Tidak Dengar Suara Suling

Peristiwa mengerikan di PLTU Banjarsarim Lahat, Sabtu (24/3)

Penulis: admin | Editor: Bejoroy
zoom-inlihat foto Tidak Dengar Suara Suling
semboyan35.com
Ilustrasi.

“Masinis akan kita panggil untuk dimintai keterangan, namun statusnya masih sebagai siaksi,” ujar AKP Syahril.

Korban selamat lain, Dedi Trinando (17), warga Lubuklinggau. Kondisinya sudah membaik meskipun kepalanya robek dan harus mendapat delapan jahitan.

Tetap Beroperasi
Meski baru mengalami kecelakaan yang cukup serius, pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) memastikan tidak akan ada pembatalan keberangkatan tujuan Lubuk Linggau dan sekitarnya. Ini disampaikan langsung oleh Manjer Humas PT KAI Divisi Regional 3, Jaya Jarkasa.

“Kereta api kan milik negara. Lagi pula, rel dimana peristiwa berlangsung kan bisa dilewati. Jadi, jadwal keberangkatan tidak ada yang ditunda,” tegas Jaya, Minggu (25/3).

Hanya saja, demi mencegah peristiwa tersebut terulang kembali, pihak PT KAI rencananya akan berkoordinasi langsung dengan pihak PLTU Banjarsari Lahat. Jaya berharap, pihak PLTU Banjarsari Lahat meletakkan minimal satu petugas di areal tersebut.

“Area lokasi kecelakaan kan terlarang karena belum disterilkan dari penduduk setempat. Area tersebut dipakai karena adanya pekerjaan dari PLTU Banjarsari Lahat yang sudah berlangsung sekitar satu tahun. Karena letaknya jauh dari stasiun, kami tidak mungkin menempatkan petugas jaga di sana. Untuk itu, kami nantinya akan berkoordinasi secara langsung dengan pihak PLTU Banjarsari Lahat dalam waktu dekat,” kata Jaya.

Jaya menambahkan, area yang dilewati rel kereta api sepenuhnya dimiliki oleh negara. Sebab itu, jarak 12 meter yang dihitung dari rel kereta api tidak boleh ditempati, baik itu rumah atau pun manusia.

Terkait tindakan masinis, Jaya yakin masinis yang saat itu sedang bertugas sudah melakukan tugasnya dengan benar. Mulai dari tiupan suling, pengereman, hingga laju kereta. Namun, karena suatu hal, para korban tetap tidak menyadari datangnya kereta api.

“Saat itu, masinis yang bertugas kalau tidak salah bernama Mualimin. Saya belum mendengar konfirmasi dari dia secara langsung karena bertepatan dengan hari libur. Namun, saya yakin, ini bukan kelalaian dari dirinya,” ujar Jaya.

Terhadap para korban, Jaya belum berani untuk memberikan santunan. Ia masih menunggu kebijakan dari pimpinan PT KAI. Yang jelas, niat meberikan santunan sempat terlintas di pikiranya.
(mg10/ari/cw6)

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved