Modul Ajar

Contoh Modul Ajar Deep Learning IPS Kelas 9 SMP Semester 2, Tema 3 Kerja Sama Dunia

Pengetahuan Awal: Peserta didik diharapkan telah memiliki pemahaman dasar tentang keberagaman budaya, ekonomi, dan sosial di Indonesia.

Ilustrasi
MODUL 3 PPG - Ilustrasi. Contoh Modul Ajar Deep Learning IPS Kelas 9 SMP Semester 2, Tema 3 Kerja Sama Dunia 

SRIPOKU.COM - Berikut ini tersaji referensi Modul Ajar Deep Learning IPS Kelas 9 SMP Semester 2 Tema 4 Kerja Sama Dunia.

Baca juga: Contoh Modul Ajar Deep Learning IPS Kelas 9 SMP Semester 2, Tema 3 Tantangan Pembangunan Indonesia

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
TEMA 04 : KERJA SAMA DUNIA

A.    IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah    :    .....................................................................................
Nama Penyusun    :    .....................................................................................
Mata Pelajaran    :    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Fase / Kelas /Semester    :     D / IX / Genap
Alokasi Waktu     :    8 Jam Pelajaran (4 Pertemuan @ 90 menit)
Tahun Pelajaran    :    2025 / 2026

B.    IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Pengetahuan Awal: Peserta didik diharapkan telah memiliki pemahaman dasar tentang keberagaman budaya, ekonomi, dan sosial di Indonesia. Mereka juga kemungkinan telah terpapar informasi global melalui media massa atau internet mengenai isu-isu internasional (misalnya, berita tentang perang, bencana, atau festival internasional).
Keterampilan Dasar: Peserta didik memiliki kemampuan dasar membaca teks naratif dan informatif, mencari informasi dari berbagai sumber, menyajikan gagasan secara lisan dan tulisan, serta bekerja sama dalam kelompok.
Kesulitan yang Mungkin Muncul: Konsep kerja sama antarnegara dan organisasi internasional mungkin terasa abstrak dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Beberapa peserta didik mungkin kesulitan dalam memahami dinamika hubungan internasional, perbedaan kepentingan antarnegara, atau terminologi khusus dalam diplomasi dan ekonomi global.
Pemahaman yang Sudah Dimiliki: Peserta didik umumnya sudah memahami konsep kerja sama dalam skala kecil (misalnya, di keluarga, sekolah, atau lingkungan masyarakat). Mereka juga mungkin sudah mengenal beberapa produk atau budaya dari negara lain, yang dapat menjadi jembatan menuju pemahaman global.

C.    KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Jenis Pengetahuan: Faktual (nama-nama organisasi internasional, jenis-jenis kerja sama), Konseptual (konsep globalisasi, interdependensi, diplomasi, multilateralisme), Prosedural (langkah-langkah menganalisis studi kasus kerja sama, merancang ide proyek), dan Metakognitif (merefleksikan peran diri dalam kerja sama global, mengevaluasi efektivitas kerja sama).
Relevansi dengan Kehidupan Nyata Peserta Didik: Materi ini sangat relevan karena peserta didik hidup di era globalisasi di mana semua negara saling terhubung. Mereka akan memahami bagaimana keputusan di satu negara dapat memengaruhi negara lain, bagaimana produk yang mereka gunakan berasal dari berbagai negara, dan bagaimana isu-isu global (lingkungan, ekonomi, sosial) membutuhkan kerja sama internasional untuk diselesaikan.
Tingkat Kesulitan: Moderat hingga tinggi. Konsep hubungan internasional dan ekonomi global bisa kompleks. Memerlukan kemampuan berpikir analitis dan sintesis untuk memahami berbagai perspektif.
Struktur Materi: Bab ini kemungkinan terbagi menjadi pengertian dan bentuk-bentuk kerja sama internasional, peran organisasi internasional, dampak kerja sama global terhadap Indonesia dan dunia, serta tantangan dan peluang dalam kerja sama global.
Integrasi Nilai dan Karakter: Materi ini sangat kuat dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila (terutama persatuan, kemanusiaan, keadilan sosial), toleransi, saling menghormati, kepedulian global, tanggung jawab sosial, berpikir kritis, inovasi, kolaborasi, dan jiwa kewirausahaan (dalam konteks ekonomi global).

D.    DIMENSI LULUSAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan Tema 04: Kerja Sama Dunia, dimensi profil lulusan yang paling relevan adalah:
Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan: Mengembangkan sikap peduli terhadap sesama manusia di seluruh dunia dan lingkungan global sebagai bentuk pengamalan ajaran agama.
Kewargaan: Membangun kesadaran sebagai warga negara Indonesia yang memiliki peran aktif dalam kerja sama dunia untuk mencapai perdamaian dan kemajuan bersama.
Penalaran Kritis: Menganalisis isu-isu global, bentuk-bentuk kerja sama, serta dampaknya secara objektif dan mengidentifikasi solusi yang berkelanjutan.
Kreativitas: Mengembangkan ide-ide baru untuk mempromosikan kerja sama, memecahkan masalah global, atau mengkomunikasikan pentingnya kolaborasi antarnegara.
Kolaborasi: Berpartisipasi aktif dalam kerja sama tim untuk menganalisis isu, merancang proyek, dan mencari solusi bersama dalam konteks global.
Kemandirian: Memiliki inisiatif dalam mencari informasi tentang isu-isu global dan kerja sama internasional, serta bertanggung jawab terhadap perannya dalam kelompok.
Komunikasi: Menyampaikan gagasan, informasi, dan perspektif tentang kerja sama dunia secara efektif, baik lisan maupun tulisan.


DESAIN PEMBELAJARAN


A.    CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024
Pada akhir fase D, peserta didik mampu menganalisis berbagai bentuk kerja sama antarnegara, peran organisasi internasional, serta mengidentifikasi potensi dan tantangan kerja sama dunia dalam konteks globalisasi, sehingga mampu mengembangkan kesadaran sebagai warga negara global yang partisipatif dalam mencapai perdamaian, kesejahteraan, dan keberlanjutan.

B.     LINTAS DISIPLIN ILMU
Geografi: Mempelajari tentang wilayah negara-negara, sumber daya alam, isu-isu lingkungan lintas batas, dan dampak geografis terhadap hubungan internasional.
Sejarah: Memahami sejarah terbentuknya kerja sama internasional (misalnya, pasca Perang Dunia), peran Indonesia dalam sejarah diplomasi global, dan perubahan geopolitik.
Ekonomi: Konsep perdagangan internasional, investasi, ekonomi makro global, dan dampak kerja sama ekonomi terhadap pembangunan.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN): Konsep kewarganegaraan global, hak asasi manusia, perdamaian, toleransi, dan partisipasi dalam isu-isu global.
Bahasa Indonesia: Keterampilan membaca teks informatif, menulis laporan, dan mempresentasikan hasil analisis.
Bahasa Inggris: Membaca berita atau dokumen internasional berbahasa Inggris (jika relevan), atau berkomunikasi dengan sumber internasional (simulasi).
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK): Pemanfaatan internet untuk riset, penggunaan aplikasi presentasi, dan media sosial untuk kampanye/informasi.

C.     TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1: Memahami Konsep dan Bentuk Kerja Sama Dunia (2 JP)
Peserta didik menjelaskan pengertian kerja sama dunia dan faktor-faktor pendorongnya dengan tepat setelah berdiskusi kelompok.
Peserta didik mengidentifikasi minimal tiga bentuk kerja sama dunia (bilateral, multilateral, regional) dengan memberikan contoh konkret melalui studi kasus.
Peserta didik menganalisis pentingnya kerja sama dunia bagi perdamaian dan pembangunan global melalui curah pendapat dan membaca sumber digital.
Pertemuan 2: Peran Organisasi Internasional dan Indonesia dalam Kerja Sama Dunia (2 JP)
Peserta didik mengidentifikasi minimal tiga organisasi internasional (misalnya PBB, ASEAN, WTO) beserta peran utamanya dalam kerja sama dunia melalui eksplorasi berbagai sumber (buku, internet).
Peserta didik menjelaskan kontribusi konkret Indonesia dalam berbagai forum kerja sama internasional melalui studi pustaka dan diskusi.
Peserta didik mengevaluasi tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menjalankan peran di kancah internasional melalui analisis kasus sederhana.
Pertemuan 3: Dampak dan Tantangan Kerja Sama Dunia (Alokasi Waktu: 2 JP)
Peserta didik menganalisis dampak positif (ekonomi, sosial, budaya, lingkungan) dari kerja sama dunia terhadap kehidupan masyarakat Indonesia dan dunia.
Peserta didik mengidentifikasi tantangan dan masalah yang mungkin muncul dalam kerja sama dunia (misalnya, isu proteksionisme, konflik kepentingan, kesenjangan ekonomi).
Peserta didik menghubungkan isu-isu global terkini dengan konsep kerja sama dunia melalui berita atau artikel.
Pertemuan 4: Merancang Aksi Nyata dalam Kerja Sama Dunia (2 JP)
Peserta didik merancang minimal satu ide proyek sederhana (misalnya, kampanye kesadaran, penelitian isu lokal dengan dampak global, atau simulasi diplomasi mini) yang mendorong kerja sama di lingkungan sekitar atau memberikan kontribusi pada isu global.
Peserta didik mempresentasikan hasil rancangan proyek mereka dengan percaya diri dan mampu memberikan argumentasi yang logis.
Peserta didik merefleksikan potensi diri untuk berkontribusi dalam kerja sama dunia, meskipun dalam skala kecil.

D.    TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Dampak pandemi global (seperti COVID-19) terhadap pentingnya kerja sama internasional dalam kesehatan dan ekonomi.
Perdagangan produk lokal ke pasar global dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia.
Kerja sama antarnegara dalam penanganan bencana alam (misalnya, bantuan gempa bumi di Turki, tsunami di Jepang).
Peran media sosial dalam menyebarkan informasi tentang isu-isu global dan menggalang dukungan untuk kerja sama.
Proyek-proyek bersama antara Indonesia dan negara lain (misalnya, pertukaran pelajar, proyek konservasi lingkungan).
Diskusi tentang keberlanjutan lingkungan dan kerja sama global dalam menghadapi perubahan iklim.

E.    KERANGKA PEMBELAJARAN
PRAKTIK PEDAGOGIK:
Pembelajaran Berbasis Proyek: Peserta didik akan merancang sebuah proyek mini (misalnya, membuat poster digital kampanye "Think Globally, Act Locally", video blog tentang satu isu global dan solusi kerja samanya, atau simulasi konferensi kecil) yang mendorong kerja sama dan kesadaran global.
Diskusi Kelompok: Diskusi mendalam untuk menganalisis studi kasus tentang kerja sama internasional, mengidentifikasi faktor pendorong dan penghambat, serta merumuskan gagasan.
Eksplorasi Lapangan (Virtual/Simulasi): Mengunjungi situs web resmi organisasi internasional (misalnya, PBB, ASEAN, UNICEF) untuk mencari informasi, menonton video dokumenter tentang kerja sama antarnegara, atau mengikuti webinar (jika ada) tentang isu global.
Wawancara (Opsional): Jika memungkinkan, wawancara dengan perwakilan dinas terkait (misalnya, dinas perdagangan yang menangani ekspor impor), dosen hubungan internasional, atau pelaku usaha yang terlibat dalam perdagangan global.
Presentasi: Peserta didik mempresentasikan hasil riset, analisis, atau rancangan proyek mereka di depan kelas, melatih kemampuan komunikasi dan argumentasi.
MITRA PEMBELAJARAN:
Lingkungan Sekolah: Guru mata pelajaran lain (Sejarah, Geografi, PPKN, Ekonomi, Bahasa Inggris), perpustakaan sekolah, klub debat atau KIR sekolah.
Lingkungan Luar Sekolah: Lembaga pemerintah daerah terkait hubungan luar negeri atau perdagangan, universitas (program studi Hubungan Internasional/Ekonomi), organisasi non-pemerintah (LSM) yang bergerak di isu global.
Masyarakat: Keluarga peserta didik sebagai sumber diskusi tentang dampak globalisasi dalam kehidupan sehari-hari, atau pengusaha lokal yang terlibat dalam ekspor/impor.
LINGKUNGAN BELAJAR:
Ruang Fisik: Kelas yang fleksibel untuk diskusi kelompok, presentasi, dan penempelan poster/infografis. Perpustakaan sekolah untuk riset.
Ruang Virtual: Platform pembelajaran daring (Google Classroom), situs berita daring terpercaya (nasional dan internasional), situs web resmi organisasi internasional, platform berbagi video (YouTube) untuk dokumenter/berita, media sosial untuk kampanye digital.
PEMANFAATAN DIGITAL:
Perpustakaan Digital: Mengakses e-book, artikel ilmiah, atau data statistik tentang kerja sama dunia, ekonomi global, dan isu-isu internasional.
Forum Diskusi Daring: Menggunakan fitur forum di Google Classroom untuk melanjutkan diskusi di luar jam pelajaran, berbagi temuan riset, atau mengajukan pertanyaan.
Penilaian Daring: Menggunakan Google Forms untuk kuesioner awal, kuis formatif, atau tes diagnostik.
Kahoot/Mentimeter: Untuk kuis interaktif, survei opini cepat, atau ice breaking yang relevan dengan isu global.
Google Classroom: Sebagai pusat manajemen pembelajaran (mengunggah materi, tugas, pengumuman, pengumpulan proyek).

F.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
A. Kegiatan Pendahuluan (15 menit) - Prinsip Berkesadaran, Bermakna, Menggembirakan
Berkesadaran (Mindful Check-in): Guru memulai dengan menyapa peserta didik dan mengajak mereka untuk mengamati satu atau dua benda yang mereka bawa (misalnya, handphone, sepatu, label baju). "Dari mana asal produk ini? Apakah ada yang dari luar negeri?". Guru menciptakan suasana kelas yang rileks namun fokus.
Menggugah Rasa Ingin Tahu (Joyful Hook): Guru menampilkan peta dunia interaktif atau video singkat tentang sebuah acara global (misalnya, Olimpiade, konferensi iklim, atau misi perdamaian PBB). "Apa yang sedang terjadi di video ini? Mengapa banyak negara terlibat di dalamnya?"
Apersepsi (Meaningful Connection): Guru mengaitkan fenomena global tersebut dengan pengalaman pribadi atau pengetahuan umum peserta didik tentang pentingnya kerjasama. "Mengapa kita perlu bekerja sama dengan teman? Apakah negara-negara juga perlu bekerja sama? Mengapa?"
Motivasi & Tujuan (Mindful Purpose): Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan menjelaskan relevansinya dengan kehidupan peserta didik sebagai warga negara Indonesia dan warga dunia. "Hari ini kita akan menjelajahi mengapa negara-negara di dunia perlu bekerja sama dan apa dampaknya bagi kita."
Asesmen Diagnostik Awal: Melalui pertanyaan lisan cepat atau kuesioner singkat (Google Form/Mentimeter) untuk mengidentifikasi pengetahuan awal peserta didik tentang konsep "negara", "internasional", dan "kerja sama", serta isu-isu global yang mereka ketahui.

B. Kegiatan Inti (60 menit) - Prinsip Memahami, Mengaplikasi, Merefleksi (Bermakna, Menggembirakan)
Setiap Pertemuan akan menerapkan pola ini:
Memahami (Understanding - Meaningful):
Diferensiasi Konten: Guru menyediakan berbagai sumber belajar: teks dari buku siswa, artikel berita daring, infografis, video edukasi, atau podcast singkat tentang kerja sama dunia. Peserta didik dapat memilih sumber yang paling sesuai dengan gaya belajar mereka.
Pembelajaran Aktif: Peserta didik secara individu atau berpasangan membaca/menyimak sumber, kemudian melakukan highlighting poin-poin penting atau membuat catatan visual.
Diskusi Konseptual: Guru memfasilitasi diskusi kelas atau kelompok kecil untuk mengklarifikasi pemahaman konsep-konsep kunci seperti "globalisasi", "interdependensi", atau "diplomasi".
Mengaplikasi (Applying - Joyful):
Diferensiasi Proses:
Studi Kasus: Guru menyediakan studi kasus nyata tentang kerja sama dunia (misalnya, ASEAN dalam penanganan bencana, PBB dalam menjaga perdamaian, WTO dalam perdagangan) dengan tingkat kompleksitas yang berbeda. Peserta didik menganalisis peran, dampak, dan tantangannya.
Debat Simpel/Role Play: Peserta didik dapat memerankan perwakilan negara dalam sebuah simulasi negosiasi atau debat tentang isu global, melatih kemampuan berargumentasi dan memahami perspektif lain.
Pembuatan Produk Kreatif: Peserta didik membuat infografis, poster digital, mind map, atau presentasi singkat yang mengaplikasikan pemahaman mereka tentang kerja sama dunia.
Analisis Data/Berita: Peserta didik menganalisis berita terkini atau data statistik (misalnya, data ekspor-impor) yang berkaitan dengan kerja sama ekonomi atau sosial.
Merefleksi (Reflecting - Mindful & Meaningful):
Jurnal Reflektif Singkat: Peserta didik menuliskan satu atau dua kalimat tentang "Apa yang saya pelajari hari ini yang paling mengejutkan saya?" atau "Bagaimana pelajaran ini membuat saya berpikir berbeda tentang dunia?"
Diskusi Reflektif: Guru memfasilitasi diskusi singkat tentang bagaimana pembelajaran hari ini menghubungkan mereka dengan dunia yang lebih luas, dan bagaimana mereka bisa berkontribusi di masa depan.
Umpan Balik Cepat: Menggunakan polling singkat (Mentimeter) untuk mengumpulkan pendapat atau pertanyaan yang belum terjawab.

C. Kegiatan Penutup (15 menit) - Prinsip Memberikan Umpan Balik, Menyimpulkan, Terlibat Perencanaan
Umpan Balik Konstruktif (Mindful & Meaningful Feedback): Guru memberikan umpan balik umum atas proses pembelajaran dan hasil kerja peserta didik sepanjang pertemuan, mengapresiasi partisipasi dan kemajuan. Guru juga mendorong peserta didik untuk memberikan umpan balik kepada guru tentang proses pembelajaran.
Menyimpulkan Pembelajaran (Meaningful Summary): Guru bersama peserta didik menyimpulkan poin-poin penting yang telah dipelajari dari Tema Kerja Sama Dunia. Ini dapat dilakukan dengan membuat daftar "Kata Kunci Hari Ini" atau "Tiga Hal Penting yang Saya Pelajari".
Koneksi dengan Kehidupan Nyata (Meaningful Connection): Guru mengaitkan kembali pembelajaran dengan peran peserta didik sebagai agen perubahan di masa depan. "Bagaimana kalian bisa menjadi warga negara global yang baik di era kerja sama dunia ini?"
Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya (Mindful Forward-looking): Guru menginformasikan materi atau proyek selanjutnya dan menanyakan harapan peserta didik untuk pembelajaran ke depan, mendorong partisipasi aktif dalam perencanaan.
Doa/Salam Penutup (Mindful Closure): Guru menutup pembelajaran dengan doa atau salam, menciptakan suasana tenang dan positif.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved