Demo di Kantor Bupati Muratara, Massa Usir Pegawai Pemkab
Ratusan warga dari Forum Muara Rupit Lawang Agung (Formula), Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Pemkab Musirawas
SRIPOKU.COM , MURATARA - Ratusan warga dari Forum Muara Rupit Lawang Agung (Formula), Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara, menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Pemkab Musirawas Utara (Muratara), Senin (25/9). Aksi yang dimulai pukul 09.00 WIB itu berujung penyegelan ruang Bupati Muratara HM Syarif Hidayat dan Wakil Bupati Devi Suhartoni.
Berita Lainnya: Bupati Muratara Kembali Kunker, Ajak Masyarakat Peduli Lingkungan
Bahkan warga juga sempat memblokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) sekitar dua jam. Blokade disertai dengan pembakaran ban dan material lain di tengah ruas jalan terjadi karena mereka tak ditemui oleh Bupati Muratara.
Dalam aksi, massa membawa spanduk dan karton putih yang bertuliskan "Jangan coba-coba merevisi UU No. 16 Tahun 2013) Pasal 7, Fasilitas mobil dinas segera ditertibkan karena memakai uang rakyat."
Koordinator Lapangan, Servin Putra mengatakan, tanggal 29 April 2013 adalah sejarah yang tak terlupakan karena momen pembentukan Bumi Berselang Serundingan karena menelan korban baik dari warga Lawang Agung maupun Muara Rupit.
"Karena ini kami masyarakat Muara Rupit dan Lawang Agung belum merasakan pembangunan yang sesungguhnya di wilayah ibukota kabupaten," kata Servin.
Pantauan di lapangan, unjuk rasa warga sempat ricuh hingga berujung perusakan fasilitas kantor Pemkab Muratara oleh warga. Namun yang menjadi korban kekesalan pendemo yakni pegawai dan staf di Pemkab Muratara. Mereka dibubarkan saat sedang bertugas di ruangannya sehingga mengakibatkan aktivitas perkantoran terhenti sementara.
Sebelum melakukan aksi di depan Pemkab Muratara, massa sempat menutup aktivitas perkantoran beberapa dinas dan menyita fasilitas kendaraan dinas seperti milik Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Kepegawaian-Sumber Daya Manusia (DKP-SDM) Muratara.
Dua unit kendaraan tersebut dibawa massa ke kantor Bupati, lalu diletakan di belakang kantor. Warga pun lalu melakukan aksi demo hingga berlangsung lebih dari 4 jam.
Dalam aksi, massa menuntut agar mereka dapat bertemu langsung dengan Bupati HM Syarif Hidayat. Tuntutnya itu berujung bentrok antara massa dengan anggota Satpol PP. Tak sedikit massa yang marah mengejar anggota Satpol-PP disertai perusakan fasilitas kantor seperti memecahkan jendela kaca ruangan Wabup, jendela staf ahli Bupati, meja absensi, 2 unit pot bunga, kursi plastik di ruangan Kepala Bagian (Kabag) hingga berujung penyegelan.
Massa yang merasa tak ditanggapi Bupati Muratara, segera melancarkan aksi blokade Jalinsum.
Aksi blokir Jalinsum Muratara dilakukan sekitar pukul 13.30 wib dan akhirnya bubar setelah keluarnya pernyataan Bupati Muratara, H Syarif Hidayat sekitar pukul 16.00 WIB.
Dalam pernyataannya Bupati, H Syarif Hidayat bersedia menemui warga untuk membahas masalah pemerataan pembangunan di Muratara, Rabu 4 Oktober 2017.
Saiful warga yang membacakan pernyataan tersebut menuturkan, pernyataan ini dibuat langsung oleh Bupati, H Syarif Hidayat yang disaksikan oleh beberapa pihak.
"Kita hari ini membubarkan diri, karena sudah ada surat pernyataan dari Bupati yang menyatakan mau menemui warga Rabu tanggal 4 (Oktober) nanti. Yang menjaminnya Kapolres dan Dandim, dan saksinya banyak. Jadi ini bisa kita pegang," kata Saiful, perwakilan warga.