BPJS Kesehatan

Solusi Konkret Defisit Anggaran (BPJS) Kesehatan

Nusantara Sehat yang dicanangkan Kementerian Kesehatan. Persoalan defisit BPJS kesehatan su­dah bukan rahasia umum lagi.

Editor: Salman Rasyidin
ist
dr Chaled Adams 

2. Sekalipun sudah diedukasi dan dijelaskan, tidak sedikit masyarakat yang dapat dipengaruhi o­leh oknum tidak bertanggungjawab untuk lebih fokus menggunakan pengobatan alternatif (mis: ramuan herbal, kapsul penyembuh berbagai penyakit, supranatural dsb) yang tidak ter­buk­ti khasiatnya secara ilmiah.

Sebagian daripada oknum menyampaikan selama meng­guna­kan pengobatannya untuk tidak digabung dengan obat dokter, atau menakut-nakuti pasien dengan bila terus menerus minum obat akan merusak ginjal, tuli, dsbnya.

Padahal informasi tersebut sangatlah keliru.

Sebaliknya keteraturan minum obat adalah kunci utama dalam penanganan penyakit-penyakit kronis.

 3. Pengobatan alternatif mem-follow-up pasien hanya dengan gejala, bukan berdasarkan pa­ra­me­ter penyakit yang diderita.

Misal, kepala atau pundak sudah tidak terasa tegang, badan terasa ri­ngan, dan sebagainya.

4. Parameter penyakit kronis mungkin saja tinggi, namun tidak bergejala.

Hal demikian dika­re­nakan tubuh yang sudah terkompensasi dan terbiasa dengan kondisi yang terus menerus tinggi.

Misal, tekanan darah 180/120 atau gula darah di atas 300 tanpa gejala sering dijumpai dalam praktek sehari-hari.

5. Pasien yang penyakitnya tidak terkontrol ini akan jatuh pada komplikasi akut ataupun kronis yang pada akhirnya dapat meramaikan UGD, ruang rawatan, ruang operasi, atau bahkan ruang ra­wat intensif.

 Lalu membebani pembiayaan pengobatan, dalam hal ini peng-klaiman BPJS.

 Be­berapa solusi konkret yang dapat diterapkan, diantaranya;

 1.      Edukasi masyarakat yang menekankan kepada pentingnya pengontrolan penyakit yang di­la­ku­kan secara komprehensif.

Hal dapat dilakukan melalui berbagai media yang dapat menyasar se­mua lapisan masyarakat (kaya-miskin, kota-pedesaan, pendidikan rendah-tinggi).

Contohnya me­lalui iklan di media televisi (seperti dahulu ada iklan 3D, dilihat diraba diterawang untuk u­ang palsu atau 3M plus untuk Demam berdarah) dan mengingat era digital saat ini, juga dapat diberikan di iklan media sosial/ youtube.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved