Hari HIV International
Harapan Ibu Positif HIV Di Palembang 'Aku Ingin Anakku Bebas dari HIV'
Image yang muncul di setiap benak sebagian besar masyarakat Indonesia jika disebutkan kata HIV
Ibu positif HIV sama seperti ibu negatif HIV lainnya, mereka ingin menikah kembali, ingin punya anak bebas HIV, juga dan hidup sehat demi anak-anak dan keluarganya.
Hal ini pun bisa terwujud. Kementrian Kesehatan pun sudah sepenuhnya sadar akan pentingnya Pelayanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke anak.
Ya Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke anak telah dibuat peraturannya sejak tahun 2013 PERMENKES 51 tahun 2013, lalu diperkuat menjadi pelayanan minimal wajib tes HIV bagi setiap orang beresiko terinfeksi HIV termasuk ibu hamil PERMENKES no 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal.
Buku panduan pencegahan HIV, Hepatitis dan Sifilis telah dirancang oleh pemerintah pusat, dan diharapkan semua generasi penerus bebas HIV, Hepatisi dan Sifilis pada tahun 2020.
Namun untuk mengejawantahkan peraturan ini tidak semudah memutarbalikkan tangan, semua tergantung Sumber Dana, Sumber Daya Manusia, dan Komitmen dari seluruh pihak, ya ini bukan hanya urusan satu institusi saja.
Saat ini dinas kesehatan Kota Palembang dan Sumsel sedang giat-giatnya untuk melaksanakan Screening penyakit menular, termasuk HIV, Hepatitis dan Sifilis pada ibu hamil.
Ya, Palembang akan menjadi percontohan penemuan deteksi dini HIV pada kelompok ibu hamil untuk mencegah penularan selanjutnya pada anak-anaknya dilanjutkan dengan kabupaten/kota lainnya di Sumsel.
Sehingga, ibu rumah tangga sekalipun akan cepat tahu jika dia terinfeksi virus HIV dan anak-anaknya bisa bebas HIV jika mengikuti program pecegahan HIV dari ibu ke anak di Puskesmas terdekat.
Walau kita sudah tertinggal, 10 tahun dari Selandia Baru, dimana tempat saya menempuh ilmu dan beberapa tahun dari negara tetangga kita.
Di Selandia Baru sudah tidak ditemukan lagi penularan HIV dari ibu positif ke anak karena tes HIV menjadi kewajiban sejak hamil pada bulan pertama dan sebelum melahirkan.
Namun, Indonesia pun bisa melakukan eliminasi HIV, dengan komitmen bersama.
Komitmen bersama, baik dari pihak layanan kesehatan, pengambil kebijakan di layanan kesehatan (baik layanan swasta maupun pemerintah) dan seluruh tenaga kesehatan (bidan, dokter kandungan, dokter penyakit dalam dll), organisasi profesi kesehatan serta masyarakat.
Senyuman, rangkulan dan motivasi dari orang sekitar ibu positif, suami, keluarga dan tenaga kesehatan dibutuhkan untuk keberhasilan program ini yang secara statistik baru 10 % yang mengakses layanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (PPIA) hingga tuntas.
Kesadaran diri kita, sebagai perempuan juga harus ditingkatkan dengan mengajak pasangan untuk tes HIV, sebelum nikah, sebelum merencakanan kehamilan dan ketika kehamilan patut dipertimbangkan.
STIGMA HIV MEMATIKAN YANG AKUT
Berkaca dari pengalaman Ibu Positif Kota Palembang, menerima status sebagai Ibu positif HIV adalah pengalaman terburuk dalam hidup mereka.