Gunung Merapi Meletus
Gunung Merapi Meletus, Awas! Ini 4 Ancaman Bahaya yang Bisa Terjadi, Sepele Tapi Bikin Mati
Piroklastik adalah material berbagai ukuran yang berasal langsung dari letusan gunung api. Hujan abu vulkanik berasal dari letusan
Penulis: Candra Okta Della | Editor: Candra Okta Della
Kedua, bahaya gas
Kalau kamu mencium bau yang tajam, segeralah menjauh. Gunakan masker penutup hidung.
Biasanya, daerah atau rekahan yang mengeluarkan gas ditandai dengan tanaman yang kering atau ditemukan hewan yang mati di sekitar itu.
Kamu disarankan tidak beraktivitas di daerah itu. Kalau terpaksa, usahakan berada di bawah ketinggian 1 meter, bisa dengan jongkok, terutama saat udara mendung dan hujan.
Baca:
Tinggi Abu yang Meletus dari Gunung Merapi 5.500 Meter, Ini Videonya
3 Bulan Tak Serumah, Dipisahkan dari Lina, Rizky Febian Luapkan Perasaan Menyakitkan Ke Sule, Pedih
Ketiga, bahaya lahar
Lahar terjadi karena curah hujan yang tinggi pada tumpukan material vulkanik di puncak gunung api. Material pun berubah jadi lahar dan terjadilah banjir lahar.
Perhatikan arus sungai di dekat gunung api, banjir lahar terdeteksi saat air sungai lebih deras dari biasanya, meski tak terjadi hujan, dan air lebih kental, keruh kecoklatan. Hindarilah sungai itu.

Keempat, bahaya piroklastik dan abu vulkanik
Piroklastik adalah material berbagai ukuran yang berasal langsung dari letusan gunung api. Hujan abu vulkanik juga berasal dari letusan, baik dari awan panas maupun jatuhan piroklastik.
Hujan abu ini menyebabkan polusi, mengurangi jarak pandang, dan mengganggu penafasan.
Kamu harus menjauh dari jangkauan lontaran material gunung api. Gunakan topi dan masker serta kacamata, supaya kamu tak mengalami iritasi.

Kalau hendak memberi makan ternak dengan tanaman, cucilah tanaman itu supaya tidak mengganggu pencernaan, bahkan bisa meracuni ternak.
Kalau abu menimbun di atap rumah, bersihkan secara berkala supaya tidak membebani atap.
(Sripoku.com/Candra)