Lonjakan Inflasi
Waspadai Lonjakan Inflasi Selama Ramadhan dan Menjelang Lebaran
Tak dapat dipungkiri, harga-harga barang yang demandnya tinggi selama Ramadhan bisa mengatrol angka inflasi pada bulan Mei 2018
Di samping dari gejolak bahan makanan, kenaikan BBM non subsidi pada Februari dan Maret 2018 juga bisa menjadi pemicu inflasi pada Bulan Mei 2018 seperti bulan-bulan sebelumnya.
Secara teori ekonomi, apabila terjadi kenaikan harga suatu barang maka akan berdampak pada penurunan tingkat konsumsi.
Akan tetapi, penggunaan bensin telah bergeser menjadi kebutuhan pokok layaknya pangan,sandang, dan papan.
Dengan demikian, pengurangan akan penggunaan BBM sulit untuk dihindari.
Kebijakan menaikkan harga BBM non subsidi dan pembatasan stok BBM bersubsidi seakan memaksa masyarakat untuk menyisihkan pendapatan mereka lebih dari biasanya untuk konsumsi kelompok transportasi dan bahan bakar.
Sementara di lain sisi, masyarakat masih memperoleh pendapatan yang tetap seperti sebelumnya. Sebagian besar masyarakat masih sulit membedakan antara need and want (kebutuhan dan keinginan).
Setiap individu senantiasa ingin hidup berkecukupan atau serba ada, sedangkan itu semua melebihi batas kemampuan ekonomisnya.
Hal tersebut sudah diungkap jauh di beberapa abad sebelumnya dalam Teori Keynes mengenai teori inflasi.
Ketika suatu barang diminta dalam jumlah yang besar, sedangkan jumlah barang tersebut masih terbatas, hal inilah yang mengakibatkan harga secara umum naik.
Selain itu inflasi juga bisa disebabkan terjadinya kelangkaan barang kebutuhan di pasaran yang disebabkan terjadinya penimbunan barang atau kegagalan distribusi barang. Persiapan selama Ramadhan seharusnya tidak hanya bersifat profan (duniawi) atau bersifat material semata.
Akan tetapi persiapan yang dimaksud adalah mempersiapkan diri lahir dan batin untuk melaksanakan ibadah puasa ataupun ibadah agung lainnya.
Ramadhan masih dijadikan ibadah yang terpisah dari kehidupan sehari-hari, karena tidak sedikit orang berpuasa tetapi hanya hanyut dan larut dalam euforia Ramadhan tetapi tidak megindahkan rangkaian ibadah utamanya.
Pada bulan puasa, umat Islam yang berpuasa dilatih untuk mengendalikan hawa nafsu selama satu bulan penuh, namun tingkat konsumsi untuk kebutuhan pokok semakin meningkat tajam.
Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan masyarakat yang lebih konsumtif pada bulan Ramadhan khususnya dalam pemenuhan kebutuhan bahan makanan hingga persiapan lebaran.
Sikap hedonisme semakin menjadi-jadi dimana semua makanan dibeli untuk hidangan sahur dan berbuka hingga melimpah ruah sementara masih ada fakir miskin yang kelaparan.