Dosen Tewas di Kamar Hotel

AKBP Basuki Masukkan Nama Dosen Dwinanda Bak Anak Sendiri, Modus Tutupi 5 Tahun Kumpul Kebo?

Dwinanda Linchia Levi (35) diduga kuat meninggal dunia karena sakit. Seorang Polri pangkat AKBP mengaku punya hubungan asmara dengannya.

Editor: Refly Permana
Polda Jateng via Tribunjateng.com dan Facebook
LANGGAR KODE ETIK - Bidpropam menahan AKBP Basuki di ruang tahanan khusus di rumah tahanan Polda Jateng, Kota Semarang, Rabu (19/11/2025) petang (kiri). Potret dosen muda Untag inisial DLL semasa hidup (kanan). Kini proses penahanan dilakukan selepas AKBP Basuki terbukti melanggar kode etik berupa tinggal seatap bersama perempuan tanpa ikatan perkawinan yang sah. 

Namun, ia tidak menampik memang sering bersama Dwinanda hingga detik-detik terakhir.

Perwira yang bertugas di Ditsamapta Polda Jawa Tengah itu menyebut, Levi (Dwinanda) sudah lama bermasalah dengan tekanan darah dan kadar gula tinggi.

Menurut dia, Levi sempat muntah-muntah pada Minggu (16/11/2025) sore.

“Saya antar ke rumah sakit dulu. Terakhir saya lihat, dia masih pakai kaus biru-kuning dan celana training,” ujar Basuki kepada wartawan.

Ia mengaku terkejut saat mendapati Levi tergeletak tanpa busana keesokan hari, dengan mengeluarkan darah dari hidung dan mulut.

Basuki berdalih kondisi itu dipicu reaksi tubuh menjelang kematian.

Ia menyatakan tidak ada hubungan asmara, dan mengaku mengenal Levi hanya karena rasa simpati sejak orangtua Levi meninggal dunia.

Bahkan, Basuki mengatakan sempat membiayai proses wisuda doktor Levi.

“Saya sudah tua. Tidak ada hubungan seperti yang orang pikirkan,” ujarnya.

Baca juga: Aktivitas Berat Apa yang Dilakukan Dosen D Hingga Jantung Sobek? Kerabat : Apalagi Tanpa Busana

Dwinanda Sempat Lakukan Aktivitas Berat

Dugaan penyebab kematian Dwinanda Linchia Levi (35) menurut Polda Jateng adalah penyakit.

Namun, berdasarkan hasil autopsi, kerabat merasakan ada yang janggal.

Andaikata memang karena sakit, kerabat merasa ada suatu hal yang menjadi pemicu sehingga kondisi dosen Untag Semarang itu meninggal dunia.

"Terlebih, kondisinya tanpa busana," kata TW, seorang kerabat Dwinanda, ketika dibincangi TribunJateng.com pada Rabu (19/11/2025).

TW mengaku keluarga sudah menerima hasil autopsi, tetapi baru disampaikan secara lisan dari pihak rumah sakit.

Dari situ, keluarga mendapat informasi bahwa Dwinanda sempat melakukan aktivitas beras yang menyebabkan jantungnya robek.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved