Melestarikan Haji Mabrur

Upaya Melestarikan Haji Mabrur dalam Kehidupan, Ini Kiatnya ??

Haji mabrur menurut pengertian bahasa berasal dari bahasa Arab hajjun mabrur yang populer diucapkan dalam bahasa Indonesia Haji Mabrur.

Editor: Salman Rasyidin
Istimewa
Drs. H. Syarifuddin Ya'cub MHI 

2.Menyambung silaturahim dengan keluarga, tetangga, sahabat dan rekan sekerja.

3.Melunasi hutang.

4.Berbekal harta yang halal.

5.Mempelajari ilmu agama (manasik Haji).

6.Berwasiat untuk keluarga yang ditinggalkan.

7.Memantapkan niat.

*Bertaubat dari kesalahan dan kekeliruan diperlukan supaya bersih, karena menurut Rasulullah SAW orang yang bertaubat dari dosanya kepada Allah SWT, seperti orang tidak berdosa.

*Menyambung silaturrahim diperlukan supaya dengan doa baik dari keluarga, tetangga dan sahabat, akan mempermudah dalam melaksanakan ibadah serta Insya Allah dianugerahi kesehatan yang prima dari Allah SWT.

* Bebas dari hutang apabila meninggal di dalam menunaikan ibadah haji, maka tidak ada yang menghalangi untuk masuk Surga. Karena Rasulullah SAW menyatakan: "Apabila ketika ruhmu meninggalkan jasadmu, engkau bebas dari tiga perkara, masuk surgalah engkau. Tiga perkara itu adalah; Takabbur (sombong), Khianat dan hutang".

*Berbekal harta atau biaya yang halal supaya Ibadah haji diterima Allah SWT.

*Berwasiat untuk keluarga yang ditinggalkan seperti menitipkan anak-anak dan rumah untuk dibantu menjaganya, serta kepada ahli waris seandainaya meninggal di dalam perjalanan haji, mereka sudah mengetahui daftar harta kekayaan serta hutang piutang dll.

*Memantapkan niat maksudnya dalam melaksanakan Ibadah haji semata-mata ikhlas karena Allah SWT tidak boleh ada unsur rianya karena akan sia-sia ibadah yang disertai dengan ria atau berbangga-banga.

B. Ketika berangkat menunaikan Ibadah haji; Allah SWT menyatakan dalam surah Al-Baqarah : 197 "Barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rofats (berkata-berbuat yang tidak sopan yang mengarah kepada seksual), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji."

Rasulullah menegaskan dalam sabda beliau yang artinya: "Siapa yang menunaikan Ibadah haji ikhlas karena Allah SWT tidak berbuat yang tidak sopan (rofats) dan tidak berbuat fasiq, maka dia bersih dari dosanya sebagaimana baru dilahirkan dari perut ibunya." (HR.Bukhari Muslim).

Kemudian setelah selesai melaksanakan Ibadah haji di Mekkah, meneruskan perjalanan ibadahnya di Madinah, Ziarah kepada Rasulullah SAW dan melaksanakan Arba'iin yaitu shalat berjama'ah di Masjid Nabawi selama delapan hari (40 shalat fardhu), maka mereka bebas dari api neraka, bebas dari azab dan bebas dari munafiq, sebagaimana sabda Rasulullah SAW "Siapa yang shalat di Masjidku ini, empat puluh shalat tidak terputus shalatnya, maka baginya memperoleh; bebas dari api neraka, bebas dari azab dan bebas dari munafiq." (HR. Ahmad, Thabrani dari Anas bin Malik sanadnya Shohih).

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved