Generasi Penerus di Kecamatan Tungkal Jaya Muba Terancam Kurang Gizi Kronis. Ini Penyebabnya

Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun.

Penulis: Yuliani | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM/YULIANI, HANDOUT
Sejumlah warga memeriksakan bayinya di posyandu Kecamatan Tungkal Jaya, Muba beberapa waktu lalu. 

Laporan wartawan Sriwijaya Post, Yuliani

SRIPOKU. COM, SEKAYU - Akibat luasnya area perkebunan sawit, mayoritas masyarakat di Kecamatan Tungkal Jaya Kabupaten Musi Banyuasin kesulitan membuka kebun sayur dan buah.

Hal ini berimbas pada kurangnya stok pangan lokal dan membuat masyarakat harus membeli dari luar.

Presiden Jokowi pada kegiatan peresmian peremajaan sawit di Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Muba, Jumat (13/10/2017).
Presiden Jokowi pada kegiatan peresmian peremajaan sawit di Kecamatan Sungai Lilin Kabupaten Muba, Jumat (13/10/2017). (Dok Sripoku.com)

Fasilitator Kecamatan Tungkal Jaya untuk program Kampanye Gizi Nasional (KGN), Dini Etrilia Santi, S.Gz mengatakan, beberapa waktu lalu saat pelatihan Tokoh Agama (Toga) dan Tokoh Masyaramat (Toma) di Sekayu, perwakilan Toga sempat mengeluhkan susahnya masyarakat untuk menanam buah sayuran di daerah tersebut.

"Alasan ini karena sudah kebanyakan perusahaan sawit di sana. Jadi area lahan untuk perkebunan lainnya terbatas," ujarnya Jumat (1/12/2017).

kebun kelapa sawit
Kebun kelapa sawit (komoditas.co.id)

Ia menambahkan, karena daerah di sana jaraknya lebih dekat Jambi dibandingkan Palembang, maka masyarakat yang ingin belanja perginya tentu ke Jambi.

"Tapi pihak PT juga ada yang menyelenggarakan posyandu khusus untuk warga di daerah dekat PT.

Jadi pihak PT meminta tolong orang puskesmas untuk melakukan posyandu tiap bulannya," jelasnya.

Baca: Resmikan Peremajaan Sawit Muba Jokowi Terobos Semak semak Kebun Sawit

Baca: Replanting 4.446 Hektare Sawit di Muba, Ternyata Ini Alasan Jokowi Awali Replanting dari Sumsel

Pihak dinas kesehatan Muba juga sudah menganjurkan agar masyarakat mengusahakan menanam buah yang mudah tumbuh dan dirawat seperti pepaya, pisang di belakang maupun samping rumah.

"Upaya ini agar warga di sana tetap bisa menanam sayur dan buah, sehingga terus mengkonsumsi makanan sehat dan menjalani pola hidup sehat," jelasnya.

Selain itu, guna memutus mata rantai stunting sendiri, Kecamatan Tungkal Jaya terus gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui tiga puskesmas.

Gambar mengerikan anak-anak yang menderita gizi buruk dibawa ke sebuah klinik di kota Hamouria yang dikuasai pemberontak di dekat Damaskus (Gambar: AFP)
Ilustrasi: Gambar mengerikan anak-anak yang menderita gizi buruk dibawa ke sebuah klinik di kota Hamouria yang dikuasai pemberontak di dekat Damaskus (Gambar: AFP) (Mirror.co.uk)

Ketiganya yakni Puskesmas Peninggalan, Puskesmas Bero Jaya Timur dan Puskesmas Sumber Harum.

Dini menambahkan, biasanya kebanyakan masyarakat yang berobat langsung ke puskesmas

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved