Satu propinsi saja bisa beragam budaya, apalagi beda negara.
Di Arab Saudi jelas tidak ada ketupat, di Turki tidak ada ungkapan “Mohon maaf lahir batin”, di Jepang tak ada Halal Bi Halal
Tapi indahnya Islam, begitu Al-Qur’an dan As-Sunnah kita tempatkan di posisi paling utama dan paling atas dalam hidup kita, maka ia berikan naungan kedamaian dan ikatan ukhuwah
Sebab mencintai Allah dan Rasul yang sama, kita mencintai satu samalain, berbeda budaya tak jadi soal, beda cara tak jadi masalah.
Kita belajar dari yang lain, yang lain belajar dari kita
Di Masjid Arab Saudi saya mengimami penduduk lokal, berikut jamaah yang berbagai bangsa, dan tidak ada teriakan “KSA Harga Mati”, atau “Kami Islam Jazirah”, tidak ada protes
Inilah satu tubuh, seperti bangunan yang kokoh.
Maka fondasi tak merasa lebih penting sebab ia yang menopang segala, atap pun tak jumawa sebab ia melindungi semua
Konsep persatuan dalam Islam, semua penting sebab semua punya peran, kepala sama pentingnya dengan jantung, sama pentingnya dengan bokong.
Semua satu tubuh
Jadi, merasa “Islam Nusantara” itu paling Islami saja sudah bermasalah, apalagi sampai mencela yang lain sebagai “Islam Arab” penjajah.
Ditambah lagi memuji dan bermanis muka pada penjajah
Mengapa kita tak berpikir positif? Kita ambil baiknya bangsa Arab yang Allah pilih untuk mengawali mengemban Islam, siapa tahu Allah jadikan kita bangsa pembangkit Islam di akhir masa
Itu yang Islam ajarkan kepada kita. Untuk terus-menerus belajar, bukan lalu kurang ajar. Lembut pada yang beriman, dan keras pada yang melakukan kebiadaban.
Bukan sebaliknya," tulis Felix 7 jam yang lalu.
Baca: Sepi Ditinggal Warganya Mudik, Ini 14 Potret Tunjukkan Lengangnya Jalanan di Jakarta, Momen Langkah!
Atas unggahan tersebut, banyak netter yang turut berkomentar,seperti ini:
Handayanirisna068 Seperti biasa. Mantappp ustadz
nasri_rosdi betul tu ustaz
esaindriani Semoga sehat terus ustadz@felixsiauw. Jazakallah atas ilmu pengetahuan tentang Islam nya.
(Sripoku.com/Rizkapratiwiut)