Virus Corona di Sumsel
Tidak Mau Ambil Resiko, Dinas Pendidikan PALI Usulkan Perpanjang Kegiatan Belajar di Rumah
Jelang penerapan new normal di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Dinas Pendidikan sudah menginstruksikan untuk menerapkan protokol kesehata
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALI -- Jelang penerapan new normal di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Dinas Pendidikan sudah menginstruksikan untuk menerapkan protokol kesehatan di sekolah-sekolah.
Menurut Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten PALI, Kamriadi bahwa pihaknya sementara ini terus mensosialisasikan kepada kepala sekolah untuk menerapkan protokol kesehatan.
Seperti, menyediakan tempat cuci tangan dengan sabun serta menyediakan masker hingga thermo gun untuk cek suhu tubuh.
Meski begitu, kata Kamriadi, dengan kondisi di lapangan yang jumlah konfirmasi kasus positif Covid-19 terus bertambah dan statul di Bumi Serepat Serasan di zona kuning.
• Dihantam Banjir Bandang Jembatan Gantung Kasie di Lubuk Tanjung Lubuklinggau Rusak Parah
• Warga Tulung Selapan Ini Pasrah Dikepung Tim Macan Komering, Simpan Narkoba 90 Butir Pil Ekstasi
Maka, pihaknya belum berani ambil resiko.
Sementara ini masih diusulkan untuk ditambah waktu belajar dari rumah.
"Tahun ajaran baru 13 Juli 2020.
Namun untuk kondisi di PALI kita tidak bisa memaksakan belajar tatap muka di sekolah.
Kita masih mengajukan untuk belajar dari rumah waktunya diperpanjang," ungkap Kamriadi, Selasa (16/6/2020).
Meski begitu, lanjut Kamriadi, pada dasarnya pihaknya siap untuk melakukan proses belajar mengajar di sekolah namun sesuai instruksi atasan.
• Resmi Pemkot Palembang Masih Terapkan Belajar dari Rumah, Belajar Tatap Muka Belum Diberlakukan
• Mendekam di Penjara, Lucinta Luna Kehilangan Sumber Keuangan, Profesi Abash Terkuak, Pengangguran!
"Nantinya, waktu belajar di sekolah akan dibagi menjadi separuh dari siswa belajar di kelas. Hal ini guna mengurangi resiko penyebaran covid-19," katanya.
Sementara, Sekda PALI Syahron Nazil menambahkan, bahwa kemungkinan proses belajar dari rumah akan ditambah.
Mengingat, untuk penerapan budaya normal baru tengah masyarakat jangan sampai menjadi bumerang.
"Harus benar-benar dikaji. Dengan kita lakukan proses belajar tatap muka di sekolah jangan sampai jadi klaster penyebaran baru," katanya.