Pelajar di OKI Diduga Keracunan MBG

Hasil Lab Pastikan Bakteri E. Coli Jadi Penyebab Keracunan Massal Puluhan Siswa di Pedamaran OKI

Teka-teki di balik insiden keracunan massal yang menimpa 80 pelajar di Pedamaran, Ogan Komering Ilir (OKI)

Penulis: Nando Davinchi | Editor: Yandi Triansyah
Tangkapan Layar Video Beredar di Medsos
PENANGANAN DARURAT - Dari rekaman video yang diperoleh, terlihat petugas kesehatan Puskesmas Pedamaran masih lakukan penanganan darurat terhadap para korban diduga keracunan pada Selasa (2/9/2025) malam 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG – Teka-teki di balik insiden keracunan massal yang menimpa 80 pelajar di Pedamaran, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), akhirnya terungkap.

Hasil uji laboratorium resmi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palembang memastikan makanan yang mereka konsumsi terkontaminasi bakteri Escherichia coli (E. coli).

E. coli, singkatan dari Escherichia coli, adalah sejenis bakteri yang umumnya hidup di dalam usus manusia dan hewan berdarah panas.

Sebagian besar jenis E. coli tidak berbahaya dan bahkan merupakan bagian penting dari saluran pencernaan yang sehat, membantu memecah makanan dan menghasilkan vitamin K.

Namun, beberapa jenis E. coli bisa menjadi patogen, yaitu menyebabkan penyakit. Jenis yang berbahaya ini seringkali menghasilkan racun, seperti Shiga toxin, yang dapat merusak lapisan usus dan memicu gejala keracunan makanan yang parah.

"Berdasarkan hasil uji laboratorium, kualitas makanan dari dapur di Desa Menang Raya belum memenuhi persyaratan kesehatan secara mikrobiologi karena telah terkontaminasi bakteri E. coli," kata Ketua Satgas Makanan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten OKI, H. M. Lubis, Kamis (18/9/2025). 

Menurut Lubis, kontaminasi bakteri berbahaya ini diduga kuat terjadi selama proses masak hingga penyajian.

Sampel makanan yang diuji, yang diambil awal September lalu, meliputi nasi putih, soto ayam, tahu crispy, susu, dan buah jeruk.

Salah satu faktor pemicu lainnya adalah jeda waktu yang terlalu lama antara proses memasak dan waktu konsumsi.

Jeda ini sangat berisiko menyebabkan cemaran biologis pada makanan, terutama jika tidak diolah atau disimpan dengan benar.

"Rentang waktu yang lama sebelum dikonsumsi sangat berisiko menyebabkan keracunan, terutama jika tidak diolah dengan benar seperti pada daging, ayam, dan tahu," tegasnya.

Menanggapi hasil ini, Lubis berencana segera turun ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Makanan Bergizi (SPPG) di Desa Menang Raya.

 Insiden keracunan ini terjadi di awal September, saat puluhan siswa SDN 5 Pedamaran dan SMPN 1 Pedamaran mengeluhkan sakit perut, mual, dan muntah setelah menyantap hidangan MBG.

Peristiwa ini membuat jajaran Pemerintah Kabupaten OKI, termasuk Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten OKI, Ir. Asmar Wijaya, langsung meninjau kondisi para korban.

Saat itu, Asmar melaporkan 80 siswa menjadi korban dan sebagian di antaranya dirawat di Puskesmas Pedamaran.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved