Mata Lokal UMKM

SUTARMI Panen Jamur Tiram 6 Kg Setiap 3 Hari Sekali, Perkilo Jamur Crispy Dijual Seharga Rp65 Ribu

Secara tidak sengaja, ia kemudian mengolahnya menjadi jamur crispy yang kini dipasarkan dengan merek Jamur Crispy Mekar Sari

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Welly Hadinata
Sripoku.com/Eko Hepronis
USAHA JAMUR TIRAM : Sutarmi pemilik usaha jamur tiram di Dusun Sidomulyo, Desa Giriyoso, Kecamatan Jayaloka, Kabupaten Musi Rawas binaan Medco E&P, Sabtu (15/11/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Usaha jamur tiram Sutarmi berkembang dari 500 menjadi 1.400 baglog dan berhasil meningkatkan ekonomi keluarganya.
  • Produk jamur crispy miliknya berkembang pesat setelah mendapat dukungan UMKM dari Medco E&P sejak 2024.
  • Medco E&P sejak 2018 telah melakukan pendampingan luas bagi KWT Giriyoso, sehingga banyak produk desa kini memiliki izin PIRT dan berkembang pesat.

SRIPOKU.COM, MUSIRAWAS — Berawal dari lahan kecil berukuran 3 x 6 meter di belakang rumah, usaha budidaya jamur tiram milik Sutarmi, warga Dusun Sidomulyo, Desa Giriyoso, Kecamatan Jayaloka, Musi Rawas, kini berkembang pesat dan dikenal luas.

Usaha yang dimulai tahun 2008 dengan 500 baglog jamur itu kini mencapai 1.400 baglog dan mampu menghasilkan 4–6 kilogram jamur tiram setiap tiga hari.

Sutarmi mengisahkan awal usahanya yang dimulai dari menjual jamur tiram mentah sambil berkeliling kampung.

Secara tidak sengaja, ia kemudian mengolahnya menjadi jamur crispy yang kini dipasarkan dengan merek Jamur Crispy Mekar Sari.

Harga jamur tiram mentah dijual Rp25 ribu/kg, sementara jamur crispy Rp65 ribu/kg.

Perkembangan usahanya semakin pesat setelah mendapat dukungan dari Medco E&P melalui program UMKM sejak 2024.

Bantuan berupa alat press baglog, pelatihan promosi, hingga pengemasan membuat produk Sutarmi lebih profesional dan mampu dipasarkan secara online.

Berkat usahanya, ia bahkan berhasil membeli lahan tambahan dan menyekolahkan anaknya hingga lulus sarjana di Yogyakarta.

Sutarmi merupakan satu dari lima kelompok wanita tani (KWT) penerima manfaat program Medco E&P di Giriyoso.

Sebelum pendampingan, warga hanya mengandalkan hasil kebun, sehingga ekonomi desa tergolong rendah. Kepala Desa Giriyoso, Ngatimin, mengakui dampak besar program tersebut bagi para ibu-ibu yang kini lebih produktif dan kreatif.

Sejak 2018, Medco E&P telah memberikan berbagai program pemberdayaan seperti pelatihan pengolahan tanah, pembuatan kompos, penanaman herbal, pelatihan produk olahan, bantuan kolam terpal dan bibit lele, hingga pendampingan pengembangan usaha pangan dan minuman. Sejumlah produk UMKM desa kini telah mengantongi izin PIRT.

Support Officer Relation Community Enhancement Medco E&P, Yudhia Karmina, mengatakan pendampingan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan agar manfaat energi yang dihasilkan juga dirasakan masyarakat.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved