Pesawat AirAsia Hilang

Penampakan UFO dan Munculnya Hujan Petir dari Awan CB Dibalik Musib AirAsia

dari awan inilah ‘lahir’ berbagai fenomena cuaca esktrem seperti badai tropis (typhoon/topan), badai petir (thunderstorm), hujan es (hail storm)

Editor: Hendra Kusuma
istimewa
Awan berbentuk UFO (Pancake/Lenticular) 

SRIPOKU.COM-Beberapa jenis awan berbahaya kerap merepotkan penerbangan, bahkan membawa petaka.

Ada beberapa jenis awan yang dianggap berbahaya.

Penelurusan Sripo, di beberapa laman seperti wikipedia ataupun dari beberapa penulis di kompasiana menganggap dua diantara awan yang berbahaya itu adalah Cumulonimbus atau Cb, awan Lenticular yang berbentuk UFO.

Seperti penjelasan dari Ardhi Adhary Arbain yang menyebutkan bahwa, Awan CB adalah salah satu awan vertikal yang dapat tumbuh menjulang hingga ketinggian 60 ribu kaki (18 km lebih), dan terbentuk karena beberapa sebab, namun yang paling umum adalah proses konveksi akibat pemanasan permukaan bumi oleh radiasi matahari dan kondisi atmosfer yang tidak stabil.

Cumulonimbus sangat mudah terbentuk di daerah tropis karena proses konveksi di wilayah ini sangat kuat, dan dari awan inilah ‘lahir’ berbagai fenomena cuaca esktrem seperti badai tropis (typhoon/topan), badai petir (thunderstorm), hujan es (hail storm), tornado sampai angin puting beliung yang beberapa waktu lalu terjadi di Bandung.

Awan Cb mudah dikenali dari penampilannya yang memang beda dari yang lain, umumnya dengan dasar awan landai, ‘tiang’ awan menjulang dan puncak yang berbentuk seperti landasan atau alas untuk menempa logam.

Awan ini sangat berbahaya bagi penerbangan karena beberapa hal. Yang pertama adalah proses vertical draft atau gerakan vertikal udara yang terjadi dalam awan. Gerakan vertikal ini dapat naik (updraft) atau turun (downdraft), dan proses ini sebenarnya lazim terjadi dalam awan.

Bumping yang terjadi pada saat pesawat yang kita tumpangi masuk ke dalam awan juga disebabkan oleh vertical draft. Pada awan Cb, proses ini jauh lebih kuat, dan turbulensi yang dihasilkannya dapat menghempaskan pesawat yang terjebak di dalamnya.

Faktor lain yang membahayakan adalah partikel es awan Cb yang dapat membekukan bagian-bagian pesawat, termasuk mesin. Dan karena partikel-partikel es ini juga, awan Cb adalah salah satu jenis awan yang paling sering menghasilkan petir yang dapat mengacaukan sistem kelistrikan dan navigasi pesawat.

Karena puncak awan Cb dapat mencapai 60 ribu kaki, pilot umumnya akan memilih menghindari awan ini ke arah samping (pesawat jet umumnya terbang pada ketinggian 30-40 ribu kaki, atau sekitar 9 - 12 km).

Kemudian lenticur juga berbahaya, bentuknya yang unik seperti UFO atau piring terbang. Jenis awan lain yang berbahaya bagi penerbangan (khususnya di Indonesia) adalah awan Lenticular, dinamai demikian karena bentuknya yang mirip dengan lensa.

Berbeda dengan Cb, awan Lenticular ini terbentuk akibat aliran udara yang melewati penghalang, misalnya pegunungan, yang menyebabkan terjadinya pusaran (eddie) yang membentuk awan ini. Awan Lenticular mudah dikenali dari bentuknya yang seperti piring terbang (UFO), dan biasanya bisa kita amati di sekitar Gunung Salak di Bogor/Sukabumi.

Awan Lenticular dapat menyebabkan turbulensi yang kuat bagi pesawat-pesawat yang terbang dekat dengan puncak pegunungan dan uniknya, umumnya awan ini justru digemari oleh pecinta Glider karena daya angkatnya yang kuat.

Selain awan, terdapat juga beberapa fenomena atmosfer yang umumnya tidak terlihat mencolok, tapi sangat berbahaya bagi penerbangan, misalnya Virga. Virga adalah presipitasi atau hujan yang tidak sampai permukaan karena menguap di atmosfer.

Pada saat partikel air/es yang jatuh dari awan menguap, panas yang diserap proses tersebut akan menyebabkan temperatur udara di sekitarnya turun drastis dan lebih berat, sehingga menghasilkan downdraft yang sangat kuat (microburst), yang berpotensi menghasilkan turbulensi ekstrem pada pesawat yang melintas di bawahnya. Walaupun biasanya jarang teramati dari bawah (permukaan bumi), Virga bisa terlihat pada saat penerbangan, dengan bentuk seperti tirai yang menjuntai dari awan.

Sementara dari situs Aneh Di Dunia.com juga mengupas tuntas tentangan awan berbahaya.

Awan Cumulonimbus dan Awan pancake / UFO sudah dibahas di atas.

Maka dua awan lainnya yakni, Awan Mammatus


Mammatus cloud adalah suatu fenomena dimana awan di langit berbentuk seperti balon terbalik, bergelembung-gelembung, bergelombang terlihat sangat lembut, halus dan membentuk formasi yang sangat indah dan menakjubkan.

Mammatus cloud terbentuk dari berbagai macam formasi kristal-kristal ais di awan yang terbentang sejauh ratusan kilometer. Biasanya terjadi di awan cumulonimbus, altocumulus, altostratus dan awan cirrus. Ada banyak mekanisme terbentuknya Mammatus cloud ini. Meskipun awan ini sangat indah, namun perlu berwaspada bahwa Mammatus cloud merupakan pertanda akan datangnya cuaca yang ekstrim atau akan datangnya badai. Mammatus cloud pernah terjadi di San Antonio, Texas pada tahun 2009.Salah satu fenomena alam yang menakjubkan, karana terbentuknya awan mammatus menandakan akan terjadinya badai besar dan cuaca buruk. Awan ini biasanya terdiri dari air dan ais, dan formasinya terlihat statik hingga sepuluh atau lima belas menit.

Awan Morning Glory


Awan Morning Glory adalah merupakan fenomena meteorologi yg sangat langka. Awan ini sering disebut roll cloud atau awan gulung. Peristiwa ini pernah terlihat di banyak lokasi berbeda di seluruh dunia, namun biasanya dapat diamati di Northern Australia Teluk Carpentaria.

Gulungan awan (roll cloud) yang panjangnya dapat mencapai 1000 kilometer (hampir sepanjang pulau jawa), tinggi dapat mencapai 1-2 kilometer, tapi kadang hanya sekitar 100 hingga 200 meter dari atas permukaan bumi. Dan dapat bergerak dengan kecepatan hingga 60 kilometer per jam. Umumnya formasinya hanya terdiri dari satu awan. Namun, terkadang bisa mencapai hingga delapan gulungan awan.(anehdidunia/kompasiana)

Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved