dikembalikan dari Australia oleh warga negara Australia Mr. Pete Muskens kepada Wali Kota Palembang Ratu Dewa.
  • Kain bermotif Limar “Mas Jantung” ini sempat disimpan dan dijadikan alas meja sebelum diketahui bernilai sejarah tinggi.
  • Songket akan dipamerkan di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II sebagai koleksi utama dan simbol pelestarian budaya Palembang.

SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Sebuah kain songket kuno bermotif Limar “Mas Jantung” yang diperkirakan berusia lebih dari 100 tahun atau satu abad, akhirnya kembali ke tanah asalnya Kota Palembang setelah lama tersimpan di Australia.

Kain bersejarah itu diserahkan langsung oleh warga negara Australia, Mr. Pete Muskens (70), kepada Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, di Rumah Dinas Wali Kota Palembang, Rabu (29/10/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Ratu Dewa menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Mr. Pete atas kepeduliannya mengembalikan artefak budaya Palembang.

“Kami sangat berterima kasih atas niat baik beliau. Ini bukan hanya benda, tapi bagian dari sejarah dan identitas Palembang,” ujar Ratu Dewa yang turut menyerahkan piagam penghargaan kepada Mr. Pete.

Songket bermotif Limar Mas Jantung ini memiliki kisah panjang.

Menurut Mr. Pete, kain tersebut diwariskan oleh orang tuanya pada 1949. 

Orang tuanya, yang berkebangsaan Belanda dan pernah tinggal di Indonesia pada 1945–1951, memperoleh kain itu dari seorang pilot Belanda.

“Saya tidak tahu pasti bagaimana pilot itu mendapatkannya, tetapi orang tua saya bilang kain ini berasal dari Palembang,” ungkap Pete.

Selama puluhan tahun songket tersebut tersimpan di loteng rumahnya di Australia.

Bahkan, sempat dijadikan alas meja tanpa disadari nilainya. 

“Pete tidak tahu bahwa ini songket berharga, karena ada bekas tumpahan lilin di permukaannya,” kata Ratu Dewa.

Menurut pemerhati kain songket Palembang, Ilham Zhuliansyah, kain ini termasuk kategori langka karena dibuat dengan tenunan kampung dan benang emas jantung, biasa digunakan oleh kalangan bangsawan untuk upacara adat.

Ia memperkirakan nilai kain tersebut bisa mencapai Rp 50–100 juta, tergantung kondisi fisiknya.

Ratu Dewa memastikan, songket kuno ini akan menjadi koleksi utama di Museum Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II).

“Tempatnya sudah kami siapkan. Songket ini akan menjadi simbol pelestarian budaya Palembang,” tegasnya.

Sebagai informasi, Songket Palembang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia sejak 2013 dan kini sedang diajukan ke UNESCO agar diakui sebagai warisan budaya dunia.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved