Penembakan di Cengal OKI

Warga Cengal Tewas Ditembak Saat Bonceng Istri, Bupati OKI Ajak Selesaikan Masalah dengan Musyawarah

Muchendi Mahzareki, menyampaikan duka cita mendalam atas insiden penembakan yang menewaskan seorang warga Cengal.

Penulis: Nando Davinchi | Editor: Odi Aria
Sripoku.com/Nando Davinchi (Handout)
PENEMBAK DI CENGAL OKI - Peristiwa penembakan yang membuat gempar masyarakat di Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. Pelaku dikabarkan kini sudah diamankan polisi. Bupati OKI, Muchendi Mahzareki mengajak masyarakat selesaikan masalah dengan musyawarah. 

Rasa malu dan sakit hati yang membakar itu akhirnya meledak pada Senin (6/10/2025) pagi, dilampiaskan melalui sebutir timah panas yang merenggut nyawa K di Desa Sungai Jeruju, Kecamatan Cengal, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Sebuah niat sederhana untuk meminjam uang berujung pada tragedi memilukan.

Peristiwa ini bukan hanya tentang utang-piutang, tetapi tentang harga diri yang terkoyak di depan umum.

Kejadian penembakan yang videonya sempat viral dan menggegerkan warga itu tak butuh waktu lama untuk diungkap oleh aparat kepolisian.

Hanya dalam hitungan jam, tim gabungan Polres OKI berhasil meringkus RM di tempat persembunyiannya.

Turut diamankan barang bukti kunci, sepucuk senjata api rakitan yang digunakan untuk menghabisi korban.

Dalam konferensi pers di Mapolres OKI, Kapolres AKBP Eko Rubiyanto, didampingi Kasat Reskrim AKP Teguh Prastyo, membeberkan akar masalah yang memicu tindakan nekat pelaku.

"Motifnya adalah sakit hati dan dendam," ujar AKBP Eko.

"Pelaku merasa diejek oleh korban di depan orang banyak, sehingga amarah itu dilampiaskannya pagi tadi." lanjutnya

Gerak cepat kepolisian setelah melakukan olah TKP dan mengumpulkan keterangan saksi berhasil mencegah pelaku melarikan diri lebih jauh.

Penangkapan yang dilakukan kurang dari 24 jam ini sekaligus menjawab keresahan masyarakat.

Di hadapan penyidik, RM tak mengelak. Ia mengakui semua perbuatannya didasari oleh dendam yang telah ia pendam.

Ia menceritakan kembali momen pahit yang terjadi hampir sepekan sebelum peristiwa berdarah itu.

Kala itu, dengan harapan mendapat bantuan, ia mendatangi K untuk meminjam sejumlah uang.

Namun, bukan pertolongan yang ia terima, melainkan cemoohan dan hinaan.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved