Modul Ajar
Contoh Modul Ajar Deep Learning IPA Fisika di Kelas 12 SMA/MA Bab II Kinematika Semester 1
Peserta didik kelas XI diasumsikan telah memiliki pengetahuan dasar matematika (aljabar, geometri, fungsi dasar) serta konsep
Penulis: Rizka Pratiwi Utami | Editor: Rizka Pratiwi Utami
SRIPOKU.COM - Berikut ini tersaji referensi Modul Ajar Deep Learning Fisika di Kelas 12 SMA yang merupakan kurikulum terbaru.
Berdasarkan buku teks pelajaran IPA Fisika di Kelas 12 Semester 1 dan Semester 2 Kurikulum Merdeka terdapat 7 Bab materi yang nantinya akan di pelajari, diantaranya yaitu sebagai berikut:
Modul ajar Deep Learning IPA Fisika kelas 12 SMA Materi Bab II Kinematika ini dapat menjadi contoh modul ajar bagi para guru.
Untuk itu, simak contoh IPA Fisika kelas 12 SMA yang akan Sripoku.com jabarkan.
Baca juga: Contoh Modul Ajar Deep Learning IPA Fisika di Kelas 12 SMA/MA Bab I Vektor Semester 1
MODUL AJAR DEEP LEARNING
MATA PELAJARAN : IPA (FISIKA)
BAB 2: KINEMATIKA
A. IDENTITAS MODUL
Nama Sekolah : .....................................................................................
Nama Penyusun : .....................................................................................
Mata Pelajaran : IPA (Fisika)
Kelas / Fase /Semester : XI/ F / Ganjil
Alokasi Waktu : 14 Jam Pelajaran (7 Pertemuan @ 2 JP)
Tahun Pelajaran : 20.. / 20..
B. IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK
Peserta didik kelas XI diasumsikan telah memiliki pengetahuan dasar matematika (aljabar, geometri, fungsi dasar) serta konsep fisika dasar dari jenjang SMP, seperti pengertian jarak, waktu, dan kecepatan sederhana. Mereka mungkin sudah familiar dengan contoh-konteks gerak dalam kehidupan sehari-hari seperti mobil bergerak, bola dilempar, atau orang berjalan. Keterampilan yang dimiliki antara lain membaca grafik sederhana, melakukan perhitungan dasar, dan mengamati fenomena. Namun, pemahaman tentang konsep vektor, analisis gerak dengan persamaan matematis yang lebih kompleks, serta kemampuan merancang eksperimen yang menguji konsep kinematika secara sistematis, masih perlu dikembangkan. Minat terhadap fisika dapat bervariasi, sehingga perlu distimulasi melalui fenomena nyata yang menarik dan relevan.
C. KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN
Materi "Kinematika" merupakan jenis pengetahuan konseptual, prosedural, dan sedikit metakognitif. Peserta didik akan memahami berbagai konsep gerak (posisi, perpindahan, kecepatan, percepatan), mampu menggunakan persamaan matematis untuk menganalisis gerak, dan melakukan eksperimen untuk memverifikasi hukum-hukum gerak. Materi ini sangat relevan dengan kehidupan nyata peserta didik, karena berhubungan langsung dengan setiap objek yang bergerak di sekitar mereka (transportasi, olahraga, benda jatuh). Tingkat kesulitan materi ini bersifat moderat hingga kompleks, membutuhkan kemampuan abstraksi, pemecahan masalah matematis, dan penalaran fisika. Struktur materi akan disajikan secara bertahap, mulai dari gerak lurus beraturan (GLB), gerak lurus berubah beraturan (GLBB), hingga gerak parabola. Integrasi nilai dan karakter akan dilakukan melalui penekanan pada ketelitian dalam pengukuran dan perhitungan, kesabaran dalam eksperimen, kerja sama tim, serta rasa kagum terhadap keteraturan alam semesta yang diatur oleh hukum-hukum fisika.
D. DIMENSI PROFIL LULUSAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan tujuan pembelajaran Bab 2: Kinematika, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis berbagai jenis gerak, mengidentifikasi besaran-besaran fisis, dan memecahkan masalah kinematika menggunakan prinsip-prinsip fisika.
Kreativitas: Peserta didik mampu merancang eksperimen untuk menguji konsep gerak, memodifikasi prosedur, dan menemukan cara inovatif dalam menyajikan data.
Kolaborasi: Peserta didik aktif bekerja sama dalam kelompok untuk merancang, melaksanakan, menganalisis, dan melaporkan hasil percobaan.
Kemandirian: Peserta didik mampu secara mandiri mencari informasi, melakukan perhitungan, dan menarik kesimpulan dari eksperimen.
Komunikasi: Peserta didik mampu menjelaskan konsep kinematika dan hasil percobaan mereka secara lisan dan tertulis.
Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan: Peserta didik mampu mengagumi keteraturan dan hukum-hukum fisika sebagai ciptaan Tuhan dalam fenomena alam (gerak benda).
DESAIN PEMBELAJARAN
A. CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024
Di akhir fase ini (Fase F, kelas XI), peserta didik diharapkan mampu:
Menganalisis konsep posisi, perpindahan, kecepatan, dan percepatan dalam gerak lurus dan gerak parabola.
Mengaplikasikan persamaan kinematika untuk menyelesaikan masalah gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).
Merancang dan melakukan percobaan sederhana untuk mengamati karakteristik gerak lurus dan gerak parabola, serta menganalisis data hasilnya.
Menghubungkan konsep kinematika dengan fenomena gerak dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
B. LINTAS DISIPLIN ILMU YANG RELEVAN
Matematika: Vektor, fungsi linear dan kuadrat, turunan dan integral (konsep dasar), geometri, grafik, aljabar untuk penyelesaian persamaan.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK): Penggunaan perangkat lunak simulasi gerak, pengolahan data menggunakan spreadsheet, presentasi digital.
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan: Analisis gerak dalam olahraga (misalnya, gerak peluru pada lempar lembing, gerak bola pada sepak bola).
Teknik (Umum): Prinsip dasar perancangan mesin atau kendaraan yang bergerak, analisis lintasan proyektil.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1: Konsep Dasar Gerak dan Gerak Lurus Beraturan (GLB)
Peserta didik dapat menjelaskan konsep posisi, perpindahan, jarak, kelajuan, dan kecepatan setelah mengamati fenomena gerak sederhana dan diskusi.
Peserta didik dapat membedakan besaran skalar dan vektor dengan memberikan contoh yang relevan dalam kinematika.
Peserta didik dapat menganalisis karakteristik gerak lurus beraturan (GLB) menggunakan grafik posisi-waktu dan kecepatan-waktu secara mandiri.
Peserta didik dapat menyelesaikan masalah perhitungan GLB dengan tepat.
Pertemuan 2: Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)
Peserta didik dapat menjelaskan konsep percepatan dan perlambatan setelah mengamati video/simulasi gerak yang mengalami perubahan kecepatan.
Peserta didik dapat menganalisis karakteristik gerak lurus berubah beraturan (GLBB) menggunakan grafik kecepatan-waktu dan percepatan-waktu.
Peserta didik dapat mengaplikasikan persamaan GLBB untuk menyelesaikan masalah gerak dengan perubahan kecepatan secara akurat.
Pertemuan 3 & 4: Percobaan Gerak Lurus dan Analisis Data
Peserta didik dapat merancang percobaan sederhana untuk menguji karakteristik GLB dan GLBB (misalnya, menggunakan kereta luncur atau sensor gerak).
Peserta didik dapat melakukan pengukuran data posisi, waktu, dan kecepatan dengan teliti dari percobaan gerak lurus.
Peserta didik dapat mengolah data hasil percobaan menjadi grafik posisi-waktu, kecepatan-waktu, dan percepatan-waktu menggunakan spreadsheet atau aplikasi lainnya.
Peserta didik dapat menganalisis grafik hasil percobaan untuk menyimpulkan karakteristik GLB dan GLBB serta membandingkannya dengan teori.
Pertemuan 5: Gerak Parabola
Peserta didik dapat menjelaskan konsep gerak parabola sebagai kombinasi gerak lurus horizontal dan vertikal yang dipengaruhi gravitasi.
Peserta didik dapat menganalisis persamaan gerak parabola pada sumbu X dan Y, serta menentukan tinggi maksimum dan jangkauan maksimum.
Peserta didik dapat menyelesaikan masalah gerak parabola dalam berbagai konteks (misalnya, lemparan bola, proyektil).
Pertemuan 6 & 7: Proyek Eksperimen Gerak Parabola dan Presentasi
Peserta didik dapat merancang dan melaksanakan proyek sederhana untuk mengamati atau memodelkan gerak parabola (misalnya, peluncuran proyektil sederhana, video analisis gerak).
Peserta didik dapat mengolah dan menyajikan data hasil proyek dalam bentuk laporan atau presentasi yang komunikatif.
Peserta didik dapat mempresentasikan hasil proyek mereka, menjelaskan proses, analisis, dan kesimpulan, serta mengaitkannya dengan aplikasi nyata.
D. TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Topik pembelajaran akan berpusat pada "Gerak dalam Kehidupan Sehari-hari dan Teknologi." Peserta didik akan diajak untuk mengamati dan menganalisis gerak objek di sekitar mereka, seperti gerak kendaraan, bola yang dilempar dalam olahraga, roket yang meluncur, atau bahkan gerak planet. Studi kasus dapat mencakup analisis pendaratan pesawat terbang, gerak peluru, atau simulasi lintasan bola basket.
E. KERANGKA PEMBELAJARAN
PRAKTIK PEDAGOGIK:
Metode Pembelajaran Berbasis Proyek: Peserta didik akan terlibat dalam proyek eksperimen gerak, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, analisis, hingga presentasi.
Diskusi Kelompok: Digunakan untuk menganalisis konsep, memecahkan masalah, merencanakan percobaan, dan membahas hasil.
Eksplorasi Lapangan (Virtual/Simulasi): Menggunakan aplikasi simulasi fisika (misalnya, PhET Interactive Simulations, Tracker Video Analysis) atau video eksperimen untuk memvisualisasikan gerak.
Wawancara (Antar-kelompok/Siswa): Peserta didik dapat saling mewawancarai tentang pemahaman konsep atau kesulitan dalam percobaan/perhitungan.
Presentasi: Peserta didik akan mempresentasikan hasil proyek eksperimen mereka di akhir unit.
MITRA PEMBELAJARAN:
Lingkungan Sekolah: Laboratorium Fisika, guru mata pelajaran lain (Matematika untuk integrasi konsep, TIK untuk pengolahan data), perpustakaan sekolah.
Lingkungan Luar Sekolah: Sumber daya daring (video edukasi dari kanal YouTube terkemuka, artikel ilmiah populer tentang aplikasi kinematika), aplikasi simulasi fisika gratis, praktisi olahraga (jika memungkinkan diundang sebagai narasumber virtual untuk gerak dalam olahraga).
Masyarakat: Mengidentifikasi fenomena gerak dalam transportasi, konstruksi, atau permainan tradisional.
LINGKUNGAN BELAJAR:
Ruang Fisik: Laboratorium Fisika atau kelas yang diatur untuk percobaan kelompok. Tersedia papan tulis/layar, proyektor, dan alat/bahan praktikum dasar.
Ruang Virtual: Pemanfaatan platform simulasi fisika daring (PhET, Walter Fendt), video edukasi (YouTube Edu), platform pembelajaran daring (Google Classroom, Schoology), dan forum diskusi.
Budaya Belajar:
Kolaboratif: Mendorong kerja sama tim dalam merancang dan melaksanakan eksperimen, saling berbagi data dan analisis.
Berpartisipasi Aktif: Mendorong setiap peserta didik untuk aktif dalam pengamatan, pencatatan, perhitungan, dan diskusi.
Rasa Ingin Tahu: Membangkitkan minat peserta didik untuk menjelajahi fenomena gerak di sekitar mereka dan memahami hukum-hukum yang mendasarinya.
PEMANFAATAN DIGITAL:
Perpustakaan Digital: Menggunakan sumber daya daring seperti artikel ilmiah populer tentang aplikasi kinematika, e-book fisika.
Forum Diskusi Daring: Menggunakan fitur forum di Google Classroom atau platform lain untuk diskusi asinkron, berbagi temuan, dan bertanya tentang kesulitan.
Penilaian Daring: Menggunakan Google Forms atau platform kuis daring (Quizizz, Kahoot) untuk asesmen formatif.
Kahoot/Mentimeter: Digunakan untuk aktivitas pemanasan, kuis singkat tentang konsep, atau survei cepat tentang pemahaman.
Google Classroom: Sebagai pusat pengelolaan kelas, berbagi materi (termasuk link simulasi/video), pengumpulan laporan percobaan, dan pengumuman.
Aplikasi Simulasi Fisika/Video Analisis: Untuk memvisualisasikan gerak dan menganalisis data dari video (misalnya, Tracker Video Analysis).
Modul Ajar
Deep Learning
Fisika
kelas 12 SMA
Bab II Kinematika
semester 1
Contoh Modul Ajar Deep Learning IPA Fisika
Contoh Modul Ajar Deep Learning IPA Fisika di Kelas 12 SMA/MA Bab I Vektor Semester 1 |
![]() |
---|
Unduh Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 1 SD Fase A Materi Unit 8 I Have Two Pencils |
![]() |
---|
Unduh Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 1 SD Fase A Materi Unit 7 It Is a Big Circle |
![]() |
---|
Unduh Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 1 SD Fase A Materi Unit 6 My Garden is Colorful |
![]() |
---|
Unduh Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 1 SD Fase A Materi Unit 5 I Have Four Books |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.