kerhutla

Pencegahan dan Penanganan Dini Kunci Bebas Kabut Asap 2018

Agustus 2018 mendatang, tepatnya pada tanggal 18-08-18 perhelatan akbar akan dilangsungkan di bumi Wong Kito ini

Editor: Salman Rasyidin
Peta Penganan Karhutla di Sumsel 

Dalam melaksanakan manajemen masalah kebakaran hutan dan lahan ada empat strategi oleh Tim Fire Organization Management (FOM) meliputi :

1. Pencegahan terhadap bahaya api (Prevention),

2. Persiapan antisipasi bahaya api (Preperation)

3. Pendeteksian api sejak Dini (Early detection);

4. Respon cepat terhadap terjadinya kebakaran (Rapid Respon) FOM --merupakan unit kerja khusus yang dibentuk PT RHM untuk mempertahankan target ditahun 2018 yakni ZERO FIRE & ZERO HAZE.

Tahun 2018 sesuai ramalan BMKG terungkap bahwa musim panas akan lebih kering dibandingkan tahun 2017 --lebih utamanya pada tanggal 18-08-18 saat dilaksanakan perhelatan olah raga terbesar di Asia yaitu Asian Games ke-18 di Indonesia khususnya Jakarta-Palembang.

Dengan adanya perhelatan terbesar ini diharapkan dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia dan memperkenalkan Palembang pada Dunia Internasional.

Sangat disayangkan jika saat itu muncul lagi asap yang bakal menodai kelancaran perhelatan tersebut.
Untuk mensupport target Zero Haze yang ditetapkan oleh Gubernur Sumatera Selatan maka FOM PT. RHM menerapkan empat strategy pencegahan kebakaran hutan dan lahan seperti yang telah disebutkan di bagian atas.

Untuk lebih spesifik dari ke empat strategy di bagian atas, akan dijabarkan ke dalam sub strategy dan kemudian diikuti dengan Aktivitas Program (Action Plan) di setiap strategy.

Pertama yang akan diulas adalah strategy pencegahan (Prevention) ada tiga langkah utama dilakukan FOM untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

Pertama, penyadartahuan masyarakat terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan dengan bekerjasama dengan masyarakat KMPA (Kelompok Masyarakat Peduli Api) merupakan binaan perusahaan.

Penyadartahuan ini dilakukan secara langsung melalui tatap muka dengan kelompok masyarakat tertentu dan secara tidak langsung dilakukan dengan memasang banner, papan informasi, leaflet, stiker dll.

Kedua, untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap hasil hutan --aktivitasnya kadang-kadang secara tidak langsung, dapat menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan sehingga pihak perusahaan melakukan inisiasi peningkatan ekonomi produktif melalui program DMPA (Desa Makmur Peduli Api).

Dengan demikian diharapkan dapat mengurangi terjadinya Karhutla.

Ketiga, untuk masyarakat yang berdomisili di daerah yang berbatasan langsung dengan konsesi yang dalam kesehariannya mereka membuka lahan pertanian dengan cara membakar, maka manajemen memberikan program SIGAKAR (Aksi Pencegahan Kebakaran) dengan menyumbang Handtractor, Mesin Potong Rumput dan herbisida.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved