Berita Palembang

Misteri Suhu Panas 36 Derajat Celcius di Sumsel Terkuak, BMKG Ungkap Penyebabnya

Panas yang terasa hingga malam hari ini akhirnya dikonfirmasi dan dijelaskan secara ilmiah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Penulis: Hartati | Editor: Yandi Triansyah
DOKUMEN SRIPOKU.COM
DOKUMEN - Seorang warga melintas di atas jembatan Ampera dengan memakai payung, Minggu (1/6). Memasuki musim kemarau suhu cuaca di kota Palembang mulai panas. 

Ringkasan Berita:
  • Sumsel tengah dilanda cuaca panas mencapai 36 derajat celcius. 
  • BMKG ungkap penyebabnya akibat tiga faktor. 
  • Seiring masuknya bulan November panas yang menimpa Sumsel akan mulai berkurang

 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Warga Sumatera Selatan (Sumsel) merasakan panas terik yang menyengat sepanjang pekan ini, dengan suhu maksimum siang hari mencapai puncaknya di kisaran 32°C hingga 36°C. 

Panas yang terasa hingga malam hari ini akhirnya dikonfirmasi dan dijelaskan secara ilmiah oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Siswanto MSi, menjelaskan bahwa suhu ekstrem ini adalah hasil dari kombinasi tiga faktor meteorologis dan satu faktor atmosfer, meskipun wilayah Sumsel secara umum sudah memasuki musim hujan.

Menurut Siswanto, panas menyengat yang dirasakan selama seminggu terakhir disebabkan oleh
Gerak Semu Matahari Maksimal, Posisi gerak semu matahari yang berada di selatan ekuator menyebabkan penyinaran langsung ke wilayah Sumsel menjadi maksimal.

Baca juga: Prakiraan Cuaca Sumsel, BMKG Ingatkan Waspada Hujan Tiga Hari Beruntun Bakal Terpa Sumsel

Kemudian faktor Puncak Suhu Tahunan, Wilayah ini sedang memasuki periode puncak suhu maksimum tahunan, yang biasanya terjadi di akhir Oktober.

Dan yang terakhir Atmosfer Kering, Kondisi atmosfer yang cenderung kering diperkuat oleh hembusan Monsun Australia.

Faktor-faktor ini diperparah dengan kurangnya tutupan awan. 

"Kurangnya tutupan awan menyebabkan radiasi matahari (sinar UV) tidak terhalang oleh tabir awan dan diterima secara maksimal sehingga sinar matahari menyinari langsung bumi," ujar Siswanto, Sabtu (1/11/2025).

Siswanto menambahkan, adanya sirkulasi siklonik yang terpantau di perairan utara Indonesia juga turut memengaruhi pola aliran udara sehingga cenderung menarik massa udara yang lebih kering ke wilayah selatan ekuator,

Dampaknya menghambat pertumbuhan awan di Sumatera Selatan.

"Gabungan faktor-faktor ini membuat paparan sinar matahari terasa sangat maksimal dan menyengat," tambah Siswanto.

BMKG memprediksi kondisi ini secara bertahap akan mereda menjelang bulan November 2025.

Secara umum memasuki tanggal 3 November 2025 sumsel akan kembali mengalami guyuran hujan secara merata kembali dan suhu udara secara umum akan terasa nyaman sebab saat ini Sumsel sudah masuk dalam musim hujan.

Mengantisipasi dampak cuaca panas menyengat ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi dehidrasi.sehingga disarankan banyak minum air putih.

Mengurangi aktivitas luar ruangan yang terpapar langsung sinar matahari terutama pada siang hari, jika tetap harus beraktivitas di luar ruangan jangan lupa menggunakan jaket, atau sun screen.

"Waspada terhadap potensi perubahan cuaca mendadak gang tadinya panas terik mendadak hujan bahkan hujan disertai angin," tutup Siswanto.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved