Berita Banyuasin
Musik Jidor yang Terancam Punah di Kabupaten Banyuasin, Tak Ada Lagi Generasi Penerus
Musik Jidor, musik tradisional asal Desa Rantau Bayur Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan terancam punah karena tidak ada generasi penerus.
Penulis: Ardiansyah | Editor: tarso romli
Ringkasan Berita:
- Musik Jidor, musik tradisional khas Desa Rantau Bayur Kabupaten Musi Banyuasin terancam punah
- Musik yang terdiri dari alat musik terompet, Saksofon, Bass drum dan Snare drum ini kurang diminati generasi muda setempat
- Musik Jidor ini pernah eksis di masanya sebagai penyambut tamu penting seperti kedatangan Bupati atau pejabat penting lainnya
SRIPOKU. COM, BANYUASIN - Musik Jidor (Tanjidor) yang menjadi musik tradisional, biasanya mengiringi acara resmi ataupun menyambut pejabat, saat ini sudah sangat langka ditampilkan.
Para pemainnya juga, sudah tidak ada lagi yang berumur muda atau tidak ada generasi penerus.
Jidor yang pemainnya berisikan terompet, Saksofon (Saxophone), bass drum dan snare drum ini, biasanya akan mengiringi rombongan pengantin maupun pejabat yang akan menuju lokasi kegiatan.
Seperti saat penyambutan Bupati Banyuasin Dr H Askolani di acara isbat nikah Desa Rantau Bayur Banyuasin beberapa waktu lalu.
Grup jidor, yang sudah menunggu di tepi sungai langsung memainkan musik khas jidor saat rombongan orang nomor satu tersebut tiba.
Musik yang mendominasi suara terompet, saksofon dan drum ini, terdengar sangat serasi dan enak didengar telinga.
Inilah yang menjadi daya tarik sendiri, ketika musik jidor dimainkan dan enak didengar telinga.
Sayangnya, saat ini grup musik jidor sudah sangat langka dan pemainnya juga sudah tidak muda lagi.
Kasat mata, tidak ada penerus untuk memainkan musik tradisional ini yang eksis di masanya.
Kades Rantau Bayur Heru Julian HK menuturkan, saat ini musik jidor sudah sangat langka dan sulit untuk mencari penerus pemain musik jidor.
Untuk menghadirkan pemain jidor saat penyambutan Bupati Banyuasin juga membutuhkan waktu yang cukup lama.
"Saya sendiri juga, sempat mengalami kendala untuk menghadirkan jidor ini. Karena, pertama pemainnya sudah sangat jarang dan harus menghubungi mereka satu-satu. Memastikan mereka untuk bisa main juga sangat perlu, karena takutnya kurang personil," katanya, Kamis (20/11/2025).
Lanjut Heru, inilah yang menjadi tantangan besar bagaimana upaya dari pemerintah desa untuk terus menghidupkan musik tradisional jidor di tengah masyarakat.
Karena, untuk kalangan muda saat ini sama sekali tidak ada minat untuk melanjutkan kesenian musik jidor.
| Desa Kenten Jaya Banyuasin Menanti Status Definitif, 1 Desa dari 4 Desa yang Akan Dimekarkan |
|
|---|
| 2 Usulan Nama Pelabuhan Tanjung Carat, Banyuasin Tolak Nama Palembang New Port |
|
|---|
| Daftar 4 Desa di Banyuasin yang Akan Dimekarkan, Tiga Desa Sudah Berproses |
|
|---|
| Kebahagian Pengantin Lama di Banyuasin, Akhirnya Dapat Buku Nikah dan Bisa Berfoto dengan Bupati |
|
|---|
| Daerah Boleh Minjam ke Kemenkeu, Bupati Banyuasin Askolani Buka Suara |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/Musik-Jidor-Banyuasin.jpg)