Berita Palembang

Pagar Taman Budaya Jakabaring Kini Berhias Kisah Indah Sumsel

24 pemural menyulap pagar beton Taman Budaya Sriwijaya Jakabaring menjadi galeri seni terbuka yang memukau. 

Penulis: Syahrul Hidayat | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Syahrul Hidayat
MURAL - Pekerja seni rupa se Sumsel bikin pagar Taman Budaya Sriwijaya Jakabaring Palembang jadi kanvas terpanjang ciptakan keindahan. Aksi ini dalam rangkaian Festival Amri Yahya Art 2025, Sabtu (1/11/2025) 

Ringkasan Berita:
  • Pagar Taman Budaya Sriwijaya bertransformasi di tangan puluhan pekerja seni rupa (pemural) berbakat. 
  • Setiap pemural melukis karya seni lokal sepanjang 9 meter. 
  • Aksi masif para seniman ini sontak menarik perhatian warga dan diharapkan menjadi magnet wisata seni dan spot selfie terbaru di Kota Palembang.

 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG – 24 pemural menyulap pagar beton Taman Budaya Sriwijaya Jakabaring menjadi galeri seni terbuka yang memukau. 

Di tangan pekerja seni rupa itu, pagar tersebut tak lagi polos dan kusam, mendadak berubah menjadi karya seni yang yang luar biasa indah.

Kisah dan ikon lokal mendominasi seolah bercerita di pagar tersebut menarik perhatian warga dan diharapkan menjadi magnet wisata seni dan spot selfie terbaru di Kota Palembang.

Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumatera Selatan, Pandji Tjahjanto, menyambut hangat karya mural para seniman ini.

Baca juga: Profil Ricky Yudha Mirangga Lurah 3 Ilir Palembang, Pemimpin yang Humanis Peduli dengan UMKM

"Kami sangat mengapresiasi, mereka telah memberikan nilai estetika baru yang signifikan bagi fasilitas publik. Ini adalah bukti nyata bahwa seni mampu menghidupkan ruang kota," ujarnya, Sabtu (1/11/2025). 

Setiap pemural mendapatkan jatah media lukis sepanjang 9 meter pagar Taman Budaya Sriwijaya dan menerima dana pembinaan sebesar Rp 1.800.000 dari panitia, menunjukkan keseriusan dalam mendukung ekosistem seni lokal.

Salah satu peserta, Ovi Dedecroli (55), seorang guru Seni Budaya di SMAN 1 SP Padang, Ogan Komering Ilir, dan Alumni Seni Rupa '91, berpartisipasi dengan karya bertema "Danau Punti Kayu Tempo Dulu".

"Saya ingin menyampaikan kembali ikon-ikon penting di Sumsel, salah satunya Punti Kayu. Dulu di sana ada pondok untuk memancing, yang kini sudah tidak ada lagi. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana silaturahmi antarpekerja seni," jelas Ovi.

Menurut Ovi, keberadaan mural ini membawa segudang manfaat positif: Memberi keindahan pada lingkungan sekitar. Menyampaikan dan melestarikan ikon-ikon penting di Sumatera Selatan.

Juga menjadi objek wisata seni dan lokasi berfoto selfie bagi pengunjung.. Berfungsi sebagai ruang edukasi inspiratif bagi para pelajar.

Lebih dari sekadar keindahan, kegiatan ini juga merupakan perlawanan halus terhadap vandalisme.

"Vandalisme itu perilaku negatif yang biasa dilakukan oknum di dinding-dinding, membuat pandangan umum menjadi negatif. Karya seni mural ini secara tidak langsung melawan fenomena tersebut," tegasnya.

Dukungan senada datang dari Iyan Wong Comic, pekerja seni lainnya. Ia yakin mural indah ini akan otomatis menjadikan pagar Taman Budaya lebih menarik.

"Para pelukis pasti menghasilkan karya mural yang cantik. Ya, ini akan jadi tempat wisata, terutama tempat selfie yang baru," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved