HUT Korem 044 Garuda Dempo
Sriwijaya, Wujud Tentara Bedulur
Tepat 38 tahun lalu, 1981, secara resmi di bawah komando teritorial Kodam II Sriwijaya, diresmikanlah berdirinya Korem 044 Garuda Dempo.
Awalnya wilayah kerja Korem Gapo cukup luas, bahkan sampai ke Bangka Belitung.
Tetapi dengan perkembangan dan dinamika organisasi berikutnya, Korem Gapo terfokus ke Sumsel.
Satuan di bawah Korem saat ini ada 8 Kodim dan satu Batalyon.
Dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut, kerjasama, koordinasi, dan hubungan dengan banyak pihak, mutlak harus dilakukan.
Korem Gapo tidak mungkin berjalan sendiri, hubungan baik dengan pemerintah daerah besertaseluruh jajarannya, kepolisian, perguruan tinggi, pelaku usaha, dan tentu saja dengan masyarakat itu sendiri.
Hal ini tidak lepas dari asumsi dasar bahwa Korem Gapo adalah milik dan bagian darimasyarakat Sumsel.
Mengacu pada filosofis dan ajaran dasar TNI yang menekankan bahwa TNI adalah tentara rakyat, maka segala tindak tanduk dan aktifitas yang dilakukan oleh seluruh unsur di Korem Gapo, tidak boleh lepas dari kepentingan dan kebutuhan rakyat.
Apapun yang dilakukan, semua adalah bagian dari membangun kekuatan rakyat sebagai basis pertahanan bernegara.
Pada saat negara dan situasi wilayah dikatagorikan damai dan aman, fungsi-fungsi pertahanan ini tetap berjalan, bentuknya yang kemudian menyesuaikan.
Pelaksanaan fungsi inilah yang kemudian melekat pada sebutan pembinaan teritorial (binter).
Korem Gapo melaksanakan fungsi binter ini dengan berbagai metode, baik dalam bentuk komunikasi sosial yaitu membangun hubungan secara terus menerus dengan seluruh unsur masyarakat, pertahanan wilayah, dan bakti TNI.
TNI memang dituntut juga untuk bisa hadir dalam masalah-masalah yang membelit masyarakat dan terlibat sebagai pihak yang bisa memberikan peluang-peluang solusi menyelesaikan masalah.
Bakti TNI adalah salah satu wujudnya yang tampak dari program TMMD (Tentara Manunggal Masuk Desa), termasuk juga kegiatan lain sejenis.
Pelaksanaan fungsi binter didasarkan pada pemahaman terhadap masalah yang berkembang di masyarakat. Khusus Sumsel, masalah teraktual dan juga terus berulang setiap tahun adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama wilayah gambut. Masalah ini setidaknya mencuat sejak 2014 lalu sampai sekarang.
Saat kemarau datang, karhutla selalu mengancam. Tak terkecuali di 2019 ini, titik-titik api sudah mulai terpantau. Guna mengatasi masalah ini, dibentuklah Satgas Penanggulangan Karhutla, yang seperti sudah kelaziman, Dansatgas ditunjuk Komandan Korem Gapo.
