Modul Ajar

Contoh Modul Ajar Deep Learning IPS Kelas 9 SMP Semester 2, Tema 3 Tantangan Pembangunan Indonesia

Peserta didik kelas IX umumnya sudah memiliki pemahaman dasar tentang kondisi geografis, sosial, dan ekonomi Indonesia.

Ilustrasi
MODUL AJAR IPAS - Ilustrasi. Contoh Modul Ajar Deep Learning IPS Kelas 9 SMP Semester 2 

SRIPOKU.COM - Berikut ini tersaji referensi Modul Ajar Deep Learning IPS Kelas 9 SMP Semester 2, Tema 3 Tantangan Pembangunan Indonesia.

Baca juga: Modul Ajar Deep Learning Ekonomi Kelas 10 SMA Bab 5 Lembaga Jasa Keuangan di Indonesia

MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
TEMA 03 : TANTANGAN PEMBANGUNAN INDONESIA

A.    IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah    :    .....................................................................................
Nama Penyusun    :    .....................................................................................
Mata Pelajaran    :    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Fase / Kelas /Semester    :     D / IX / Genap
Alokasi Waktu     :    6 Pertemuan (12 JP @ 45 menit)
Tahun Pelajaran    :    2025 / 2026

B.    IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Peserta didik kelas IX umumnya sudah memiliki pemahaman dasar tentang kondisi geografis, sosial, dan ekonomi Indonesia. Mereka juga memiliki kesadaran awal tentang isu-isu di sekitar mereka, seperti kemacetan, sampah, atau lapangan kerja. Keterampilan dasar seperti membaca teks sosial, mengidentifikasi masalah, dan berdiskusi sudah dimiliki. Kesulitan yang mungkin muncul adalah pemahaman konsep-konsep kompleks seperti "pembangunan berkelanjutan", "bonus demografi", atau "disparitas wilayah", serta menganalisis akar masalah dan merumuskan solusi yang komprehensif. Sebagian peserta didik mungkin juga belum menyadari keterkaitan antara pembangunan dengan peran mereka sebagai warga negara.

C.    KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Materi "Tantangan Pembangunan Indonesia" berfokus pada pemahaman peserta didik tentang berbagai aspek pembangunan di Indonesia, tantangan yang dihadapi, serta potensi dan upaya penyelesaiannya. Jenis pengetahuan yang akan dicapai meliputi pengetahuan faktual (data pembangunan, contoh kasus), konseptual (konsep pembangunan, tantangan, solusi), prosedural (menganalisis masalah, merumuskan gagasan), dan metakognitif (kesadaran akan peran individu dan kolektif dalam pembangunan). Relevansi dengan kehidupan nyata peserta didik sangat tinggi karena pembangunan memengaruhi langsung kesejahteraan, lingkungan, dan masa depan mereka. Tingkat kesulitan materi bervariasi, dari identifikasi masalah hingga analisis multisektoral. Struktur materi akan disajikan secara tematik berdasarkan tantangan pembangunan yang dominan. Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada sikap peduli lingkungan, tanggung jawab sosial, gotong royong, kreatif, inovatif, toleransi, dan berpikir kritis.

D.    DIMENSI LULUSAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran pada Tema 03 ini, dimensi lulusan pembelajaran yang relevan adalah:
Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan: Peserta didik menyadari bahwa pembangunan yang berkelanjutan harus sejalan dengan nilai-nilai agama dan etika moral, serta menjaga kelestarian alam sebagai amanah Tuhan.
Kewargaan: Peserta didik memahami hak dan tanggung jawabnya sebagai warga negara dalam mendukung pembangunan, serta memiliki rasa kepemilikan terhadap kemajuan bangsa.
Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis data dan informasi terkait masalah pembangunan, mengidentifikasi akar masalah, dan mengevaluasi berbagai alternatif solusi secara logis.
Kreativitas: Peserta didik mampu menghasilkan gagasan-gagasan inovatif untuk mengatasi tantangan pembangunan dan menyajikan ide-ide tersebut dengan cara yang menarik.
Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok untuk mengidentifikasi masalah, merumuskan solusi, dan melaksanakan proyek terkait pembangunan.
Kemandirian: Peserta didik memiliki inisiatif untuk mencari informasi, belajar mandiri tentang isu-isu pembangunan, dan mengambil peran aktif dalam upaya perubahan.
Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, hasil analisis, dan rekomendasi solusi secara jelas, efektif, dan persuasif, baik secara lisan maupun tulisan.

DESAIN PEMBELAJARAN

A.    CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024
Pada akhir fase F (Kelas IX), peserta didik mampu menganalisis berbagai tantangan pembangunan yang dihadapi Indonesia (ekonomi, sosial, lingkungan), mengidentifikasi potensi dan peluang untuk mengatasinya, serta merumuskan alternatif solusi yang inovatif dan berkelanjutan. Mereka juga mampu mengkomunikasikan hasil analisis dan gagasan solusi secara efektif dan bertanggung jawab.

B.     LINTAS DISIPLIN ILMU
Geografi: Kondisi fisik wilayah, persebaran penduduk, sumber daya alam, dan dampaknya terhadap pembangunan regional.
Ekonomi: Konsep pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, ketenagakerjaan, pemerataan pendapatan, dan kebijakan ekonomi.
Sosiologi/Antropologi: Struktur sosial, perubahan sosial, masalah sosial, kearifan lokal, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn): Hak dan kewajiban warga negara, peran pemerintah, nilai-nilai Pancasila dalam pembangunan.
Bahasa Indonesia: Kemampuan membaca, menganalisis, dan menyajikan informasi dari berbagai sumber (berita, laporan, infografis) terkait isu pembangunan.
Matematika: Pengolahan data statistik terkait pembangunan (misalnya, angka kemiskinan, pertumbuhan penduduk).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA): Isu lingkungan (polusi, perubahan iklim, konservasi sumber daya), pemanfaatan energi terbarukan.

C.     TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (2 JP): Mengidentifikasi Tantangan Pembangunan di Berbagai Sektor
Peserta didik mengidentifikasi berbagai tantangan pembangunan di Indonesia (misalnya, pemerataan ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan) berdasarkan data dan fenomena aktual yang disajikan.
Peserta didik menganalisis akar masalah dari satu atau dua tantangan pembangunan yang paling relevan dengan lingkungan mereka (lokal/nasional) melalui studi kasus.
Pertemuan 2 (2 JP): Memahami Potensi dan Peluang Pembangunan Indonesia
Peserta didik mengidentifikasi potensi sumber daya alam, sumber daya manusia (bonus demografi), dan potensi geostrategis Indonesia sebagai modal pembangunan.
Peserta didik menganalisis peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan Indonesia untuk mengatasi tantangan pembangunan dan mencapai kemajuan (misalnya, ekonomi kreatif, pariwisata, energi terbarukan).
Pertemuan 3 (2 JP): Menganalisis Upaya dan Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan
Peserta didik menganalisis berbagai upaya dan kebijakan pemerintah serta masyarakat dalam mengatasi tantangan pembangunan (misalnya, program sosial, kebijakan lingkungan, pengembangan UMKM).
Peserta didik mengevaluasi efektivitas dan keberlanjutan dari beberapa upaya pembangunan yang telah dilakukan.
Pertemuan 4 (2 JP): Merumuskan Gagasan Solusi Inovatif untuk Tantangan Pembangunan
Peserta didik merumuskan gagasan solusi inovatif dan kreatif untuk mengatasi salah satu tantangan pembangunan yang telah diidentifikasi, dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan dan dampaknya.
Peserta didik mengembangkan kerangka rencana aksi sederhana untuk gagasan solusi yang mereka rumuskan.
Pertemuan 5 & 6 (4 JP): Proyek "Inovasi untuk Indonesia Maju"
Peserta didik merencanakan dan membuat proyek "Inovasi untuk Indonesia Maju" (misalnya, kampanye sosial, model inovasi, video edukasi, proposal program) yang menunjukkan gagasan solusi konkret terhadap tantangan pembangunan.
Peserta didik mempresentasikan proyek mereka di depan kelas dengan argumen yang kuat, data pendukung, dan visualisasi yang menarik.

D.    TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Topik pembelajaran akan berpusat pada isu-isu pembangunan yang sedang hangat dan relevan dengan kehidupan peserta didik, seperti:
Pentingnya pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
Tantangan pengangguran dan upaya peningkatan kualitas SDM.
Permasalahan sampah dan polusi di lingkungan perkotaan/pedesaan.
Pemanfaatan potensi pariwisata lokal untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
Peran generasi muda dalam pembangunan digital dan ekonomi kreatif.
Pentingnya menjaga kearifan lokal dalam pembangunan.

E.    KERANGKA PEMBELAJARAN
PRAKTIK PEDAGOGIK:
Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL): Peserta didik akan mengerjakan proyek "Inovasi untuk Indonesia Maju" yang mengharuskan mereka mengidentifikasi masalah, merumuskan solusi, dan menyajikannya.
Diskusi Kelompok: Menganalisis data, berdebat tentang solusi, dan mengembangkan ide secara kolaboratif.
Eksplorasi Lapangan (Observasi/Wawancara Sederhana/Virtual): Mengamati fenomena pembangunan di lingkungan sekitar (misalnya, pengelolaan sampah, kondisi infrastruktur), atau melakukan wawancara singkat dengan tokoh masyarakat/pedagang lokal. Pemanfaatan sumber daring (berita, video dokumenter) untuk studi kasus.
Studi Kasus: Menganalisis keberhasilan atau kegagalan program pembangunan tertentu.
Presentasi: Melatih kemampuan menyampaikan hasil analisis, gagasan, dan solusi secara sistematis dan persuasif.
MITRA PEMBELAJARAN:
Lingkungan Sekolah: Guru mata pelajaran lain (IPA, Matematika, Bahasa Indonesia) untuk kolaborasi interdisipliner; perpustakaan sekolah sebagai sumber data.
Lingkungan Luar Sekolah: Lembaga pemerintah daerah (misalnya, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pariwisata), komunitas lokal (bank sampah, kelompok tani), media massa (berita, artikel investigasi), platform data statistik (BPS).
Masyarakat: Orang tua/wali yang memiliki pengalaman atau pengetahuan tentang pembangunan di daerah mereka; pelaku UMKM; tokoh masyarakat setempat.
LINGKUNGAN BELAJAR:
Ruang Fisik: Kelas yang dapat diatur untuk diskusi kelompok, presentasi, dan kerja proyek. Akses ke papan tulis/layar proyektor.
Ruang Virtual: Akses internet untuk riset, mencari data, menonton video edukasi, menggunakan aplikasi pengolah data atau desain, dan platform kolaborasi daring.
PEMANFAATAN DIGITAL:
Sumber Data Daring: Mengakses data statistik dari BPS, laporan pembangunan dari kementerian/lembaga terkait, berita dari media massa terkemuka.
Aplikasi Pengolah Kata/Presentasi: Google Docs, Google Slides, Canva untuk menyusun laporan dan presentasi proyek.
Platform Komunikasi dan Kolaborasi: Google Classroom, WhatsApp Group untuk koordinasi kelompok dan berbagi informasi.
Video Edukasi/Dokumenter: Menonton video tentang masalah pembangunan atau kisah sukses inspiratif.
Mentimeter/Kahoot!: Untuk sesi brainstorming, kuis interaktif, atau mengumpulkan pendapat cepat.

F.    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
A. Kegiatan Pendahuluan (15 menit per pertemuan)
Prinsip Pembelajaran Berkesadaran (Mindful Learning):
Guru memulai dengan pertanyaan provokatif yang relevan: "Apa masalah terbesar di lingkungan kita yang ingin kamu ubah?", "Jika kamu seorang pemimpin, apa yang akan kamu lakukan untuk membangun Indonesia?", atau "Apa yang membuatmu bangga/prihatin tentang Indonesia saat ini?".
Mengajak peserta didik untuk mengamati sejenak kondisi lingkungan sekolah atau sekitar, dan merenungkan isu-isu yang ada.
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengaitkannya dengan peran peserta didik sebagai agen perubahan di masa depan.
Prinsip Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning):
Menayangkan klip video pendek atau gambar-gambar kontras tentang pembangunan (misalnya, kemajuan infrastruktur vs. daerah tertinggal, lingkungan bersih vs. tumpukan sampah).
Mengaitkan materi dengan isu-isu aktual yang sedang dibahas di media massa.
Prinsip Pembelajaran Menggembirakan (Joyful Learning):
Melakukan kuis interaktif menggunakan Kahoot! atau Mentimeter tentang pengetahuan umum seputar Indonesia atau isu pembangunan.
Mengajak peserta didik untuk berbagi "mimpi" mereka tentang Indonesia di masa depan dalam satu kata atau kalimat.

B. Kegiatan Inti (60 menit per pertemuan)
Pertemuan 1: 
Mengidentifikasi Tantangan Pembangunan di Berbagai Sektor
Memahami: Guru menyajikan berbagai data (infografis, grafik) atau kliping berita tentang tantangan pembangunan di Indonesia (misalnya, kemiskinan, kesenjangan, kerusakan lingkungan). Peserta didik mengidentifikasi tantangan-tantangan tersebut.
Mengaplikasi: Dalam kelompok, peserta didik memilih satu atau dua tantangan pembangunan yang paling relevan dengan lingkungan sekitar mereka. Mereka menganalisis akar masalah dari tantangan tersebut (misalnya, kurangnya akses pendidikan, pengelolaan sampah yang buruk).
Merefleksi (Berkesadaran, Bermakna): Setiap kelompok mempresentasikan hasil analisisnya. Guru memfasilitasi diskusi tentang bagaimana masalah-masalah ini saling terkait. Pertanyaan reflektif: "Bagaimana masalah pembangunan yang kita diskusikan ini bisa memengaruhi kehidupanmu secara langsung atau tidak langsung?"

Pertemuan 2: 
Memahami Potensi dan Peluang Pembangunan Indonesia
Memahami: Guru memaparkan potensi Indonesia (sumber daya alam melimpah, bonus demografi, posisi geografis strategis) dan peluang pembangunan (ekonomi digital, pariwisata, energi terbarukan). Peserta didik mencatat poin-poin penting.
Mengaplikasi: Dalam kelompok, peserta didik mendiskusikan bagaimana potensi dan peluang tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengatasi tantangan pembangunan yang telah mereka identifikasi di pertemuan sebelumnya. Mereka mengidentifikasi beberapa strategi pemanfaatan.
Merefleksi (Berkesadaran, Bermakna): Diskusi kelas tentang optimisme dan tantangan dalam memanfaatkan potensi Indonesia. Pertanyaan reflektif: "Potensi mana yang menurutmu paling menjanjikan untuk masa depan Indonesia? Bagaimana kita bisa mengoptimalkan potensi itu?"

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved