Human Interest Story

Alhamdulillah Aysha Sudah Bisa Minum Susu

Orin baru saja melihat kondisibayi Aysha, anaknya yang saat ini masih menjalani perawatan intensif pasca dilakukannya operasi pemisahan

Editor: Soegeng Haryadi
ISTIMEWA
Tim dokter ahli gabungan Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang dan Rumah Sakit DR Sutomo Surabaya berhasil melakukan pemisahan terhadap bayi kembar siam Aysha dan Alisya, Selasa (27/8/2019). 

Sementara itu, Tim pemisahan kembar Siam Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Dr Indrayady SP.A(k) mengatakan, satu hari pasca menjalani operasi pemisahan tubuh dari kembarannya, kondisi bayi Aysha dalam keadaan stabil.

Bayi berumur 16 hari tersebut, sudah bisa membuka mata dan menerima asupan ASI walaupun masih dalam jumlah yang sedikit.

"Saat ini bayi Asyah sudah bisa membuka mata. Selain itu, kita sudah mulai memberikan ASI walaupun sedikit. Sekali minum hanya 1 CC dan rencananya akan diberikan sebanyak 8 kali dalam sehari,"ujarnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan,kasus bayi kembar siam Asyah dan Alisya yang dioperasi oleh tim dokter RSMH, termasuk jenis bayi kembar siam parasit.

Dimana kondisi bayi saling menempel pada dinding dada bagian bawah, dinding perut dan panggul.

"Pada bayi kembar siam Asyah dan Alisya, diketahui bahwa salah satu bayi yaitu Alisya yang kita sebut sebagai bayi 2, tidak memiliki saluran tenggorokan (napas) dan tidak terbentuk paru-paru, sehingga bayi tersebut tidak bisa bernapas sendiri,"ujarnya.

Sedangkan, lanjutnya, bayi satunya lagi yakni Asyah yang merupakan kakak bayi Alisya atau disebut tim dokter sebagai bayi 2, memiliki saluran napas yang normal.

Diketahui, bayi yang tidak mempunyai saluran napas dan paru-paru (bayi 2) selama ini mendapat oksigen dari bayi yang sehat (bayi 1).

"Keadaan ini menjadi beban bayi yang normal untuk menghidupi dirinya sendiri dan saudara kembarnya. Disamping itu rongga dada bayi parasit (bayi 2) terisi hati dan usus dari bayi yang sehat,"jelasnya.

Disamping itu, dia juga mengungkapkan, pada bayi parasit juga dijumpai kelainan bawaan lahir lain yang memperberat kondisi bayi parasit.

Kelainan bawaan lain yang menyertai bayi parasit adalah terdapat celah lebar pada bibir dan langit-langit mulut, kelainan jantung bawaan yang berat serta ukuran kepala yang kecil.

"Kondisi ini menjadi dilema. Bila dibiarkan terus maka kondisi kedua bayi tersebut akan makin memburuk sehingga bisa menyebabkan keduanya meninggal. Itulah mengapa kita putuskan untuk melakukan tindakan pemisahan. Namun tentunya dengan berbagai kesiapan yang telah dimatangkan,"ujarnya.

Diakui Dr Indrayady, pada kasus yang terjadi pada bayi kembar Siam Asyah dan Alisya, tidak mungkin untuk menyelamatkan keduanya atau mengorbankan keduanya. Sehingga tim dokter harus memilih salah satu dari bayi kembar tersebut.

"Tentu saja tim dokter memutuskan untuk menyelamatkan bayi yang sehat dengan melakukan operasi pemisahan. Meskipun dengan risiko bayi parasit akan meninggal karena bayi yang parasit tidak memiliki saluran napas (tenggorokan) dan tidak terbentuk paru-paru," ujarnya.

Mendapat pendampingan dari tim bayi kembar siam RS Dr. Soetomo Surabaya, tim bedah RSMH berhasil melakukan tindakan pemisahan tubuh bayi Aysha dan Alisya. "Saat ini bayi Asyah masih membutuhkan pemantauan secara rutin. Sebab 7 hari kedepan adalah masa kritisnya setelah tindakan pemisahan tubuh yang telah dijalaninya," ujar dia. (cr8)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved