Pelajar di OKI Diduga Keracunan MBG

Kondisi Terkini 80 Siswa SD dan SMP di OKI Diduga Keracunan Usai Santap MBG, Ada yang Masih Dirawat

Sebanyak 80 siswa dari beberapa sekolah, termasuk SDN 5 Pedamaran dan SMPN 1 Pedamaran, menjadi korban keracunan makanan bergizi.

Penulis: Nando Davinchi | Editor: Odi Aria
Tribunsumsel.com/Winando Davinchi
SISWA KERACUNAN MBG- Sekretaris Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ir. Asmar Wijaya saat mendatangi salah satu rumah siswa keracunan makanan bergizi gratis di Kecamatan Pedamaran OKI, Rabu (3/9/2025) siang. 

Di Kecamatan Pedamaran, Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel), puluhan siswa diduga keracunan setelah menyantap hidangan ayam suwir yang menjadi menu makan siang mereka pada Selasa, 2 September 2025.

Peristiwa ini bermula saat waktu istirahat siang. Ratusan siswa sekolah dasar (SD) mulai menunjukkan gejala mual, muntah, dan sakit perut setelah menyantap menu MBG. Situasi ini sontak membuat panik pihak sekolah dan orang tua.

Menurut kesaksian Meshin Putri Utami, salah satu guru di SDN 5 Pedamaran, total ada 763 siswa yang diduga terdampak.

Meskipun demikian, 17 siswa mengalami gejala paling parah dan harus dirujuk ke Puskesmas. Sebagian siswa lainnya menjalani perawatan di rumah atau klinik terdekat.

"Siswa yang masuk Puskesmas ada lima, sisanya berobat ke dokter atau dirawat di rumah," jelas Meshin, Rabu, 3 September 2025.

Dugaan kuat penyebab keracunan mengarah pada menu ayam suwir. Beberapa siswa kelas 6 mengaku mencium bau tidak sedap dari ayam tersebut sebelum memakannya.

Beruntung, siswa yang tidak mengonsumsi ayam tersebut tidak mengalami gejala apa pun, sementara menu lain seperti sup dan tahu dinilai aman.

"Mereka sudah mengeluh, katanya ayamnya sudah mengeluarkan bau tidak sedap," ujar Meshin, menambahkan bahwa keluhan itu datang dari siswa kelas 6.

Pihak sekolah bertindak cepat dengan menghentikan sementara pengiriman makanan untuk hari berikutnya demi mencegah jatuhnya korban lebih banyak.

"Hari ini tidak ada makanan lagi, di-stop dulu hari ini," tambah Meshin.

Ini bukan kali pertama program MBG di sekolah tersebut menuai keluhan. Sebelumnya, pernah ada laporan mengenai telur yang tidak matang, meskipun setelah dikomplain, kualitasnya sempat membaik.

Kejadian berulang ini menjadi catatan penting bagi pihak terkait.

Meshin dan pihak sekolah berharap insiden serupa tidak terulang kembali dan kualitas makanan yang disalurkan bisa lebih baik di masa depan. 

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved