SRIPOKU.COM,PALI-- Sekolah Dasar (SD) Negeri 18 Talang Ubi di SD Negeri 18 Talang Ubi yang terletak di Dusun I Desa Sukamaju Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI hanya mendapatkan 6 murid baru pada hasil Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2024-2025.
Salah satu guru kelas SDN 18 Talang Ubi, Ahmad Fauzi mengatakan jumlah siswa mengalami peningkatan dibandingkan pada PPDB tahun ajaran 2023-2024 lalu, yang hanya mendapatkan 5 orang siswa.
"Tahun ajaran baru 2024-2025 ini SDN 18 Talang Ubi ada 6 orang siswa yang mendaftar. Pada tahun 2023 lalu kita hanya mendapatkan 5 orang siswa, ada peningkatan 1 orang siswa dibandingkan tahun lalu," kata Ahmad Fauzi, Kamis (20/6/2024).
Lebih lanjut dijelaskannya, untuk total jumlah siswa SDN Negeri 18 Talang Ubi pada tahun ajaran 2023-2024 hanya memiliki 39 siswa.
Baca juga: PPDB SMP di Lubuklinggau Sumsel Diduga Terjadi Kecurangan, Wali Murid Ngaku Diminta Uang Rp 4 Juta
Jumlah itu terdiri dari kelas satu sebanyak 5 siswa, kelas dua 6 siswa, kelas tiga 4 siswa, kelas empat 7 siswa, kelas lima 9 siswa, serta kelas enam 8 siswa.
"Ada 8 siswa kelas 6 yang lulus ujian kemarin.Jadi kalau ditambah 6 orang siswa baru, untuk tahun ajaran baru 2024-2025 jumlah siswa SDN 18 Talang Ubi dari kelas 1 sampai 6 hanya ada 37 siswa,"tuturnya.
Sedangkan untuk jumlah tenaga pendidik di SD Negeri 18 Talang Ubi berjumlah 8 orang terdiri dari 7 orang guru dan 1 Kepala Sekolah.
"Untuk jumlah guru cukup, tidak kekurangan guru, hanya jumlah siswa nya saja yang minim," ucapnya.
Baca juga: Kadisidik Palembang Tantang Buktikan Tuduhan Jual-Beli Bangku PPDB, Hadiah Rp 1 Juta Jika Terbukti
Ahmad Fauzi mengatakan, minimnya jumlah murid di SDN 18 Talang Ubi yang berdiri sejak tahun 1982 lalu, bukan disebabkan kualitas atau faktor lain. Melainkan, jumlah penduduk di Dusun 1 Desa Sukamaju atau kawasan terdekat sekolah itu sangat sedikit, hanya terdapat 80 Kepala Keluarga (KK).
"Dulu hanya ada dua SDN di Desa Sukamaju yakni SDN 18 yang dulu nya SDN 1 Sukamaju berada di Dusun 1 dan SDN 23 yang dulunya SDN 2 berada di Dusun 2. Karena jarak dusun yang berjauhan maka pemerintah membangun 1 SD lagi yakni SDN 45 Talang Ubi yang berada di dusun 4, jadi total nya ada 3 SD di Desa Sukamaju. Sementara jumlah penduduk di dusun 1 sedikit dibandingkan dusun lainnya, oleh karena itu jumlah murid kita juga minim,"ungkapnya.
Meski prihatin dengan kondisi tersebut, Ahmad Fauzi mengatakan kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan seperti biasanya.
Ia juga berharap, meski jumlah siswa nya sedikit, SDN 18 Talang Ubi tetap menjadi prioritas pemerintah dari segi bantuan pembangunan maupun operasional lainnya.
Baca juga: Penyebab SDN 20 Palembang Sepi Peminat Setiap PPDB, Tahun Lalu Hanya Dapat 7 Siswa
SD Negeri 18 Talang Ubi yang berdiri sejak tahun 1982 tersebut hanya memiliki 4 lokal ruangan, terdiri dari 3 ruangan kelas dan 1 kantor.
Dengan kondisi minim nya jumlah murid, sehingga setiap ruangan di gabung menjadi dua kelas dengan cara dilakukan penyekatan mengunakan dinding triplek.
Selain jumlah siswa yang minim, kondisi plafon di 3 ruangan kelas dan kantor SD Negeri 18 Talang Ubi ini juga cukup memprihatinkan.
Dimana setiap ruangan kelas tersebut terdapat banyak plafon yang sudah rusak dan bolong-bolong, nyaris runtuh karena disebabkan terdapat atap gedung sekolah yang bocor.
Menurut Ahmad Fauzi kondisi rusak nya plafon disetiap ruang kelas tersebut sudah berlangsung lama, dan sudah beberapa kali dilaporkan, namun belum kunjung adanya perbaikan.
Baca juga: Cerita Pilu SD Negeri 20 Palembang tak Dapat Siswa Saat PPDB, Kini Baru Dapat 3 Murid
Dengan kondisi plafon yang rusak tersebut di khawatirkan dapat membahayakan para siswa jika tidak segera diperbaiki.
"Terakhir direhab bangunan sekolah ini tahun 2010 lalu. Cukup khawatir juga dengan kondisi plafon tersebut, karena takut menimpa siswa yang sedang belajar. Harapan kami segera cepat diperbaiki, biar anak-anak nyaman belajarnya," ungkapnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten PALI Aldiansyah saat dihubungi menjelaskan,mengenai jumlah siswa yang sedikit ini disebabkan karena SD ini berada pada tempat yang agak terpencil dengan jumlah penduduknya sedikit.
"Jadi jumlah siswa sedikit ini bukan karena adanya sistem zonasi, menurut kami sistem zonasi itu malah membantu siswa untuk menjangkau sekolah lebih dekat jarak dengan tempat tinggalnya,''jelasnya.
Namun kata Aldi, walaupun sedikitnya jumlah siswa tersebut Pemerintah tetap memberikan perhatian khusus kepada tenaga pengajar dan peserta didik serta sarana dan prasarana sekolah.
"Kalau untuk perbaikan gedung sekolah ataupun plafon rusak nanti, anggaran nya Insyaallah kita masukan dalam anggaran ABT tahun 2024 ini, agar segera diperbaiki," ujar dia.