Kepala dan Tangan Hilang; Kapolda: Pelaku Mutilasi Kejam, Korban Diduga Kuat Karoman
Masyarakat di Sungai Arisan Bopeng Desa 2 RT 03 Desa Pinang Mas Kecamatan Pinang Mas Ogan Ilir heboh penemuan mayat dimutilasi, Kamis (6/6). Kedua bel
SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Masyarakat di Sungai Arisan Bopeng Desa 2 RT 03 Desa Pinang Mas Kecamatan Pinang Mas Ogan Ilir heboh penemuan mayat dimutilasi, Kamis (6/6). Kedua belah tangan dan kepalanya dipotong dan belum ditemukan.
• Update Terbaru Kasus Vera Oktarina yang Tewas Dimutilasi, Motor Korban Diduga Masih Dikuasai Pelaku
• Diduga Kematian Vera Oktaviani Dimutilasi Ada Hubungannya dengan Oknum TNI Prada DP
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menjelaskan, polisi kini melakukan penyelidikan dan olah tempat kejadian perkara. "Korban ini pencari ikan, itu informasi awal yang diperoleh. Anggota masih melakukan penyelidikan. Pelaku ini terbilang kejam, sampai memotong kepala dan kedua tangan korban," ujar Kapolda Sumsel.
Jenderal bintang dua ini mengungkapkan, memang korban ditemukan sudah dalam kondisi seperti itu. Namun untuk memastikannya, anggota langsung diterjunkan untuk melakukan olah tempat kejadian dan penyelidikan lebih lanjut.
"Korban ini pencari ikan. Diketahui korban ini sejak tanggal 5 (Juni) lalu tidak pulang ke rumah. Laporan awalnya seperti itu," ungkap Kapolda.
Setelah tidak pulang sejak tanggal 5 Juni kemarin, ternyata warga menemukan sosok mayat laki-laki tanpa kedua tangan dan kepala tersebut di sawah.
"Infonya tidak pulang ke rumah dan ketemu dalam kondisi sudah seperti itu. Korban ini, warga Desa Pinang Mas Kecamatan Sungai Pinang Ogan Ilir.
Korban diduga bernama Karoman (40) warga Dusun 2 RT 03 Desa Pinang Mas Kecamatan Sungai Pinang Ogan Ilir. Ia ditemukan tewas dengan kondisi sudah termutilasi di Sungai Arisan Bopeng Desa 2 RT 03 Desa Pinang Mas Kecamatan Pinang Mas OI.
Menurut Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, kronologis penemuan korban pada tanggal 5 Juni sekitar pukul 21.00 korban pergi mencari ikan di Sungai Arisan Bopeng, Desa Pinang Mas Kecamatan Sungai Pinang OI. Setelah pergi dan hingga pagi hari tidak pulang ke rumah.
Keluarga bersama warga mencari korban di sungai Arisan Bopeng sekira jam 08.00. Anak korban Agus (10) menemukan bambu milik korban di Sungai Arisan Bopeng di dekat sawah milik Jono dengan posisi tertancap ke dasar Sungai dengan jarak lebih kurang 300 meter sekira jam 08.30.
"Saksi Mulyadi menemukan perahu di Sungai Arisan Bopeng di dekat tanah milik Azwar dalam posisi terbalik. Kemudian sekira jam 10.00 lebih kurang 500 meter. Sedangkan Saksi Firdaus menemukan korban," ujarnya.
Korban mutilasi yakni Karoman (40) ditemukan Kamis (6/6) pukul 10.00. Karoman, ditemukan di Sungai Arisan Bopeng di Dusun 2 RT 03 Desa Pinang Mas Kecamatan Pinang Mas Kabupaten OI.
Penemuan mayat korban Karoman berawal korban pergi mencari ikan di Sungai Arisan Bopeng Desa Pinang Mas Kecamatan Sungai Pinang Kabupaten Ogan Ilir.
Korban hingga pagi hari tidak pulang ke rumah. Keluarga bersama dengan warga mencari korban di Sungai Arisan Bopeng pukul 08.00. Anak korban Agus pertama kali menemukan bambu milik korban di Sungai Arisan Bopeng didekat sawah milik Jono dengan posisi tertancap ke dasar sungai berjarak lebih kurang 300 meter pukul 08.30.
Selanjutnya, saksi Mulyadi menemukan perahu di Sungai Arisan Bopeng di dekat tanah milik Azwar dalam posisi terbalik. Kemudian sekitar pukul 10.00, berjarak lebih kurang 500 meter saksi Firdaus di Sungai Bopeng dekat tanah Reza menemukan korban.
"Saat ditemukan, menurut saksi korban tertimbun di dalam lumpur di dalam Sungai. Ketika ditemukan, tubuh korban sudah meninggal dunia. Tubuh korban bagian Kepala, kedua tangan korban hilang hingga saat ini belum ditemukan. Korban juga mengalami luka bacok di perut dan kaki kiri," jelasnya.
Hingga kini, Polres Ogan Ilir dibackup Polda Sumsel masih melakukan penyelidikan untuk dapat mengungkap kasus ini. Jenazah korban Karoman, juga sudah dilakukan otopsi di RS Bhayangkara Palembang.
Kepolisian masih mencari potongan tubuh yang masih hilang. Menurut Kapolres Ogan Ilir, AKBP Gazali Ahmad, saat ini pihaknya memperluas lingkup pencarian potongan tubuh yang masih hilang tersebut menjadi 3 tempat. Dari 3 tempat tersebut, ruang lingkup pencarian juga terus diperluas.
"Ada 3 TKP (Tempat Kejadian Perkara, red) dari kejadian itu. Yaitu tempat mayatnya ditemukan, tempat perahu dan satang bambu untuk mendorong perahu," ujarnya, Jumat (7/6).
Ketiga TKP itu tidak terlalu berjauhan satu sama lain. Pada saat pertama ditemukan, satang bambu tertancap sampai ke dasar sungai, dan perahu dengan jarak sekira 300 meter dari tempat mayat.
Istri dan Anak Tak Datang
Sementara Rusdi, sepupu Karoman (40) yang diduga menjadi korban mutilasi di Ogan Ilir Sumatera Selatan (Sumsel), mendatangi rumah sakit Bhayangkara kota Palembang, Jumat (7/6). Ia menyakini jenazah tersebut adalah Karoman anggota keluarga mereka, meski belum ada hasil DNA.
"Gimana ya, kami ini tidak ngerti soal urusan seperti ini (mengurus jenazah di rumah sakit), tapi kami sangat yakin kalau itu Karoman. Sudah, itu saja yang kami tahu,"ujar Rusdi.
Saat tiba di rumah sakit Bhayangkara, Rusdi yang datang seorang diri tanpa ditemani anggota keluarganya yang lain tampak terlihat kebingungan. Dia juga mengaku tidak tahu kalau harus membawa istri dan anak kandung korban untuk diambil sampel DNA mereka.
"Saya tahunya, datang kesini ambil jenazahnya dan mau kami makamkan, itu saja,"katanya.
Adapun yang membuat pihak keluarga yakin bahwa jenazah itu merupakan Karoman karena mereka melihat dari celana yang dikenakan korban. Selain itu terdapat ciri-ciri fisik berupa tanda lahir warna hitam di dekat mata kaki sebelah kiri jenazah.
"Selain itu kami yakinnya karena dia (Karoman) hilang. Dari situ kami yakin kalau yang dimutilasi itu dia," ujarnya.
Saat ditanya lebih dalam, Rusdi mengaku bahwa sepupunya itu mereka sosok yang lugu namun juga pekerja keras. Menggantungkan hidupnya sehari-hari dari menjadi seorang nelayan, Karoman berusaha mencukupi kebutuhan istri dan lima orang anaknya dari hasil mencari ikan di sungai.
"Bayangkan saja, malam lebaran masih nyari ikan di sungai. Maaf ngomong alasannya apa, kalau tidak karena mereka butuh biaya. Dia (Karoman) itu ke pasar saja tidak pernah. Jadi yang jual hasil tangkapannya, ya anak dan istri dia. Kerja malam cari ikan, siang pulang untuk tidur, malamnya pergi lagi. Setiap hari seperti itu," ungkapnya.
Rusdi sendiri mengaku sangat prihatin akan kejadian nahas yang dialami sepupunya tersebut. "Dari dia (Karoman) kecil, saya tahu benar. Bagaimana perjuangannya untuk hidup, cari uang. Bahkan saat sudah punya istri dan anak seperti sekarang. Kalau saya boleh ngomong, malang nasib anak itu, kasihan saya," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Terkait kondisi istri dan anak Karoman, dikatakan Rusdi, bahwa mereka sudah dalam keadaan yang lebih baik. "Istrinya sudah lumayan tenang sekarang, dia sudah bisa menerima kenyataan saat ini," ucapnya
Masih kata Rusdi, apabila jenazah termutilasi tersebut benar merupakan Karoman, maka rencananya pihak keluarga akan segera membawanya ke Dusun Pinang Kabupaten Ogan Ilir untuk dimakamkan. (ard/cr8/mg5)