Seberang Ulu Diusulkan jadi Kabupaten Palembang Ulu, Ini 10 Tempat Wisata yang Ada di SU Palembang
Seberang Ulu Diusulkan jadi Kabupaten Palembang Ulu, Ini 10 Tempat Wisata yang Ada di SU Palembang
Penulis: Shafira Rianiesti Noor | Editor: Welly Hadinata
4. Masjid Ki Merogan

• Rafael Nadal Terpilih Jadi Atlet Terbaik Spanyol Sepanjang Masa
• Pemekaran Palembang Ulu Jangan Buru-buru dan Gegabah, Ini Komentar Pengamat Kebijakan Publik Unsri
• Lima Kecamatan di Wilayah Seberang Ulu Ini yang Bakal Diusulkan Jadi Wilayah Kabupaten Palembang Ulu
Masjid Ki Merogan terletak di pinggir Sungai Ogan, Kecamatan Kertapati.
Masjid Ki Merogan ini cukup bersejarah di kota Palembang, pasalnya tempat ini merupakan masjid kedua yang dibangun di Palembang, setelah Masjid Agung.
Masjid Ki Merogan didirikan pada tahun 1310 H atau 1890 M oleh ulama Palembang, Ki Mgs H Abdul Hamid bin Mgs H Mahmud alias K Anang atau Lebih dikenal sebagai Kiai Merogan.
Arsitektur mirip dengan Masjid Agung, yaitu perpaduan Melayu dan Timur.
Di sekitar masjid, ada makam Kiai Merogan yang dikeramatkan hingga kini dan senantiasa ramai dikunjungi para peziarah yang datang dari berbagai daerah untuk berdoa.
5. Masjid Cheng Ho

Masjid Cheng Ho Sriwijaya sendiri merupakan sebuah wisata menarik di Palembang karena masjid ini merupakan perpaduan antara budaya Tionghoa dan Indonesia.
Masjid Cheng Ho Palembang sendiri berdiri tahun 2005 dan baru digunakan oleh masyarakat setempat sekitar tahun 2008 lalu.
Lokasi Masjid Cheng Ho berada di perumahan Amin Mulia Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan.
Kompleks masjid terbilang rapi, dengan taman yang indah. Kompleks masjid juga bersih dan terawat. Terdapat dua menara yang menjadi pilar Masjid.
Masjid Cheng Ho Palembang merupakan masjid pada umumnya yang berguna untuk tempat beribadah umat Muslim.
Namun karena bentuknya yang unik Masjid ini lantas menjadi wisata menarik di Palembang dan menjadi sebuah Wisata Religi Palembang dengan nama Masjid Cheng Ho Srwijaya.
6. Makam Bagus Kuning Patra Jaya

Di Palembang banyak komplek pemakaman yang menjadi destinasi wisata bersejarah. Mulai dari makam para ulama, keluarga Kesultanan Palembang Darussalam, hingga tokoh-tokoh penting di Bumi Sriwijaya.
Salah satu komplek makam yang cukup banyak menarik perhatian pengunjung adalah Komplek Makam Ratu Bagus Kuning yang terletak di Jl DI Panjaitan, Kelurahan Tangga Takat, Kecamatan Seberang Ulu II.
Posisinya berada di belakang Stadion Patra Jaya, Plaju, Palembang atau lebih dekat dengan Sungai Musi.
Selain berziarah, komplek makam ini kerap didatangi warga karena suasana sejuk di sekitarnya.
Pohon bambu rindang yang tumbuh di sekitar makam menghadirkan suasana sejuk saat berada di komplek tersebut.
Yang lebih menarik lagi, di komplek makam ini terdapat puluhan kera yang bisa diajak berinteraksi.
Kawanan kera berekor panjang akan mendekat tanpa malu-malu saat penjaga makam (juru kunci) berteriak memanggil untuk memberikan pisang sebagai makanan.
Di komplek makam itu terdapat makam Ratu Bagus Kuning dengan bangunan makam berkubah bersama tiga makam tokoh lainnya, yaitu Penghulu Gede Tubagus Karang, Datuk Buyung dan Kuncung Manis.
Di luar bangunan, terdapat 10 makam lainnya, yaitu Panglima Bisu, Panglima Batu Api, Syekh Ali Akbar, Syekh Maulana Malik Ibrahim, Syekh Idrus, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Bujang Juaro, Panglima Semut, dan Syekh Usman.
Makam-makan disekitar bangunan berkubah itu terletak menyebar pada beberapa lokasi.
Sebuah papan nama terpancang pada setiap makam menunjukan nama tokoh yang di makamkan. Meskipun demikian, tidak tercantum masa hidup dan riwayat masing-masing tokoh.
Makam-makam itu berbentuk persegi panjang dengan ukuran bervariasi.
Makam yang ukurannya terlebar adalah makam Panglima Bisu, dengan ukuran sekitar 1 x 2 meter, makam itu bersebelahan dengan makam Puteri Kembang Dadar. Sebagian nisan yang terdapat pada makam itu tidak asli lagi.
Nisan makam Ratu Bagus Kuning yang dibuat dari kayu bukan nisan asli.
Nisan yang masih asli antara lain terdapat pada makam Tubagus Karang, Puteri Kembang Dadar, dan Panglima Bisu.
Menurut juru kunci Ratu Bagus Kuning, Muhammad Nasir, seluruh makam di kompleks itu dikeramatkan.
• Dikabarkan Ada Ritual Aneh di Rumah Mewahnya, Roro Fitria Kini Rajin Ikuti Kegiatan Amal di Lapas
• Pencairan Gaji ke-13 PNS Bakal Dilakukan Bulan Juni Ini
7. Kelenteng Candra Nadi Soei Goeat Kiong (Dewi Kwan Im)

Satu lagi lokasi ibadah yang bisa dikunjungi saat ke Palembang.
Yakni Klenteng Kwam Im atau Klenteng Chandra Nadi Soei Goeat Kiong yang sudah ada sejak tahun 1773.
Klenteng ini berdiri pada masa Kesultanan Palembang Darussalam dan Kolonial Belanda.
Boleh dibilang klenteng Chandra Nadi yang berada di kawasan 10 Ulu ini adalah yang tertua di Palembang.
Kalau kita berada dari sisi dermaga Pasar 16 ilir, akan langsung terlihat dari seberang sebuah bangunan merah menyala di sisi Sungai Musi.
Ornamennya khas Tiongkok dengan dua patung naga di gapura.
Dari sekian banyak kelenteng yang tumbuh subur di Palembang, klenteng yang berlokasi di daerah 10 Ulu ini selalu ramai didatangi oleh umat Buddha dan Konghucu.
Tempat ini juga digelar prosesi ibadah masyarakat Tionghoa di Palembang, mulai dari ulang tahun Dewa atau acara sosial lainnya.
8. Danau OPI Jakabaring

Salah satu objek rekreasi favorit warga Palembang adalah Danau OPI yang terletak di komplek perumahan Ogan Permata Indah (OPI), Jakabaring, Palembang.
Lokasi danau ini tidak jauh dari komplek olahraga bertaraf Internasional, Jakabaring Sport City (JSC) dan Taman Pelangi Sriwijaya.
Menemukan lokasi danau ini cukup mudah. Saat berada di Jalan Gub. Bastari, Anda bisa langsung masuk melalui gerbang OPI dan ikuti jalan lurus.
Tak jauh dari persimpangan, danau ini sudah terlihat dan dikelilingi perumahan.
Menurut cerita warga setempat, dulunya tanah danau ini dikeruk untuk membangun perumahan di sekitar.
Lama-kelamaan makin dalam dan disengaja untuk membuat danau.
Tak sia-sia, tampungan air hujan yang memenuhi danau menjadikan airnya biru dan dikelilingi tumbuhan air. Eksotis dan bagai oase di tengah rimbunan perumahan.
Di sekeliling danau terdapat beberapa Xl dan gazebo mini untuk bersantai.
Ciri khas dari danau ini ialah jagung bakar dan kelapa muda. Entah mengapa, kedua makanan tersebut cukup banyak yang jual.
Aroma jagung bakar cukuplah menjadi santapan santai sembari menikmati panorama danau.
Selain jagung bakar dan kelapa muda, makanan ringan lain seperti pempek, tekwan, bakso dan mi ayam juga ada.
Pondok makanan yang sengaja dibangun persis di bibir danau menambah asyik suasana terutama malam.
Tak heran, setiap akhir pekan banyak yang datang ke danau OPI terutama pasangan muda yang menghabiskan sore.
Untuk memanjakan pengunjung, di sini juga menyediakan sewa permainan air seperti banana boat dan bebek-bebekan.
9. Pasar Baba Boentjit

Kota Palembang banyak menyimpan spot menarik untuk dikunjungi.
Selain kaya akan makanan serta pakaian khas, Kota Pempek ini juga tidak sedikit memiliki objek pariwisata menarik.
Bagi Anda yang ada di Kota Palembang, segera arah kan tujuan ke Pasar Baba Boentjit yang berlokasi di Rumah Baba Oeng Boen Tjit, Lorong Saudagar Yucing, Kelurahan 3-4 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang.
Rumah ini memiliki pesona tersendiri, yakni lokasinya yang persis di tepian Sungai Musi dan dikenalkan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Sumatera Selatan pada bulan Oktober tahun 2017 lalu.
Memiliki luas lebih dari 3000 meter persegi, para pengunjung yang hendak menuju lokasi pun bisa bisa melalui jalur laut dengan naik perahu kecil milik nelayan atau yang akrap ditelinga masyarakat palembang dengan sebutan 'Ketek', dari dermaga Benteng Kuto Besak (BKB).
Dalam perjalanan menuju lokasi, pengunjung akan disuguhkan pemandangan indah, baik Jembatan Ampera, Kampung Warna Musi Bercorak dan Jembatan Musi IV yang berdiri megah.
Butuh waktu 3-5 menit saja untuk sampai di rumah pedagang terkenal tempo dulu yang diketahui sudah berusia 300 tahun dan masih berdiri kokoh dengan ornamen Tiongkok serta ukiran khas budaya lokal Palembang serta nilai sejarah tersendiri ini.
Salah satu pengunjung, Feny Maulia menuturkan, lokasi ini sangat cocok untuk melakukan foto hunting dan bermain layaknya berada di perkampungan dengan konsep yang sangat Instagrammable.
10. Tugu Parameswara

Sejak perhelatan PON pada tahun 2004 lalu, kawasan Jakabaring mempunyai daya tarik sendiri untuk selalu dikunjungi.
Wilayah yang mulai dipadati penduduk dan aneka rekreasi ini ibarat gravitasi yang mengundang wisatawan selalu datang berkunjung.
Tentu saja, tujuan utama ialah mengunjungi komplek Jakabaring Sport City yang sering digunakan dalam event olahraga baik nasional maupun internasional.
Namun sebelum anda memasuki komplek tersebut, anda akan melihat tugu parameswara yang persis membelah jalan Gubernur H Bastari.
Tugu yang berbentuk pelepah pisang ini begitu eksotis, dikelilingi taman bunga nan cantik yang selalu terawat.
Diambilnya pelepah daun pisang ini lantaran hampir di setiap daerah di Sumatera, selain di pesisir maupun di pegunungan selalu ditemukan pohon pisang.
Tugu Parameswara ini adalah sebuah karya seni yang dibuat untuk menyambut PON 2004 lalu.
Menurut beberapa refrensi sejarah, nama Parameswara diambil dari nama raja Melayu pertama yang turun dari Bukit Seguntang.
====