Ibadah Haji, Memahami Dua Panggilan Allah yang Berbeda

Tamu-tamu Allah Kloter pertama Sumsel dan Babel sudah berangkat tanggal 17 Juli 2018 lalu dan disusul dengan kloter-kloter birikutnya.

Editor: Salman Rasyidin
Associated Press/Mosa ab Elshamy
Jemaah haji mengeliling Kabah di Mekkah, Saudi Arabia. 

Wukuf adalah mengasingkan diri atau mengantarkan diri ke suatu tempat yaitu replikanya Padang Mahsyar.

Wukuf di Arafah ini merupakan tamzil atau gambaran bagaimana kelak manusia pada suatu hari dikumpulkan oleh Allah SWT di suatu tempat --Padang Mahsyar, setelah meninggal dunia.

Di sana mereka semua antrian menunggu giliran untuk dipanggil guna dihisab oleh Allah SWT.

Tidak dapat dibayangkan pula bagaimana luasnya Padang Mahsyar itu namun yang jelas semua insan Allah sejak dari Adam AS dan Hawa sampai manusia akhir zaman dikumpulkan disana.

Tidak seorangpun yang tertinggal akan dihisab Allah SWT.

Di Padang Mahsyar inilah akan diperhitungkan semua tingkah polah manusia semasa hidupnya di dunia.

Perbuatan baik dan buruk dicatat terpisah untuk menentukan siksa dan tempat mereka selanjutnya apakah di surga atau di neraka.

Semua manusia akan menerima siksa sesuai dengan dosa-dosa yang pernah diperbuat semasa hidupnya, dan menerima ampunan/pahala dari perbuatan baik atau amal semasa hidupnya (Al Quran).

Jamaah haji wukuf di Jabal Rahmah, Arafah.
Jamaah haji wukuf di Jabal Rahmah, Arafah. (Antara)

Wukuf di Arafah merupakan peluang emas guna memohon ampunan dari Allah SWT, karena di tempat ini sangat maqbul dan mustajab untuk berdoa dan Allah akan mengabulkan semua permintaan hambanya.

Oleh sebab itu, wajar apabila para jemaah haji pada waktu wukuf harus memperbanyak ibadah, shalat, dzikir dan memanjatkan doa.

Para jemaah diharuskan memperbanyak perenungan introspeksi diri, menimbang atau menghisab sendiri berapa berat pahala dan berapa pula beratnya dosa yang telah dilakukan selama ini, kemudian barulah bertobat nasuha.

Bagi mereka yang akan melaksanakan wukuf antara lain tentunya ada hal-hal yang harus diperhatikan.

Seperti antara lain jangan membunuh binatang, jangan berkata jorok atau kotor serta berbuat tidak terpuji lainnya.

Selain itu, menurut catatan yang sudah pernah menunaikan haji, biasanya masalah air sering menjadi persoalan karena persediaan terbatas.

Oleh karena itu wajar apabila para jemaah haji harus dapat bersabar dengan menahan diri.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved