Bom Bunuh Diri Surabaya
Bukan Cuma Ditolak Warga Begini Nasib Jasad Pelaku Bom Bunuh Diri 3 Gereja, Mengenaskan!
Bom di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro diledakkan oleh istri Dita, Puji Kuswati yang membawa dua anak perempuannya.
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Ditambah lagi keluarga sebelumnya tidak merestui hubungan dengan sang suami, Dita Oeprianto.
"Alasan lain, keluarga sebelumnya tak menerima perbedaan prinsip dan pandangan mengenai aliran yang dianut," ungkapnya.
Baca:
5 Bom Meledak dari 25, Kapolri Tito Karnavian: 500 Teroris Pulang dari Suriah, Waspada Lokasi Ini!
Gegara Tulisan di Celana Dalam AIS, Polisi Ungkap Fakta Mengejutkan Bom Bunuh Diri Surabaya
Ditolak Warga Surabaya
Usai ditolak di Banyuwangi, warga Makam Tembok Surabaya menolak pemakaman keluarga teroris.
Sejumlah warga setempat pada intinya tidak ingin pelaku teroris bom pengantin tersebut dimakamkam di tempat tersebut.
Fauzi (55) salah satu warga Jalan Makam Tembok Gede menuturkan, meski orang tua pelaku teroris pernah tinggal di daerah Jalan Kranggan Surabaya, warga tetap menolak pelaku dimakamkan di Makam Tembok Gede Surabaya.
"Kami tetap menolak sebab, pelaku sudah meresahkan masyarakat Surabaya dan sekitarnya terkait peledakkan bom di tiga gereja," tuturnya, Senin (14/05/2018).
Masih menurut Fauzi, meski ada informasi salah satu orang tua keluarga teroris pernah tinggal di daerah Jalan Kranggan Surabaya. Namun, sudah pindah sangat lama dan bukan lagi warga Jalan Kranggan.
"Kendati orang tuanya pernah disini, kami intinya tetap menolak karena perbuatanya sudah merugikan banyak korban yang tak berdosa," paparnya.
Begini Nasibnya Sekarang
Polisi mengatakan bahwa pemerintah akan memakamkan jenazah keluarga pelaku bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya, Jawa Timur, jika keluarga tetap menolak memakamkan mereka.
Keluarga besar pelaku menolak memakamkan jenazah Dita Oepriarto (47) dan istrinya Puji Kuswati (48) beserta keempat anaknya yakni Yusuf Fadil (18), Firman Halim (16), Fadhila Sari (12), dan Pamela Riskita (9) yang meledakkan bom di tiga gereja yang berbeda di Surabaya pada Minggu pagi.
"Tidak bisa dipaksakan. Kalau menolak, itu hak keluarga. Nanti pemerintah yang memakamkan," ucap Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Negara Republik Indonesia Inspektur Jenderal Setyo Wasisto di Jakarta, Senin malam.
Dia mencontohkan bahwa di Jakarta ada Taman Pemakaman Umum Pondok Rangon, Cipayung, Jakarta Timur, yang sering dijadikan tempat peristirahatan terakhir bagi jasad tak dikenal maupun ditolak.
Sebelumnya, keluarga besar pelaku yang berada di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menolak untuk mengebumikan jenazah keenam pelaku dengan alasan para pelaku tercatat sebagai warga Surabaya, bukan warga Banyuwangi.
Mereka menilai alangkah baiknya keenamnya dimakamkan sesuai alamatnya di Surabaya.
Selain pihak keluarga, warga dan kepala desanya juga menolak dengan alasan yang sama
Baca: Keren! Pria Ini Siapkan Uang Cash 1 Miliar, Siapapun Bisa Tangkap Dalang Bom Bunuh Diri Surabaya
Mayat Orang Yang Tewas Bunuh Diri Perlukah Disolatkan? Begini Penjelasan Ustaz Abdul Somad
Ustaz Abdul Somad, Lc., MA. juga dalam dakwanya pernah mendapatkan pertanyaan serupa.
Ia pun memberikan penjelasan mengenai orang yang meninggal dengan tidak wajar seperti bunuh diri.
Ustad Abdul Somad, Lc., MA. mengatakan bahwa orang yang meninggal karena bunuh diri tetap disolatkan.
Adapun dalinya yakni pada saat nabi mendatangi orang yang meninggal karena bunuh diri, Rasulullah membiarkan sahabatnya menyolatkannya tapi Rasulullah SAW tak mau menyolatkannya.
Rasulullah SAW tak mau menyolatkan bukan berarti Beliau mengharamkannya, seandainya diharamkan, pasti Rasulullah melarangnya.
Rasulullah bertindak demikian sebagai teguran bagi orang yang bunuh diri, bahwa tindakan tersebut merupakan salah satu yang dibenci oleh Allah dan Rasulnya.
Adapun tetap disholatkan disini mempunyai pengecualian yaitu kecuali orang yang bunuh diri tersebut sebelumnya ia adalah murtad.
Seperti ia menyatakan tak percaya bahwa Tuhan itu ada lalu ia meninggal dunia, maka orang seperti ini meninggalnya tak perlu disolatkan karena ia sudah murtad sebelum ia bunuh diri.
Dalam islam bunuh diri mutlak sangat dilarang karena termasuk dosa besar, karenanya Rasulullah tak mau menyolatkan orang yang mati dikarenakan bunuh diri.
(Sripoku.com/Candra)