Seberang Ulu Diusulkan jadi Kabupaten Palembang Ulu, Ini 10 Tempat Wisata yang Ada di SU Palembang

Seberang Ulu Diusulkan jadi Kabupaten Palembang Ulu, Ini 10 Tempat Wisata yang Ada di SU Palembang

Kolase Sripoku.com/Syahrul Hidayat/Rangga Efrizal
Seberang Ulu Diusulkan jadi Kabupaten Palembang Ulu, Ini 10 Tempat Wisata yang Ada di SU Palembang 

Seberang Ulu Diusulkan jadi Kabupaten Palembang Ulu, Ini 10 Tempat Wisata yang Ada di SU Palembang

SRIPOKU.COM - Diberitakan sebelumnya ada lima kecamatan di wilayah Seberang Ulu Palembang yang direncanakan untuk pemekaran dan menjadi Kabupaten Palembang Ulu.

Hal ini setelah belasan tahun lalu sempat ada wacana pemekaran wilayah Seberang Ulu akan memisahkan diri dari Palembang, kini dilakukan persiapan deklarasi dan sarasehan P3KPU (Presidium Persiapan Pembentukan Kabupaten Palembang Ulu).

Menurut Suparman Romans, P3KPU ini dalam rangka menampung aspirasi dari masyarakat Seberang Ulu dan terakumulasi menjadi komitmen Kabupaten Palembang Ulu yang diwujudkan jadi Daerah Otonomi Baru (DOB).

"Karena sudah cukup syarat. Baik syarat administrasi maupun syarat teknis. Ada lima kecamatan Seberang Ulu terpenuhi. Yakni SU 1, SU 2, Kertapati, Jakabaring, Plaju.

Tidak tertutup kemungkinan menarik kecamatan kabupaten tetangga yang berbatasan seperti Mariana, Ibul Besar, dan salah satu Kecamatan di ujung Kertapati yang masuk Kabupaten Muaraenim," papar Suparman.

Ilustrasi Jembatan Ampera cuaca cerah
Ilustrasi Jembatan Ampera cuaca cerah (SRIPOKU.COM/HARIS WIDODO)

Wacana pemekaran wilayah Seberang Ulu untuk memisahkan diri dari Palembang kembali muncul. Terkait hal itu, Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Nasrun Umar angkat bicara.

Menurutnya, pemekaran wilayah merupakan hal yang bisa saja terjadi di suatu daerah, terlebih jika daerah tersebut memiliki potensi untuk berkembang dengan pesat di masa mendatang.

Prakiraan Cuaca BMKG di Kota Palembang Hari Ini, Kamis 13 Juni 2019, Hujan dari Pagi!

Jadwal Sholat atau Waktu Sholat Hari Ini, Kamis 13 Juni 2019 untuk Daerah Kota Palembang

Denda Kendaraan Mati Pajak

"Memang entah 5-10 tahun kedepan perkembangan Kota Palembang khususnya dari sisi Ulu dan Ilir, terlihat masih bertumpuh pada Seberang Ilir. Sementara di Seberang Ulu bisa dikatakan memiliki kota Mandiri seperti Jakabaring, yang berpotensi untuk berkembang dengan pesat," ujarnya, Senin (10/6/2019)

Ketika terjadi perkembangan dengan pesat, lanjut Nasrun tentu saja konsekuensinya harus ada pengelolaan sendiri yang diwujudkan jadi Daerah Otonomi Baru (DOB).

"Jika melihat 10 tahun lagi memang harus dipikirkan. Bisa saja nanti akan ada dua Walikota atau satu Bupati," ungkapnya.

Nasrun menambahkan, pada dasarnya sah-sah saja dalam ranah pemekaran wilayah masyarakatlah dalam rangka mendekatkan pelayanan ke masyarakat. Hanya saja jangan diiringi dengan politisasi untuk memenuhi syahwat politik semata.

" Tapi saya yakin kalau memang masyarakat benar-benar membutuhkan pembentukan otonomi baru tentu sudah melalui kajian terlebih masyarakatlah yang tahu potensi di daerah itu,"tutupnya.

Nah rangkuman Sripoku.com, berikut 10 tempat wisata yang sering dikunjungi sekaligus sering menjadi ikon Palembang yang ada di wilayah Seberang Ulu.

1. Kawasan Jakabaring Sport City (JSC)

PT JSC melakukan Galang dana dan Doa bersama korban Tsunami Selat Sunda wilayah Banten dan Lampung saat malam pergantian Tahun Baru 2019.
PT JSC melakukan Galang dana dan Doa bersama korban Tsunami Selat Sunda wilayah Banten dan Lampung saat malam pergantian Tahun Baru 2019. (SRIPOKU.COM/REIGAN RIANGGA)

Kerap juga disebut Kompleks Olahraga Jakabaring.

Adalah kompleks dari berbagai fasilitas olahraga di Palembang, Sumatra Selatan. Kompleks ini berdiri di atas lahan seluas 325 hektar dan terletak di wilayah Seberang Ulu sejauh 5 km dari pusat kota Palembang.

Sesuai namanya kompleks olaharaga ini pun dijadikan tempat penyelenggaraan berbagai macam kegiatan olaharaga.

Misalnya saja PON XVI 2004, SEA Games XXVI 2011 dan Asian Games 2018 lalu.

Di dalam kompleks ini terdapat Stadion Gelora Sriwijaya, stadion berkapasitas 40 ribu orang yang merupakan stadion terbesar ketiga se-Indonesia setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Stadion Utama Palaran.

Kompleks olahraga ini bahkan menjadi tempat sekunder untuk penyelenggaraan Asian Games 2018.

Saat ini fasilitas yang ada di Jakabaring terdiri dari:

Stadion Gelora Sriwijaya, Stadion Lapangan Tenis Bukit Asam, Stadion Atletik, Stadion Akuatik, Gedung GOR Ranau (Badminton), Gedung GOR Dempo (Senam), Arena Baseball dan Softball, Stadion menembak, Arena Ski Air, Arena Voli Pantai, Arena Panjat Dinding, Arena Sepatu Roda, Arena Petanque, Arena Bowling, Sirkuit International Jakabaring, Kawasan ini pun dilengkapi fasilitas pendukung seperti Wisma Atlet dan Gedung Sport Science.

Tak Ada di Film Si Doel The Movie, Artis Ini Ternyata Sudah Meninggal Dunia Sejak 7 Tahun Lalu!

Hubungan Angelina Sondakh dan Brotoseno Akhirnya Terungkap, Sempat Ditutupi Menikah Siri di Penjara

Demi Menyambung Hidup 2 Anak Artis Terkenal Ini Harus Kerja Keras, Sampai Rela Jadi Kuli Bangunan!

2. Kampung Arab Al - Munawar

Kampung Al Munawar ini terletak di Jalan KHA Azhari Lorong Al Munawar, Kelurahan 13 Ulu Kota Palembang.
Kampung Al Munawar ini terletak di Jalan KHA Azhari Lorong Al Munawar, Kelurahan 13 Ulu Kota Palembang. (SRIPOKU.COM/HARIS WIDODO)

Kampung Arab atau biasa dikenal kampung Al-Munawar, Palembang ini berada di Jalan K.H.A Azhari Lorong Al-Munawar,13 Ulu kota Palembang.

Tak hanya sebagai kampung Arab biasa, Kampung Al-Munawar ini telah diresmikan sejak Februari 2017 lalu sebagai tempat wisata.

Untuk bisa sampai di kampung Al-Munawar. Anda bisa menempuh dengan 2 cara, bisa melalui jalur darat dan jalur sungai Musi.

Tetapi lebih asik lewat jalur sungai dan menggunakan getek/perahu kecil yang bisa anda temukan di dermaga Benteng Kuto Besak(BKB).

Harganya murah 5.000/trip untuk Umum dan 2.500/trip untuk anak sekolah, anda juga bisa menikmati pemandangan tepian sungai musi, merasakan melewati jembatan Ampera dari bawah dan menikmati naik getek yang serasa berada di Vanesia, Italia.

Di Kampung Al- Munawar ini disuguhkan pemandangan rumah-rumah adat lama Palembang yaitu Rumah Limas.

Tidak hanya itu dirumah tersebut juga menjual kopi yang menjadi incaran wisata yaitu kopi Cap Sendok Mas khas kampung Al Munawar.

Pemandangan disini lumayan indah, pasalnya lokasi ini langsung mengarah ke sungai Musi.

Ketika sudah masuk didalam tidak hanya rumah Limas yang ada disini.

Melainkan rumah-rumah bergaya Arab dan Eropa.

Tempatnya bersih dan rapih, disamping rumah terdapat tempat duduk berbentuk kotak, Meja panjang berbentuk kotak, pot bunga dan lampu. Yang menghiasi kampung Al-Munawar.

Di sini juga terdapat Madrasah Ibtidaiyah(MI) AL Kausar/Sekolah Dasar (SD).

Banyak pengunjung yang datang kesana, hanya untuk mengabadikan moment dan berkumpul bersama.

Al Munawar buka setiap hari kecuali hari jum'at. Kita dapat berkunjung dari pagi pukul 08:00-18:00WIB, Sore.

3. Kampung Kapitan

Suasana Kampung Kapitan di Palembang, Selasa (8/3/2016)
Suasana Kampung Kapitan di Palembang, Selasa (8/3/2016) (SRIPOKU.COM/ANDI WIJAYA)

Kampung Kapitan yang terletak di Kelurahan 7 Ulu Kecamatan Seberang Ulu I Palembang memiliki sejarah panjang dan kental dengan budaya khas Bumi Sriwijaya.

Nuansa Thionghoa dipadu dengan melayu menjadi pusat peradaban warga Palembang khususnya seberang ulu untuk beraktivitas hingga beribadah dari zaman dahulu.

Dari itu, Kampung Kapitan dengan sejarah panjangnya sekarang dijadikan cagar budaya Kota Palembang dan banyak kegiatan dilaksanakan, misalnya perayaan cap go meh tiap tahunnya.

"Dengan sejarah panjang yang kental budaya Sriwijaya di Palembang, Tahun 2012 lalu ada pengusaha kaya dari Brunei Darussalam menawar dengan harga Rp250 M," ungkap Mulyadi Tjoa yang merupakan ahli waris keturunan 14 Kampung Kapitan pada Sripoku.com, Kamis (15/2/2019).

Menurut dia, meski ditetapkan sebagai cagar budaya pada Tahun 2010 lalu, namun belum ada surat resmi tertulis dari Kementerian Kebudayaan atau pemerintah mengenai Cagar Budaya untuk Kampung Kapitan.

"Surat ini penting, karena kalau tidak ada bukti surat Cagar Budaya kita takutkan akan diperjual belikan kalau saya tidak lagi menjabat sebagai ahli warisnya," jelas dia.

4. Masjid Ki Merogan

Usai Salat Warga ziarahi makam Ki Merogan di Komplek Masjid Ki Merogan Kertapati Palembang.
Usai Salat Warga ziarahi makam Ki Merogan di Komplek Masjid Ki Merogan Kertapati Palembang. (SRIPOKU.COM/DERYARDLI)

Rafael Nadal Terpilih Jadi Atlet Terbaik Spanyol Sepanjang Masa

Pemekaran Palembang Ulu Jangan Buru-buru dan Gegabah, Ini Komentar Pengamat Kebijakan Publik Unsri

Lima Kecamatan di Wilayah Seberang Ulu Ini yang Bakal Diusulkan Jadi Wilayah Kabupaten Palembang Ulu

Masjid Ki Merogan terletak di pinggir Sungai Ogan, Kecamatan Kertapati.

Masjid Ki Merogan ini cukup bersejarah di kota Palembang, pasalnya tempat ini merupakan masjid kedua yang dibangun di Palembang, setelah Masjid Agung.

Masjid Ki Merogan didirikan pada tahun 1310 H atau 1890 M oleh ulama Palembang, Ki Mgs H Abdul Hamid bin Mgs H Mahmud alias K Anang atau Lebih dikenal sebagai Kiai Merogan.

Arsitektur mirip dengan Masjid Agung, yaitu perpaduan Melayu dan Timur.

Di sekitar masjid, ada makam Kiai Merogan yang dikeramatkan hingga kini dan senantiasa ramai dikunjungi para peziarah yang datang dari berbagai daerah untuk berdoa.

5. Masjid Cheng Ho

Masjid Cheng Ho Sriwijaya
Masjid Cheng Ho Sriwijaya (SRIPOKU.COM/YULIANI)

Masjid Cheng Ho Sriwijaya sendiri merupakan sebuah wisata menarik di Palembang karena masjid ini merupakan perpaduan antara budaya Tionghoa dan Indonesia.

Masjid Cheng Ho Palembang sendiri berdiri tahun 2005 dan baru digunakan oleh masyarakat setempat sekitar tahun 2008 lalu.

Lokasi Masjid Cheng Ho berada di perumahan Amin Mulia Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan.

Kompleks masjid terbilang rapi, dengan taman yang indah. Kompleks masjid juga bersih dan terawat. Terdapat dua menara yang menjadi pilar Masjid.

Masjid Cheng Ho Palembang merupakan masjid pada umumnya yang berguna untuk tempat beribadah umat Muslim.

Namun karena bentuknya yang unik Masjid ini lantas menjadi wisata menarik di Palembang dan menjadi sebuah Wisata Religi Palembang dengan nama Masjid Cheng Ho Srwijaya.

6. Makam Bagus Kuning Patra Jaya

Asiknya Habiskan Sore Bersama Ratusan Monyet di Stadion Patra Jaya Palembang
Asiknya Habiskan Sore Bersama Ratusan Monyet di Stadion Patra Jaya Palembang (Sripoku.com / Rahmad Zilhakim)

Di Palembang banyak komplek pemakaman yang menjadi destinasi wisata bersejarah. Mulai dari makam para ulama, keluarga Kesultanan Palembang Darussalam, hingga tokoh-tokoh penting di Bumi Sriwijaya.

Salah satu komplek makam yang cukup banyak menarik perhatian pengunjung adalah Komplek Makam Ratu Bagus Kuning yang terletak di Jl DI Panjaitan, Kelurahan Tangga Takat, Kecamatan Seberang Ulu II.

Posisinya berada di belakang Stadion Patra Jaya, Plaju, Palembang atau lebih dekat dengan Sungai Musi.

Selain berziarah, komplek makam ini kerap didatangi warga karena suasana sejuk di sekitarnya.

Pohon bambu rindang yang tumbuh di sekitar makam menghadirkan suasana sejuk saat berada di komplek tersebut.

Yang lebih menarik lagi, di komplek makam ini terdapat puluhan kera yang bisa diajak berinteraksi.

Kawanan kera berekor panjang akan mendekat tanpa malu-malu saat penjaga makam (juru kunci) berteriak memanggil untuk memberikan pisang sebagai makanan.

Di komplek makam itu terdapat makam Ratu Bagus Kuning dengan bangunan makam berkubah bersama tiga makam tokoh lainnya, yaitu Penghulu Gede Tubagus Karang, Datuk Buyung dan Kuncung Manis.

Di luar bangunan, terdapat 10 makam lainnya, yaitu Panglima Bisu, Panglima Batu Api, Syekh Ali Akbar, Syekh Maulana Malik Ibrahim, Syekh Idrus, Putri Kembang Dadar, Putri Rambut Selako, Bujang Juaro, Panglima Semut, dan Syekh Usman.

Makam-makan disekitar bangunan berkubah itu terletak menyebar pada beberapa lokasi.

Sebuah papan nama terpancang pada setiap makam menunjukan nama tokoh yang di makamkan. Meskipun demikian, tidak tercantum masa hidup dan riwayat masing-masing tokoh.

Makam-makam itu berbentuk persegi panjang dengan ukuran bervariasi.

Makam yang ukurannya terlebar adalah makam Panglima Bisu, dengan ukuran sekitar 1 x 2 meter, makam itu bersebelahan dengan makam Puteri Kembang Dadar. Sebagian nisan yang terdapat pada makam itu tidak asli lagi.

Nisan makam Ratu Bagus Kuning yang dibuat dari kayu bukan nisan asli.

Nisan yang masih asli antara lain terdapat pada makam Tubagus Karang, Puteri Kembang Dadar, dan Panglima Bisu.

Menurut juru kunci Ratu Bagus Kuning, Muhammad Nasir, seluruh makam di kompleks itu dikeramatkan.

Dikabarkan Ada Ritual Aneh di Rumah Mewahnya, Roro Fitria Kini Rajin Ikuti Kegiatan Amal di Lapas

Pencairan Gaji ke-13 PNS Bakal Dilakukan Bulan Juni Ini

7. Kelenteng Candra Nadi Soei Goeat Kiong (Dewi Kwan Im)

?Seorang gadis remaja nampak bernarsis ria berfoto Kelenteng Dewi Kwan Im di kawasan 10 Ulu Palembang, Sabtu (28/1/2017).
?Seorang gadis remaja nampak bernarsis ria berfoto Kelenteng Dewi Kwan Im di kawasan 10 Ulu Palembang, Sabtu (28/1/2017). (SRIPOKU.COM/ODI ARIA SAPUTRA)

Satu lagi lokasi ibadah yang bisa dikunjungi saat ke Palembang.

Yakni Klenteng Kwam Im atau Klenteng Chandra Nadi Soei Goeat Kiong yang sudah ada sejak tahun 1773.

Klenteng ini berdiri pada masa Kesultanan Palembang Darussalam dan Kolonial Belanda.

Boleh dibilang klenteng Chandra Nadi yang berada di kawasan 10 Ulu ini adalah yang tertua di Palembang.

Kalau kita berada dari sisi dermaga Pasar 16 ilir, akan langsung terlihat dari seberang sebuah bangunan merah menyala di sisi Sungai Musi.

Ornamennya khas Tiongkok dengan dua patung naga di gapura.

Dari sekian banyak kelenteng yang tumbuh subur di Palembang, klenteng yang berlokasi di daerah 10 Ulu ini selalu ramai didatangi oleh umat Buddha dan Konghucu.

Tempat ini juga digelar prosesi ibadah masyarakat Tionghoa di Palembang, mulai dari ulang tahun Dewa atau acara sosial lainnya.

8. Danau OPI Jakabaring

Danau OPI Jakabaring tampak terbengkalai dengan ditumbuhi rumput liar dan tumpukan sampah di sekitaran lokasi.
Danau OPI Jakabaring tampak terbengkalai dengan ditumbuhi rumput liar dan tumpukan sampah di sekitaran lokasi. (SRIPOKU.COM/REIGAN RIANGGA)

Salah satu objek rekreasi favorit warga Palembang adalah Danau OPI yang terletak di komplek perumahan Ogan Permata Indah (OPI), Jakabaring, Palembang.

Lokasi danau ini tidak jauh dari komplek olahraga bertaraf Internasional, Jakabaring Sport City (JSC) dan Taman Pelangi Sriwijaya.

Menemukan lokasi danau ini cukup mudah. Saat berada di Jalan Gub. Bastari, Anda bisa langsung masuk melalui gerbang OPI dan ikuti jalan lurus.

Tak jauh dari persimpangan, danau ini sudah terlihat dan dikelilingi perumahan.

Menurut cerita warga setempat, dulunya tanah danau ini dikeruk untuk membangun perumahan di sekitar.

Lama-kelamaan makin dalam dan disengaja untuk membuat danau.

Tak sia-sia, tampungan air hujan yang memenuhi danau menjadikan airnya biru dan dikelilingi tumbuhan air. Eksotis dan bagai oase di tengah rimbunan perumahan.

Di sekeliling danau terdapat beberapa Xl dan gazebo mini untuk bersantai.

Ciri khas dari danau ini ialah jagung bakar dan kelapa muda. Entah mengapa, kedua makanan tersebut cukup banyak yang jual.

Aroma jagung bakar cukuplah menjadi santapan santai sembari menikmati panorama danau.

Selain jagung bakar dan kelapa muda, makanan ringan lain seperti pempek, tekwan, bakso dan mi ayam juga ada.

Pondok makanan yang sengaja dibangun persis di bibir danau menambah asyik suasana terutama malam.

Tak heran, setiap akhir pekan banyak yang datang ke danau OPI terutama pasangan muda yang menghabiskan sore.

Untuk memanjakan pengunjung, di sini juga menyediakan sewa permainan air seperti banana boat dan bebek-bebekan.

9. Pasar Baba Boentjit

Sejumlah talent dari Sanggar Kreatifitas Anak Bangsa Palembang ketika beraksi menjadi model peragaan busana di Pasar Baba Boentjit.
Sejumlah talent dari Sanggar Kreatifitas Anak Bangsa Palembang ketika beraksi menjadi model peragaan busana di Pasar Baba Boentjit. (sripoku.com/refly)

Kota Palembang banyak menyimpan spot menarik untuk dikunjungi.

Selain kaya akan makanan serta pakaian khas, Kota Pempek ini juga tidak sedikit memiliki objek pariwisata menarik.

Bagi Anda yang ada di Kota Palembang, segera arah kan tujuan ke Pasar Baba Boentjit yang berlokasi di Rumah Baba Oeng Boen Tjit, Lorong Saudagar Yucing, Kelurahan 3-4 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang.

Rumah ini memiliki pesona tersendiri, yakni lokasinya yang persis di tepian Sungai Musi dan dikenalkan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Sumatera Selatan pada bulan Oktober tahun 2017 lalu.

Memiliki luas lebih dari 3000 meter persegi, para pengunjung yang hendak menuju lokasi pun bisa bisa melalui jalur laut dengan naik perahu kecil milik nelayan atau yang akrap ditelinga masyarakat palembang dengan sebutan 'Ketek', dari dermaga Benteng Kuto Besak (BKB).

Dalam perjalanan menuju lokasi, pengunjung akan disuguhkan pemandangan indah, baik Jembatan Ampera, Kampung Warna Musi Bercorak dan Jembatan Musi IV yang berdiri megah.

Butuh waktu 3-5 menit saja untuk sampai di rumah pedagang terkenal tempo dulu yang diketahui sudah berusia 300 tahun dan masih berdiri kokoh dengan ornamen Tiongkok serta ukiran khas budaya lokal Palembang serta nilai sejarah tersendiri ini.

Salah satu pengunjung, Feny Maulia menuturkan, lokasi ini sangat cocok untuk melakukan foto hunting dan bermain layaknya berada di perkampungan dengan konsep yang sangat Instagrammable.

10. Tugu Parameswara

Tugu Parameswara Palembang
Tugu Parameswara Palembang (SRIWIJAYA POST/SYAHRUL HIDAYAT)

Sejak perhelatan PON pada tahun 2004 lalu, kawasan Jakabaring mempunyai daya tarik sendiri untuk selalu dikunjungi.

Wilayah yang mulai dipadati penduduk dan aneka rekreasi ini ibarat gravitasi yang mengundang wisatawan selalu datang berkunjung.

Tentu saja, tujuan utama ialah mengunjungi komplek Jakabaring Sport City yang sering digunakan dalam event olahraga baik nasional maupun internasional.

Namun sebelum anda memasuki komplek tersebut, anda akan melihat tugu parameswara yang persis membelah jalan Gubernur H Bastari.

Tugu yang berbentuk pelepah pisang ini begitu eksotis, dikelilingi taman bunga nan cantik yang selalu terawat.

Diambilnya pelepah daun pisang ini lantaran hampir di setiap daerah di Sumatera, selain di pesisir maupun di pegunungan selalu ditemukan pohon pisang.

Tugu Parameswara ini adalah sebuah karya seni yang dibuat untuk menyambut PON 2004 lalu.

Menurut beberapa refrensi sejarah, nama Parameswara diambil dari nama raja Melayu pertama yang turun dari Bukit Seguntang.

====

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved