Pelajar di OKI Diduga Keracunan MBG

Update Kasus Keracunan MBG di Pedamaran OKI, Sampel Feses hingga Darah Dibawa ke Laboratorium BBPOM

Disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) OKI, Ir. Asmar Wijaya bila pihaknya telah mengambil sampel feses, darah dan bekas makanan.

Penulis: Nando Davinchi | Editor: pairat
Tribun Sumsel/Nando Davinchi
KONDISI SISWA SAKIT - Sekretaris Daerah (Sekda) OKI, Ir. Asmar Wijaya saat meninjau kondisi siswa yang tengah dirawat ruang medis Puskesmas Pedamaran pada Rabu (3/9) lalu. 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Menindaklanjuti laporan dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa 80 orang siswa SDN 5 Pedamaran dan SMPN 1 Pedamaran di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel.

Disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) OKI, Ir. Asmar Wijaya bila pihaknya telah mengambil sampel feses, darah dan bekas makanan dan dibawa ke laboratorium Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Palembang.

"Sampelnya sudah dibawa dan diperiksa, menurut info dari Dinas Kesehatan OKI, dibutuhkan waktu 1 minggu lebih hasil laboratorium akan keluar. Jadi sekarang kita masih menunggu hasilnya," katanya dihubungi pada Jum'at (5/8/2025) siang.

SISWA KERACUNAN MBG- Sekretaris Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ir. Asmar Wijaya saat mendatangi salah satu rumah siswa keracunan makanan bergizi gratis di Kecamatan Pedamaran OKI, Rabu (3/9/2025) siang.
SISWA KERACUNAN MBG- Sekretaris Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ir. Asmar Wijaya saat mendatangi salah satu rumah siswa keracunan makanan bergizi gratis di Kecamatan Pedamaran OKI, Rabu (3/9/2025) siang. (Tribunsumsel.com/Winando Davinchi)

Baca juga: Update Kasus Keracunan MBG di Pedamaran OKI, 4 Siswa Masih Dirawat di Puskesmas

Dikatakan kembali, hal ini tentunya menjadi perhatian semua melakukan pemantauan dan pemeriksaan terhadap MBG yang didistribusikan. Yaitu agar periksa dahulu makanan sebelum dibagikan kepada siswa-siswi. 

"Makanan agar diperiksa dahulu kalau ada siswa yang mengeluhkan terkait makanan, pihak sekolah langsung melapor kepada petugas dari badan gizi nasional," jelasnya. 

Selain itu, Asmar juga berharap kejadian ini yang pertama dan untuk terakhir kali. 

"Saya sangat berharap tidak ada lagi kejadian serupa, untuk itu pengawasan akan ditingkatkan terutama di 29 posko satuan pemenuhan pelayanan gizi (SPPG) yang tersebar di kabupaten OKI," pungkasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved