Upaya Menjadi Hamba Allah Yang Ikhlas
Sebagai hamba Allah SWT yang menyadari bahwa kehidupan di dunia ini untuk melaksanakan perintahNya, ikhlas semata-mata karena Allah.
Kemudian Allah SWT. memerintahkan untuk menyeret orang itu sampai akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka.
Ketiga, seseorang yang dilapangkan rizkinya dan dikaruniai berbagai macam kekayaan dimana ia dihadapkan dan diperlihatkan kepadanya nikmat yang telah diterimanya serta ia pun mengakuinya, lantas ditanya: "Dipergunakan untuk apa nikmat itu?".
Ia menjawab: "Semua jalan (usaha) yang Engkau sukai agar dibantu maka saya pasti membantunya karena
Engkau".
Allah berfirman: "Kamu bohong. Kamu berbuat seperti itu agar dikatakan sebagai orang yang pemurah; dan hal itu sudah diakui".
Kemudian Allah memerintahkan untuk menyeret orang itu sampai akhirnya ia dilemparkan ke dalam neraka". (HR. Muslim).
Ternyata ria (ingin dipuji orang) merusak amal ibadah yang dilakukan oleh seseorang, pada pandangan manusia dia mendapat pujian, akan tetapi disisi Allah SWT. sangat tercela.
Banyak manusia yang terjerat pujian yang membuat mereka lupa diri, bahwa apapun yang mereka miliki; keahlian, kekayaan, ketampanan, kepiawaian, semuanya itu amanat Allah SWT untuk dimanfaatkan buat kesejahteraan dan kenyamanan dalam kerangka kebersamaan.
Melakukan ibadah mahdloh (khusus) seperti sholat, puasa dll. dalam rangka; Ubudliyah (penghambaan-penyembahan-pengabdian), Rububiyah (pengakuan bahwa Allah SWT yang menciptakan, memiliki, mengatur dan memelihara) dan Uluhiyah (meng Esakan) Allah SWT seperti pernyataan hamba Allah dalam do'a iftitah ketika shalat; "INNA SHOLATI WANUSUKI WAMAHYAYA WAMAMATI LILLAHI ROBBIL 'AALAMIN. LAA SYARIKALAHU WABIZAALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIN"
(Sesungguhnya; sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, hanya untuk Allah SWT. Tuhan (yang mencipta, memiliki, mengatur dan memelihara) alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan begitu aku diperintahkan, dan aku adalah orang muslim (yang menyerah patuh kepadaNya)."