Anggota MPR Asal Papua Nangis Saat Rapat Paripurna, Singgung Soal Ribut Kekuasaan, Lupa Papua
Anggota MPR Asal Papua Nangis Saat Rapat Paripurna, Singgung Soal Ribut Kekuasaan, Lupa Papua
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Dari data yang dimiliki Kodim 1702/Jayawijaya, tercatat ada 6.784 orang di Wamena yang kini tengah mengungsi.
Mereka seluruhnya sudah mendaftar untuk dievakuasi ke Jayapura.
Namun, jumlah tersebut diperkirakan akan terus berubah, karena ada arus pengungsian baru dari kabupaten di sekitar Jayawijaya.
"Dari pos-pos di sekitar pegunungan sekarang banyak menuju ke Wamena. Memang sempat ada isu bahwa di Tolikara akan terjadi gejolak juga, sehingga mereka banyak yang merapat ke Wamena," kata Bowo.
Bowo menyebutkan, kini sudah ada dua unit pesawat Hercules yang digunakan untuk mengevakuasi warga dari Wamena ke Jayapura.
Pesawat juga untuk mengirim bantuan dari Jayapura ke Wamena.
Untuk mengakomodasi seluruh pengungsi tersebut, menurut Bowo, diperlukan waktu beberapa hari, agar mereka semua bisa diterbangkan ke Wamena.
"Tentu hari ini belum selesai, mungkin 3-4 hari ke depan bisa diselesaikan," ucap dia.
Selain itu, Bowo menyebut ada 528 warga Wamena yang kini mengungsi di Jayapura.
Mereka adalah orang-orang yang tidak memiliki kerbat di Jayapura, sehingga terpaksa tinggal di pengungsian.
"Mereka berharap ada pesawat yang bisa mengantar mereka ke Makassar dan Jawa, tapi kami sekarang fokusnya Jayapura-Wamena dulu," tutur Bowo.
• Sering Sakit Kepala Sebelah? Konsumsi 5 Makanan Ini Agar Sakit Kepala Sebelahmu Tak Kambuh Lagi
• Bukan Polisi atau Jaksa, Terduga Pembunuh Ini Diawasi Ketat Oleh Ibunya, UU No 11 Jadi Dasarnya
• WARNING! DPR Bisa Lakukan Pemakzulan atau Pecat Presiden Jokowi seperti Presiden keempat RI Gus Dur
Seperti diberitakan, kerusuhan terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019).
Kerusuhan tersebut tak hanya merusak bangunan dan fasilitas umum.
Kerusuhan dan bentrokan yang terjadi ternyata juga mengakibatkan korban jiwa.
Komandan Kodim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Diyanto mengatakan, terdapat 16 orang warga sipil yang tewas dalam kerusuhan.
Sementara, 65 orang lainnya menderita luka-luka.
"Untuk korban, 65 orang luka, 16 meninggal, itu sipil semua. Aparat sementara tidak ada korban," ujar Candra Diyanto saat dihubungi Kompas.com, Senin.