Melestarikan Haji Mabrur
Upaya Melestarikan Haji Mabrur dalam Kehidupan, Ini Kiatnya ??
Haji mabrur menurut pengertian bahasa berasal dari bahasa Arab hajjun mabrur yang populer diucapkan dalam bahasa Indonesia Haji Mabrur.
Dengan melaksanakan ibadah haji secara sempurna rukun dan wajib haji serta sunnah-sunnahnya, maka insya Allah memperoleh Haji yang mabrur. Haji Mabrur ganjarannya Surga. Tanda-tanda Mabrurnya adalah: Ith'aamuththo'am waliinul kalam yaitu suka memberi orang makan dan bicaranya lemah lembut.
Memberi orang makan dapat diartikan dengan makna hakiki yaitu memberi orang makan, jika diartikan dengan makna majaz berarti suka meringankan beban orang lain.
Aplikasinya dalam berinteraksi sosial, ketika dia menjadi pejabat yang bertugas melayani masyarakat, maka tentu dia tidak suka mengambil pungutan liar atau sogok menyogok, konsisten melaksanakan aturan secara professional dan proporsional.
Waliinul kalam artinya bicaranya lemah lembut, bicaranya tidak menyakitkan orang lain, tidak ghiba, tidak memfitnah, tidak menyebarkan berita hoax, perbuatannya tidak menzolimi orang, di dalam berlalu lintas tidak suka merampas hak orang dengan menerobos lampu merah (traffic light) yang berarti menzolimi mereka yang berhak melaju karena lampunya menyalah hijau.
Seorang yang memperoleh haji Mabrur dapat menjadi panutan di mana mereka berada, mereka menjadi sponsor di dalam memakmurkan masjid, shalat berjama'ah menghadiri majlis Ta'lim.
Membina masyarakat untuk mengutamakan kebersamaan, keshalehan sosial dalam upaya menepis murka Allah SWT.
Allah SWT. menyatakan dalam hadits qudsi yang disampaikan oleh Rasulullah SAW "Sesungguhnya Allah SWT berfirman, Sesungguhnya Aku banar-benar akan menimpakan azabKu kepada penduduk bumi, tetapi apabila Aku memandang kepada orang-orang yang meramaikan rumahKU (masjid), dan orang-orang yang saling menyayangi demi karena Aku, dan masih banyak Aku saksikan orang-orang yang memohon ampun di waktu syahur (shalat Tahjjud), Maka Aku alihkan azabKu dari mereka," (HR. Al-Bayhaqy)
Maka haji mabrur akan menjadi motivator dalam tiga pilar masyarakat Islam;
1. Memakmurkan masjid,
2. Membina silaturrahim antar sesama muslim sehingga tumbuh perasaan saling menyayangi, dan
3. Melestarikan shalat tahajjut. Untuk mengukuhkan keimanan ummat, membentuk kepribadian yang istiqomah.
Bagi yang melaksanakan shalat Tahajjud membaca seratus ayat, mereka tidak dikelompokkan kedalam kelompok hamba Allah yang ghoofiliin (lalai), jika membaca duaratus ayat, maka dikelompokkan kepada kelompok hamba Allah yang istiqomah (teguh pendirian).
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yag artinya: "Barang siapa shalat pada malam hari dengan seratus ayat dari Al Quran, dia tidak dicatat sebagai orang-orang yang lalai. Dan barang siapa yang melakukan shalat pada malam hari dengan duaratus ayat dari Al Quran, dia akan dicatat sebagai orang-orang yang taat dan ikhlas hati (istiqomah)." (H.R.al-Hakim).
Bahkan menurut Rasulullah SAW dari Umar bin Khattab ra beliau bersabda yang artinya: Dari Umar bin Khattab ra. Dari Rasulullah saw bersabda "Barang siapa yang shalat Malam dan membaguskan shalatnya, maka Allah SWT memuliakannyadengan sembilan macam, lima di dunia dan empat di akhirat; Adapun yang lima di dunia; Allah SWT menjaganya dari sesuatu yang membahayakannya, tampak pada wajahnya cahaya keta'atan, dia dicintai oleh hamba Allah SWT yang shaleh, Allah anugerahkan pada kata-katanya mengandung hikmah, Allah anugerahkan kepadanya pemahaman agama dengan bijaksana. Dan empat di akhirat; dibangkitkan dari kuburnya berwajah putih ber-
sih, dimudahkan hisab, melintasi Sirath cepat seperti kilat, dan menerima kitabnya dengan tangan kanan pada hari kiamat". (HR.An-Naashihin.)
Insya Allah dengan dominasi para haji-haji mabrur di dalam sebuah komunitas akan menjadi kontribusi yang sangat berarti untuk mengubah sikap dan prilaku sosial dari kebrutalan sosial menjadi kesholehan sosial.
