Incar Brimob Sumsel, Polisi Ungkap Sosok Dosen hingga Penyokong Dana Teroris di Palembang, Ternyata
Tapi kita dapat informasi mereka mampir ke Palembang sebelum pulang ke Riau, jadi ditangkap. Ini bentuk pencegahan," ujarnya.
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Ia mengetahui, anak tersebut masih duduk di taman kanak-kanak. Sedang anak paling besar masih duduk di kelas 5 sekolah dasar.
"Kalau saya tidak salah, ada 5 anak kecil, dan satu orang dewasa," ungkapnya.
Terduga teroris yang ditembak mati di Jl Sikatan itu kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim, Selasa malam.
Menurut KombesPol Frans Barung Mengera, jenazah dibawa ke RS Bhayangkara untuk menjalani pemeriksaan post mortem.
Pegawai PLN Jadi Donatur
-Berdasarkan pengakuan AA (39) dan HK (38) dua terduga teroris asal Pekanbaru, Riau yang ditangkap di KM5,
Palembang, Senin (14/5) sore, mereka dibiayai berangkat ke Mako Brimob oleh seorang pegawai BUMN di Riau.
Polda Sumsel akan berkoordinasi dengan Polda Riau untuk menyelidiki keterlibatannya.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengungkapkan, pengakuan kedua terduga teroris itu masih dilakukan pendalaman.
Lantaran tempat tinggalnya berada di Pekanbaru, pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke Polda Sumsel untuk dilakukan penyelidikan.
"Berdasarkan pengakuan AA, mereka dimodali pegawai PLN di Riau untuk berangkat ke Depok. Tapi itu kan baru keterangan, harus didalami. Kita komunikasikan dengan Polda Riau, Polresta Pekanbaru, dan Intel di sana," ungkap Zulkarnain, Selasa (15/5).

Zulkarnain menjelaskan, dalam penangkapan kedua pelaku petugas tidak menemukan barang bukti seperti bom atau alat untuk melakukan penyerangan. Namun, keduanya mengaku berangkat ke Mako Brimob Kelapa Dua untuk melakukan amaliah, yakni penyerangan.
"Tapi kita dapat informasi mereka mampir ke Palembang sebelum pulang ke Riau, jadi ditangkap. Ini bentuk pencegahan," ujarnya.
Pihaknya pun menelusuri dan akan memanggil seorang dosen salah satu universitas di Palembang yang disebut-sebut oleh kedua tersangka hendak ditemui tersebut.
Baca:
Bom Bunuh Diri - Fakta Jaringan Ansharut Daulah (JAD), Sistem Kerja hingga Cara Berkomunikasi
Pelaku Bom Bunuh Diri Sidoarjo dan Surabaya Satu Jaringan, Begini Cara Dita Mendoktrin Mereka
Saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan terhadap dosen tersebut. Karena belum tentu nama yang disebutkan terduga teroris
itu benar.
Bahkan, pihaknya akan mencari dosen tersebut bersama terduga teroris. "Kami akan kembangkan apakah ada keterlibatan oknum dosen ini dalam kasus terorisme atau tidak," ujarnya. (Sripoku.com/Candra/bew)