Delapan Hari Menuju Proklamasi di Palembang.

Teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dibacakan Jumat 17 Agustus 1945, di Pegangsaan Timur 56 Jakarta,

Editor: Salman Rasyidin

Rumah (Gedung Perdjuangan) saat ini telah dibongkar dan dipindahkan di Jalan Merdeka Palembang.

20-21 Agustus 1945

foto4
dr. AK Gani

Terhitung sejak tanggal 20-21 Agustus 1945 kegiatan persiapan terus dilakukan oleh AK. Gani dan eksponen Gyugun serta para pemuda di Palembang.

Pergerakan ini rupanya tercium juga oleh pihak Jepang. Namun pemerintah tidak mengambil tindakan keras, hal ini disebabkan Peristiwa Pemboman Hirosima dan Nagasaki yang secara tidak langsung melumpuhkan pemerintahan Jepang di Indonesia termasuk di Palembang, bahwa Tenno Heika sudah menyerah pada sekutu.

Hal inilah yang menyebabkan Jepang lebih bersikap terbuka kepada Gerakan AK. Gani, dkk.

22 Agustus 1945

Pada tanggal 22 Agustus 1945, Panglima Daerah Militer Jepang "Myako Tosio" menjelaskan kepada para pemimpin serta pejuang kemerdekaan di Palembang yang datang menemuinya di rumah dinas.

Hadir pula para pimpinan Jepang disitu, antara lain; Matsubara, Syumoboco, Tokkokaco, dll. Myako Tosio menjelaskan kepada tokoh-tokoh Palembang bahwa Tenno Heika telah memerintahkan kepada angkatan bersenjata Jepang untuk menghentikan perlawanannya kepada sekutu, agar Jepang terhindar dari pemusnahan bom atom Amerika Serikat.

Setelah pertemuan tersebut, berita tentang penyerahan dan kekalahan Jepang menyebarluaskan di Palembang.

Tokoh-tokoh Palembang yang hadir pada saat itu, antara lain; Dr. AK. Gani, Abdul Rozak, Nungtjik AR, Raden Hanan, Assari, Ir. lbrahim, Bay Salim (ayahnya Prof. DR. Emil Salim), H. Cikwan, Salam Paiman, Parmono. AK. Gani mengambil inisiatif lagi untuk mengadakan rapat dirumahnya di Jln Kepandean Baru, rapat berlangsung hingga tengah malam.

Kondisi Rumah (Gedung Perdjuangan) saat ini, di sebelahnya adalah Bekas Gedung BKR Palembang lokasi di jalan Merdeka Palembang. Eksponen Gyugun yang hadir dalam pertemuan tanggal 22 Agustus 1945 di jalan Kepandean Baru antara lain; Zainal Abidin Ning, Hasan Kasim, Danni Effendi dan M. Nuh Setelah memperoleh pengarahan dari AK. Gani, maka peserta rapat yang hadir saat itu sepakat untuk mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Dengan jumlah Anggota awal mencapai 30 orang, dan bermarkas di gedung sekolah "Misuro" (sekarang bekas sekolah Kristen PIKP, di Jalan Merdeka).

23 Agustus 1945

Rapat-rapat maraton terus berlanjut hingga tanggal 23 Agustus 1945 yang dihadiri AK.Gani, Dr. M. Isa, Cik Den, Parmono, R.M. Mursodo, H. Cikwan, Abdul Rozak, Raden Hanan, R.Z. Fanani, dan Nungtjik AR. Dalam kesimpulan rapat membahas tentang suatu pemerintahan peralihan, dari pemerintahan Jepang ke Pusat Pemerintahan Indonesia di Palembang.

Konsepsi AK. Gani disetujui rapat Dengan demikianlah Struktur Jabatan resmi pemerintahan nasional pasca penjajahan Jepang, dengan nama Keresidenan Palembang.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved