Kepala dan Tangan Hilang; Kapolda: Pelaku Mutilasi Kejam, Korban Diduga Kuat Karoman
Masyarakat di Sungai Arisan Bopeng Desa 2 RT 03 Desa Pinang Mas Kecamatan Pinang Mas Ogan Ilir heboh penemuan mayat dimutilasi, Kamis (6/6). Kedua bel
Hingga kini, Polres Ogan Ilir dibackup Polda Sumsel masih melakukan penyelidikan untuk dapat mengungkap kasus ini. Jenazah korban Karoman, juga sudah dilakukan otopsi di RS Bhayangkara Palembang.
Kepolisian masih mencari potongan tubuh yang masih hilang. Menurut Kapolres Ogan Ilir, AKBP Gazali Ahmad, saat ini pihaknya memperluas lingkup pencarian potongan tubuh yang masih hilang tersebut menjadi 3 tempat. Dari 3 tempat tersebut, ruang lingkup pencarian juga terus diperluas.
"Ada 3 TKP (Tempat Kejadian Perkara, red) dari kejadian itu. Yaitu tempat mayatnya ditemukan, tempat perahu dan satang bambu untuk mendorong perahu," ujarnya, Jumat (7/6).
Ketiga TKP itu tidak terlalu berjauhan satu sama lain. Pada saat pertama ditemukan, satang bambu tertancap sampai ke dasar sungai, dan perahu dengan jarak sekira 300 meter dari tempat mayat.
Istri dan Anak Tak Datang
Sementara Rusdi, sepupu Karoman (40) yang diduga menjadi korban mutilasi di Ogan Ilir Sumatera Selatan (Sumsel), mendatangi rumah sakit Bhayangkara kota Palembang, Jumat (7/6). Ia menyakini jenazah tersebut adalah Karoman anggota keluarga mereka, meski belum ada hasil DNA.
"Gimana ya, kami ini tidak ngerti soal urusan seperti ini (mengurus jenazah di rumah sakit), tapi kami sangat yakin kalau itu Karoman. Sudah, itu saja yang kami tahu,"ujar Rusdi.
Saat tiba di rumah sakit Bhayangkara, Rusdi yang datang seorang diri tanpa ditemani anggota keluarganya yang lain tampak terlihat kebingungan. Dia juga mengaku tidak tahu kalau harus membawa istri dan anak kandung korban untuk diambil sampel DNA mereka.
"Saya tahunya, datang kesini ambil jenazahnya dan mau kami makamkan, itu saja,"katanya.
Adapun yang membuat pihak keluarga yakin bahwa jenazah itu merupakan Karoman karena mereka melihat dari celana yang dikenakan korban. Selain itu terdapat ciri-ciri fisik berupa tanda lahir warna hitam di dekat mata kaki sebelah kiri jenazah.
"Selain itu kami yakinnya karena dia (Karoman) hilang. Dari situ kami yakin kalau yang dimutilasi itu dia," ujarnya.
Saat ditanya lebih dalam, Rusdi mengaku bahwa sepupunya itu mereka sosok yang lugu namun juga pekerja keras. Menggantungkan hidupnya sehari-hari dari menjadi seorang nelayan, Karoman berusaha mencukupi kebutuhan istri dan lima orang anaknya dari hasil mencari ikan di sungai.
"Bayangkan saja, malam lebaran masih nyari ikan di sungai. Maaf ngomong alasannya apa, kalau tidak karena mereka butuh biaya. Dia (Karoman) itu ke pasar saja tidak pernah. Jadi yang jual hasil tangkapannya, ya anak dan istri dia. Kerja malam cari ikan, siang pulang untuk tidur, malamnya pergi lagi. Setiap hari seperti itu," ungkapnya.
Rusdi sendiri mengaku sangat prihatin akan kejadian nahas yang dialami sepupunya tersebut. "Dari dia (Karoman) kecil, saya tahu benar. Bagaimana perjuangannya untuk hidup, cari uang. Bahkan saat sudah punya istri dan anak seperti sekarang. Kalau saya boleh ngomong, malang nasib anak itu, kasihan saya," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Terkait kondisi istri dan anak Karoman, dikatakan Rusdi, bahwa mereka sudah dalam keadaan yang lebih baik. "Istrinya sudah lumayan tenang sekarang, dia sudah bisa menerima kenyataan saat ini," ucapnya
Masih kata Rusdi, apabila jenazah termutilasi tersebut benar merupakan Karoman, maka rencananya pihak keluarga akan segera membawanya ke Dusun Pinang Kabupaten Ogan Ilir untuk dimakamkan. (ard/cr8/mg5)