Hari HIV International

Harapan Ibu Positif HIV Di Palembang 'Aku Ingin Anakku Bebas dari HIV'

Image yang muncul di setiap benak sebagian besar masyarakat Indonesia jika disebutkan kata HIV

Editor: Salman Rasyidin

Harapan Ibu Positif HIV Di Palembang "Aku Ingin Aanakku Bebas dari HIV"
Oleh : Najmah
Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsri Palembang, Kandidat Doktor di Auckland University of Technology Selandia Baru
Image yang muncul di setiap benak sebagian besar masyarakat Indonesia jika disebutkan kata HIV adalah; Perilaku seksual bebas, narkoba dan perilaku beresiko lainnya.

Namun trend penularan sekarang sudah merambah ke masyarakat umum, termasuk ibu rumah tangga dan anak-nak.

Lima tahun terakhir, tiga kendaraan yang menjadi trend adalah penularan HIV melalui hubungan HETEROSEKSUAL diikuti oleh HOMOSEKSUAL dan penggunaan narkoba suntik di Indonesia, termasuk di Sumatera Selatan (Sumsel).

Berdasarkan Survey Terpadu Biologis dan Perilaku (2013), sebagian kelompok resiko tinggi, baik pengguna narkoba suntik, lelaki suka lelaki, pekerja seks komersil, laki-laki beresiko tinggi lainnya, memiliki pasangan tetap (istri/suami).

Sayangnya, untuk perilaku beresiko dengan pasangan tidak tetapnya, penggunaan kondom pun masih rendah sebagai alat kontrasepsi.

Sehingga penularan kepada kelompok yang dianggap "resiko rendah" pun tertular HIV.
Kondisi ini didukung dengan hasil studi saya di lapangan tahun 2017 di Kota Palembang.

Berdasarkan belajar lapangan saya bersama ibu positif HIV, tenaga kesehatan serta pendamping sebaya Kota Palembang, suami yang positif, umumnya menularkan HIV kepada pasanganya.

Sedihnya, mayoritas ibu positif HIV tau status HIV-nya saat sang suami sakit-sakitan (Tuberkulosis, Pneumonia dll) atau meninggal dunia atau sang buah hati sakit-sakitan (malnutrisi, Pneumonia dll). Tapi tidak menutup kemungkinan, ada perempuan yang tertular dengan model penularan lainnya.

Masa inkubasi yang panjang, bisa mencapai 10-14 tahun, membuat orang yang terinfeksi virus HIV di tubuhnya, merasa dirinya baik-baik saja, baik bagi kelompok yang dianggap "beresiko tinggi", apalagi bagi kelompok yang dianggap "beresiko tertular HIV".

Saya toh masih sehat, salah satu mantan pengguna narkoba suntik bercerita kepada saya.

Ditambah lagi, ada proses penolakan dari diri sendiri juga "tidak mungkin terkena HIV," misal menimbulkan keterlambatan dalam mencari layanan kesehatan HIV terdekat.

Sehingga perempuan yang menikah dengan kelompok suami yang pernah melakukan perilaku beresiko pun, tanpa sepengetahuan dirinya telah tertular HIV.

Parahnya lagi, sang istri yang rata-rata pada kategori "usia subur" dan tanpa sadar penularan HIV kepada istri juga beresiko menularkan HIV pada anak-anaknya kelak.

Ya, di antara 10 orang ibu hamil positif, 2-5 orang ibu positif beresiko menularkan HIV pada anak-anaknya di dalam kandungan, melalui jalan lahir, atau pun menyusui.

PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE ANAK (PPIA)

Human Immunodeficiency Virus (HIV).
Human Immunodeficiency Virus (HIV). (wikipedia)
Halaman
1234
Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved