Satu Keluarga Dibunuh di Indramayu

CARA Keji Satu Keluarga di Indramayu Dibunuh, Ada yang Diikat Kaki dan Tangan, Kondisi Sahroni Miris

Jejak pelaku bahkan tercecer di sejumlah ruangan dalam rumah Sahroni di Kelurahan Paoman, Indramayu, Jawa Barat.

Editor: Fadhila Rahma
TikTok
SATU KELUARGA TEWAS - Proses pemakaman satu keluarga (KIRI). Foto Sahroni, Budi, Euis, 2 cucu (KIRI). Akhirnya terungkap cara sadis pembunuhan satu keluarga di Paoman, Indramayu. Haji Sahroni kabarnya sempat dibekap pakai sarung. 

Seorang kerabat, Roemah (57) bercerita soal kondisi jenazah Budi.

Menurutnya Budi ditemukan dengan kondisi tangan dan kaki diikat.

"Pas saya lagi malam sama polisi, Mas Budi diikat ininya (tangan), kakinya diikat," katanya.

Ia mengatakan Budi tewas setelah dianiaya dalam kamar.

"Dihantemin di kamar tidur. Ada bercak darah katanya tuh," katanya.

Hal ini senada dengan pernyataan AKP Tarno yang menyebut penyidik mengamankan barang bukti berupa ember, cangkul, seprei, dan terpal.

Menurut Tarno terdapat bercak darah di seprei dan terpal.

Sedangkan Sahroni menurut Ema, dibekap menggunakan sarung.

"Satunya, bapaknya dibekap pakai sarung," katanya.

Ema merupakan salah satu saksi yang pertama kali menemukan jasad keluarga Sahroni.

Ia mengungkap bercak darah juga terdapat di kamar mandi.

"Di sini nih di kamar mandi juga banyak darah," katanya.

Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala mengatakan bahwa bercak darah tersebut bisa saja menjadi petunjuk penting.

"Alat bukti itu bisa saja bisa saja barang bukti, bisa saja petunjuk, bisa saja surat, bisa saja darah yang kemudian hilang atau terkotor atau tercemarkan gara-gara itu. Dan mungkin sekali misalnya hal itu dilakukan secara sengaja. Karena terus terang saja bahwa pada saat ini menurut saya semua orang bisa menjadi tersangka. Iya kan?" kata Adrianus dikutip dari Kompas TV.

Pasalnya sampai dengan saat ini polisi belum mengungkap apapun petunjuk dalam kasus satu keluarga tewas di Indramayu.

"Enggak harus tetangga, bisa juga suka saudara, bisa juga bisnis dari korban. Nah, maka misalnya dalam hal ini menjadi tidak mengherankan kalau kemudian lalu polisi misalnya kemudian menaruh curiga pada orang-orang yang mengangkat (jasad korban) tadi dengan satu alasan bahwa kenapa enggak tunggu kami," kata Adrianus.

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved