Tari

Isu Memusnahkan Gending Sriwijaya

Saya "marah sekali" dalam suatu acara Ombudsman RI di Jakarta yang dihadiri oleh Wakil Presiden terkait dengan tari Gending Sriwijaya.

Editor: Salman Rasyidin
zoom-inlihat foto Isu Memusnahkan Gending Sriwijaya
SRIPOKU.COM/AHMAD FAROZI
Prof Amzulian Rifai, Ketua Ombusdman Ri

Ceritanya tari Gending Sriwijaya di masa silam adalah tarian yang biasa dipentaskan untuk menyambut kedatangan tamu-tamu penting, tamu-tamu khusus yang datag ke Kerajaan Sriwijaya.

Berbagai aspek tarian itu belum tentu cocok dengan semboyan Palembang Darussalam jika agama Islam saja dikedepankan. Namun setelah hitungan abad berlalu, baru di tahun 2017 ini ada wacana untuk menghapuskan tarian legendaris ini.
Jangan Dimusnahkan

Ada banyak alasan mengapa tarian Gending Sriwijaya jangan dimusnahkan, walaupun mungkin maksudnya bukanlah sungguh-sungguh dimusnahkan.

Mungkin dengan "tidak lagi" menggunakan tari ini dalam menyambut tamu penting, diganti dengan tarian kreasi baru yang entah bagaimana wujudnya nanti.

Alasan pertama mengapa tarian Gending Sriwijaya jangan dimusnakan karena tarian ini bukan hanya legenda tetapi juga menyatu dengan Palembang. Karena ia bagian dari sejarah Sriwijaya tentu kental dengan nuansa pada masa itu yang boleh jadi ada saja aspek yang out of date jika kini yang menjadi tolok ukurnya.

Gending Sriwijaya adalah bagian dari aktivitas keseharian wong Palembang. Entah berapa puluh kali dalam sehari tarian ini dipertontonkan di berbagai tempat.

Tentu saja intensitas tampilannya meningkat di setiap akhir pekan Sabtu dan Minggu karena ada banyak acara penyambutan.

Pastilah ada yang kurang jika acara resepsi pernikahan, bahkan wisuda di Perguruan Tinggi, tidak menampilkan tarian ini.
Itu sebabnya sulit membayangkan jika ada upaya menghapus tarian ini.

Pastilah reaksi luar biasa akan muncul karena sama saja mencabut akar budaya suatu masyarakat yang sudah berurat-berakar, mendarah daging.

Pro-Kontra Biasa Saja

Awalnya saya ragu jika kata "memusnahkan itu" benar-benar keluar dari salah seorang pejabat di kota Palembang. Mungkin beliau memiliki maksud yang lain, tidak separah itu.

Namun persoalannya pernyataa itu terlanjur menyebar dan beredar liar. Kebetulan berita yang saya baca juga menggunakan kata pemusnahan tersebut.

Dalam penjelasan berikutnya sebagai klarifikasi, ternyata pemerintah kota Palembang bermaksud menggantikan tarian Gending Sriwijaya itu dalam penyambutan tamu-tamu pentingya.

Jika bermaksud menggantikan tarian Gending Sriwijaya (tari tanggai) tentu memunculkan berbagai tafsir.

Jika menggantikan dengan yang baru tentu itu berarti "melupakan" yang lama atau tarian lama tidak digunakan lagi.

Jika tidak digunakan lagi maka lambat laun tarian itu tidak lagi popular.

Sumber:
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved