Upaya Menjadi Hamba Allah Yang Ikhlas
Sebagai hamba Allah SWT yang menyadari bahwa kehidupan di dunia ini untuk melaksanakan perintahNya, ikhlas semata-mata karena Allah.
Hati yang tidak mengidap penyakit-penyakit hatilah yang diterima ibadahnya oleh Allah SWT. Muaz bin Jabal diingatkan Rasulullah SAW: Jika engkau mampu memeliharanya (mengendalikan hati) pasti ia akan memberi manfaat di sisi Allah, tetapi jika engkau menyia-nyiakannya maka akan terputuslah hujjahmu di hadapan Tuhan pada hari kiamat nanti.
Mu'az, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan tujuh Malaikat sebelum Allah menciptakan langit dan bumi. Kemudian ditentukanNYA pada setiap langit seorang Malaikat untuk menjaga pintu lagit tersebut.
Lalu Malaikat Hafazhah membawa amalan seseorang hamba yang dilakukannya mulai pagai sampai ke petang.
Amalan tersebut mempunyai nur bagaikan cahaya matahari.
Malaikat Hafazhah yang membawa amalan hamba itu menganggap bahwa amalan itu baik dan sangat banyak.
Sehingga apabila Malaikat Hafazhah itu sampai ke langit yang pertama lalu berkata Malaikat penjaga langit yang pertama kepada Malaikat Hafazhah: "Pukulkan dengan amalan ini ke muka orang yang mengerjakannya. Akulah Malaikat penjaga ghibah (mengumpat). Allah Ta'ala telah menyuruhku supaya aku tidak membiarkan amalan orang yang mengumpat orang lain itu dapat melintasi aku untuk terus naik ke atas. Begitu seterusnya di lagit kedua karena orang beramal hanya untuk kepentingan dunia terhalang untuk diteruskan kehadira Allah Ta'ala. Pintu langit ketiga terhalang karena Takabbur, di pintu langit ke empat terhalang karena ujub, di pintu langit ke lima terhalang karena hasad, di pintu langit ke enam terhalang karena tidak menaruh kasihan terhadap orang yang ditimpa musibah dan orang yang sakit dan di pintu ke tujuh terhalang karena seseorang beramal hanya ingin polpularitas.
Rasulullah SAW mengingatkan kepada para sahabat dengan sabda beliau yang artinya: "Jadilah kalian di dunia ini seperti orang asing, atau orang yang sedang dalam perjalanan (pelancong), dan bersiaplah diri kamu sebagai ahli (penghuni) kubur." (HR. Mujahid dari Ibnu Umar ra.).
Kemudian Rasulullah bertanya: "Kalian ingin masuk surga! Jawab sahabat; "Ingin ya rasul!" Lalu beliau bersabda; "Lenyapkan khayalanmu, hendaklah malu kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh."
Sahabat menjawab, "kami sudah malu kepada Allah", maka jawab Nabi Muhammad SAW "Bukan demikian, yang dimaksud ialah; Ingat kubur dan isinya, pelihara perut dan isinya, pelihara kepala dan panca indera, dan barang siapa ingin mulia di akhirat; tinggalkan kemewahan dunia.
Itulah yang dimaksud dengan malu kepada Allah SWT dengan demikian kalian menjadi kekasih-Nya."
Lalu Rasulullah membaca ayat yang artinya: "Kalian dilupakan oleh kemewahan dunia, sampai masuk ke dalam kubur." (QS. 102. At-Takatsur :1-2).
Lalu sabda beliau: "Manusia mengaku: Ini hartaku, Ini kepunyaanku, ketahuilah: kepunyaanmu tidak bermanfaat, kecuali yang dimakan habis, atau dipakai sampai rapuh, atau yang di sedekahkan, itulah yang tetap". (HR. Humaidy Thawil dari 'Ajil).
Allah SWT mengingatkan hambaNya melalui surah al qashshas ayat 77 yang artinya: "Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu untuk kepentingan akhirat, dan jangan lupakan nasibmu di dunia, dan berbuat kebaikanlah sebagaimana Allah SWT. Telah berbuat baik kepadamu, dan jangan berbuat kerusakan dimika bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang suka berbuat kerusakan."
Karena itulah mereka (yang ingin beruntung di akhirat) mempersiapkan diri, dan memanfa'atkan waktu yang tersisa dalam kehidupan kesehariannya dengan prioritas pertama adalah beribadah secara khusyu'. Khusu' sebagai implimentasi dari hati yang ikhlas dalam melaksanakan ibadah, hanya semata-mata karena Allah SWT.
Rasulullah SAW menyatakan bahwa seluruh umatku masuk surga, kecuali bagi yang tidak mau.
Para sahabat terkejut dan menanyakan, siapa yang tidak mau tersebut. Maka Rasulullah SAW melanjutkan keterangan beliau: "Seluruh umatku akan masuk kedalam surga, melainkan orang yang menolak. Seorang sahabat bertanya. "Wahai Rasulullah siapakah orang yang menolak itu?.