Sedihnya, Perjuangan Hidup Guru Honor Muratara, Mereka Terpaksa Lakukan Ini Untuk Hidup

Sejak kewenangan diambil alih propinsi dan tak lagi di kabupaten, sangat berdampak pada kehidupan mereka. Salah satunya, gaji sejak bulan Januari - Me

Penulis: Ahmad Farozi | Editor: Candra Okta Della
SRIPOKU.COM/AHMAD FAROZI
Hasan guru honor SMAN Karangjaya. 

SRIPOKU.COM, MURATARA--Nasib guru honor tingkat SMA dan SMK di Kabupaten Muratara kini masih belum jelas.

Sejak kewenangan diambil alih propinsi dan tak lagi di kabupaten, sangat berdampak pada kehidupan mereka. Salah satunya, gaji sejak bulan Januari - Mei 2017 belum juga dibayar.

Kehidupan yang sudah sulit, kini jadi semakin sulit.

Seperti dialami Hasan, guru honor yang sudah mengabdi sekitar sepuluh tahun di SMAN Karangjaya.

Baca: Wanita Wajib Tahu, Ini Rambu Merah Tanda Putih Lengket di Celana Dalam

Baca: Dikenal Sejak 1940, Kopi Ini Jadi Legendaris di Pontianak

Setiap bulan mestinya ia menerina gaji sebesar Rp750 ribu, sebagai imbalan jasanya mengajar para siswa dan siswi.

Guru honor SMA dan SMK di Kabupaten Muratara berunjuk rasa menuntut kejelasan nasib dan soal gaji yang sudah lima bulan belum mereka terima. Aksi dilakukan ke Pemkab Muratara, Rabu (17/5/2017).
Guru honor SMA dan SMK di Kabupaten Muratara berunjuk rasa menuntut kejelasan nasib dan soal gaji yang sudah lima bulan belum mereka terima. Aksi dilakukan ke Pemkab Muratara, Rabu (17/5/2017). (SRIPOKU.COM/AHMAD FAROZI)

Namun, sejak lima bulan terakhir, ia dan rekan-rekannya sesama guru honor belum menerima pembayaran gaji sepeser pun.

Sementara, kegiatan belajar dan mengajar tak bisa mereka tinggalkan.

Sebab, dari sekitar 20-an tenaga pengajar di SMAN Karangjaya, sebagian besar adalah guru honor atau tenaga kerja sukarela guru terdaftar (TKSGT).

Baca: Tongkang Sarat Muatan Batubara tak Terkendali, Yani Langsung Loncat ke Sungai

Baca: Ulalaa! Setelah Tahu Harga Kaus Oblong Syahrini Capai Rp 10 Juta, Bikin Netizen Meleleh

"Kalau kami guru honor tidak mengajar, maka otomatis para anak didik akan terbengkalai. Karena sebagian besar guru yang ada adalah tenaga honor. Jadi, harus tetap mengajar. Kalau saya, dalam satu minggu itu mengajarnya lima hari kerja," ucap Hasan, dibincangi Sripoku.com, disela aksi unjukrasa damai guru honor ke Pemkab Muratara, Rabu (17/5/2017).

Dikatakan, dari gajinya sebagai guru honor, sudah sangat pas-pasan untuk menghidupi keluarganya, ditengah kehidupan ekonomi yang semakin sulit.

Suasana petani saat  meninmbang  getah karet di  Desa Singapura Kecamatan Semidangaji  Kabupaten Ogan Komering Ulu.
Suasana petani saat meninmbang getah karet di Desa Singapura Kecamatan Semidangaji Kabupaten Ogan Komering Ulu. (SRIPOKU.COM/LENI JUWITA.)

Selama ini, untuk menghidupi keluarganya, selain mengandalkan dari gaji sebagai guru honor yang diterima setiap bulan, ia juga mencari sambilan lain.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved