Berita Palembang

Introspeksi Diri Karena Banyak Permasalahan di Lapas, Rutan Negara Klas 1 Palembang Lakukan Ini

Penulis: Abdul Hafiz
Editor: Siti Olisa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sumsel Giri Purbadi didampingi Kepala Rumah Tahanan Negara Klas 1 Palembang Mardan SH menunjukan botol tes urine petugas, Kamis (9/8/2018).

Laporan wartawan Sripoku.com, Abdul Hafiz

SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Pasca penangkapan oknum sipir Rutan Matamerah dan Sekayu yang terlibat narkoba, para pejabat hingga putugas sipir Rumah Tahanan Negara Klas 1 Palembang Mardan SH mengikuti pengarahan meningkatkan kinerja dan disiplin dan tes urine, Kamis (9/8/2018).

"Setelah kejadian Lapas Sukamiskin, Lapas dibakar kami melakukan koreksi pada pejabat dan petugas. Kami harus berbenah. Lapas ini sudah over kapasitas, 67 persen narkoba ini ada apa artinya pencegahan bisa dikatakan gagal, ini harus disadari," ungkap Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Sumsel Giri Purbadi.

Baca: Terpisah dari Rombongan, Jemaah Palembang Belum Pulang ke Hotel

Kepala Rumah Tahanan Negara Klas 1 Palembang, Mardan SH mengatakan kegiatan ini dihadiri Kakanwil yang diwakili Kepala Divisi Pemasyarakatan Giri Purbadi.

"Menindaklanjuti arahan Dirjen untuk bersih-bersih, meningkatkan kinerja dan disiplin dalam lingkup penguatan tugas di Lapas sekaligus tes urine."

Baca: Hendak Menyalib Mobil Truk Bermuatan Pasir, Pria di Palembang Ini Tewas Dilindas

"Ketika kawan-kawan berbuat prestasi saya akan memberikan apresiasi. Sebaliknya kalau kawan-kawan berbuat salah terutama terkait narkoba. Mohon maaf saya yang terdepan yang akan memberikan hukuman. Sampaikan kepada keluarga kawan-kawan."

"Kalau kita sudah menjalankan dengan benar. Walaupun ada masalah, mudah-mudahan ada jalan keluarnya," kata Mardan.

Baca: PT. Jakabaring Sport City Siapkan Tempat Khusus Pedagang Souvenir

Kadiv Pemasyarakatan Kemenkumham Kanwil Sumsel Giri Purbadi mengatakan semua petugas Lapas saat ini dalam posisi strategis.

Pemberitaan sejak di Sukamiskin hingga kini belum satupun menyumbangkan yang positif.

"Permasalah ini harus benar-benar disikapi, tidak hanya pejabat struktural, karena Rutan ini milik kita. Satu saja rusak, lainnya ikut rusak." ujarnya.

Baca: PT. Jakabaring Sport City Siapkan Tempat Khusus Pedagang Souvenir

Kejadian dari hampir provinsi, Aceh, Medan, Bengkulu, Jambi. Sumsel mudah-mudahan Lapas bakar nggak ada. Kita antisipasi.

Tidak bisa main-main lagi. tidak bisa sembarang. Ini dalam waktu seminggu kemarin. Petugas Merah Mata sudah ditetapkan terangkap Narkoba. Kemarin pagi yang di Sekayu," kata Giri.

Giri menceritakan pengalamannya melakukan tes psikologi baik kepada Napi maupun pegawai waktu itu di Madiun dan Sukamiskin.

Baca: Sriwijaya FC vs Madura United, Debut Legiun Asing Dua Kubu

"Saya waktu itu sebagai Kalapasnya. Di Madiun 75 persen Napi dalam kondisi stres. Warga mungkin kekurangan air, hubungan dengan keluarga kurang. Otomatis mereka ingin mencari lebih baik. Petugasnya juga justru 82 persen stres. Jangan-jangan di sini juga. Karena petugas bertanggungjawab lebih banyak. Kondisi ini menimbulkan permasalahan terus. Mikir cicilan mobil. PNS juga harus belajar menghindari stres," terangnya.

Giri membagi-bagikan kertas kosong untuk diisi. Menurutnya syaratnya gampang nurut perintah, tenang dan ikuti saja perintah-perintah.

Baca: PT Pertamina Asset 2 Kejar Target Produksi,Lakukan Pengeboran Kedua di Belimbing Tengah Selatan

"Saya mengharapkan ini tolok ukur kepempinan petugas," ujarnya.

Giri mengintruksikan petugas mengangkat kertas lalu dilipat. Sobek ujung kanan. Yang kedua lipat lagi, ujung kanan sobek lagi.

Baca: Penumpang Jurusan Ampera-Kertapati Meninggal di Angkot, Polisi Temukan Ini di Dalam Tasnya

Coba lihat apakah gambarnya sama. Artinya semua harus terbuka. Menerima instruksi saja tidak mudah. Kalau instruksinya tidak nyampe, gimana jadinya.

"Lapas bebas dari peredaran narkoba tidak mudah. Kita harus sadari betul pasti ada kelemahan. Saya sangat berharap minimal Anda selamat dari yang tidak baik. Cuma nyobek kertas saja nggak nyambung. Gimana dengan instruksi yang bertubi-tubi. Minimal Anda selamat sampai pensiun," pungkasnya.

Berita Terkini