Lonjakan Inflasi
Waspadai Lonjakan Inflasi Selama Ramadhan dan Menjelang Lebaran
Tak dapat dipungkiri, harga-harga barang yang demandnya tinggi selama Ramadhan bisa mengatrol angka inflasi pada bulan Mei 2018
Di penghujung Ramadhan, dimana ALLAH SWT menjanjikan umatNya pengampunan apabila beribadah dengan khusyu', namun ironisnya hal tersebut tidak membuat masjid semakin ramai.
Yang terjadi justru hampir di setiap perbelanjaan baik pasar modern (mall) ataupun pasar tradisional dibanjiri para pengunjung hingga tengah malam.
Merujuk pola historis, inflasi akan terjadi di Provinsi Sumsel selama menjelang puasa, saat bulan puasa, serta menjelang lebaran.
Modus Penyumbang kontribusi terbesar atas terjadinya inflasi disebabkan oleh kelompok bahan makanan, makanan jadi, serta transportasi dan komunikasi.
Pada kelompok bahan makanan, komoditi telur, daging sapi, serta daging ayam ras yang memberi andil pada lebaran tahun lalu.
Fenomena kenaikan harga telur sekaan wajar menjadi penyebab inflasi terjadi di Provinsi Sumsel, hal tersebut disebabkan tradisi menyambut lebaran di mana hampir di setiap lapisan masyarakat Sumsel membuat kue berbahan dasar telur bebek dengan jumlah yang tidak sedikit, seperti kue basah maksuba, lapis legit, lapan jam, bolu kojo, srikaya, dan cake lainnya. Bahan makanan lainnya yang patut diwaspadai kenaikan harganya adalah daging sapi, dan daging ayam ras.
Naiknya permintaan konsumsi terhadap beberapa bahan makanan tidak diiringi dengan meningkatnya persediaan di pasaran.
Ada kalanya pelaku pasar dengan sengaja menghilangkan komoditas tertentu di pasar dengan tujuan melakukan penimbunan barang-barang yang dibutuhkan lalu pada saat tertentu barang tersebut dikeluarkan di pasar dengan harga tinggi.
Kenaikan harga selama puasa dan lebaran bersifat musiman, sehingga fenomena yang terjadi itu selalu disebut sebagai inflasi musiman.
Karena selalu terjadi setiap kali menjelang hari besar.
Meskipun, sudah diantisipasi karena fenomena ini terjadi berulang setiap tahun, tetap tidak dapat dicegah karena sikap konsumtif masyarakat yangbelum mampu dikontrol dengan belanja sesuai kebutuhan.
Sikap konsumtif masyarakat Sumsel yang meningkat selama bulan puasa hingga Lebaran patut dicermati bersama.
Pengeluaran masyarakat Sumsel diperkirakan cenderung meningkat untuk kebutuhan pangan, sandang, dan kegiatan mudik pada bulan puasa dan lebaran.
Pada triwulan pertama 2018, secara umum optimisme konsumen di wilayah Sumsel tidak setinggi optimismenya seperti pada triwulan sebelumnya.
Nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Sumsel pada triwulan I-2018 sebesar 102,3.
Dalam rilis awal Mei 2018, BPS Provinsi Sumsel memperkirakan tendensi konsumen wilayah Sumsel pada triwulan kedua akan mengalami peningkatan, dimana nilai indeks tendensi konsumen sebesar 114,06. Optimisme konsumen pada triwulan kedua meningkat seiring karena meningkatnya pendapatan rumah tangga pada triwulan kedua.
Adanya pencairan gaji ketigabelas, gaji keempatbelas, serta THR menjelang lebaran semakin memicu konsumen bertindak agresif dalam memenuhi kebutuhan.