Polemik Pasar 16 Ilir Palembang

Pedagang Pasar 16 Ilir Palembang Tepis Isu Pungli, Sebut Penataan Lapak Membantu PKL

Ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang tergabung dalam Paguyuban Keluarga Pedagang Bersatu (PKPB) Pasar 16 Ilir Palembang

Penulis: Arief Basuki | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Arief Basuki
PENATAAN - Ratusan pedagang kaki lima yang tergabung dalam Paguyuban Keluarga Pedagang Bersatu (PKPB) Pasar 16 Ilir Palembang, menyatakan tekadnya mendukung program penataan kawasan Pasar 16 Ilir, Selasa (22/7/2025). Salah satunya rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang yang bakal mendirikan lapak dan tenda di lokasi semula, sebagai lokasi sementara pedagang mencari rezeki. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG – Ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang tergabung dalam Paguyuban Keluarga Pedagang Bersatu (PKPB) Pasar 16 Ilir Palembang, secara tegas menyatakan dukungan penuh mereka terhadap program penataan kawasan Pasar 16 Ilir.

Mereka bahkan menepis keras isu adanya pungutan liar (pungli) terkait pembangunan tenda lapak sementara, menegaskan bahwa hal tersebut adalah hasil kesepakatan bersama yang justru sangat membantu mereka.

Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui Perumda Pasar berencana mendirikan lapak dan tenda di lokasi semula sebagai tempat berdagang sementara bagi para PKL. Inisiatif ini disambut baik oleh para pedagang.

"Kami dari pedagang Pasar 16 Ilir menepis isu yang katanya ada pungli dalam pembuatan tenda. Itu bukan pungli, melainkan hasil kesepakatan kami seluruh pedagang. Karena yang akan menempati tenda itu kami dan kami berterima kasih Pemkot Palembang melalui Perumda Pasar mau memfasilitasi dan tetap memberikan tempat bagi kami," kata Ketua PKPB Pasar 16 Ilir, Syamsul Bahri, pada Selasa (22/7/2025).

Kesepakatan Biaya Tenda dan Apresiasi untuk Walikota

Syamsul mengakui sempat beredar kabar bahwa pedagang dimintai uang sebesar Rp1,75 juta untuk biaya pembuatan tenda.

Namun, belakangan diketahui bahwa besaran uang tersebut merupakan kesepakatan bersama yang dikoordinir oleh Diki Haitami.

Para pedagang membutuhkan kecepatan dan kepastian tempat berdagang karena upaya Pemkot untuk mengajak sejumlah BUMN dan BUMD membantu pembuatan tenda belum berjalan sesuai harapan.

"Kami butuh cepat dan butuh kepastian sebagai tempat kami untuk menghargai dagangan," ucap Syamsul.

Syamsul juga menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kepemimpinan Walikota Palembang, Ratu Dewa, yang telah melakukan penataan pedagang di Pasar 16 Ilir secara persuasif.

Ia menegaskan bahwa tidak ada pedagang yang merasa terzalimi, "Tidak ada pedagang yang merasa dizolimi atas penataan ini, sebab kalau ada pasti lapor dan beritahu saya, karena setelah penataan pedagang lama tetap berjualan sampai sekarang," tandasnya.

Herlina, salah seorang pedagang, turut menyampaikan rasa syukur atas kepastian pembangunan tenda sebagai lapak sementara.

"Alhamdulillah melalui Pak Diki, beliau mengakomodir keinginan pedagang agar segera didirikan tenda untuk tempat kami berdagang. Tidak ada paksaan apapun, bahkan kami sangat terbantu, semoga saja ini bisa segera dapat direalisasikan," imbuh Herlina, yang disambut teriakan dukungan dari pedagang lain.

Di tempat terpisah, Koordinator Penataan Pedagang Kaki Lima Pasar 16 Ilir Perumda Pasar Palembang Jaya, Diky Haitami, membenarkan bahwa pedagang telah sepakat untuk mendirikan tenda dengan biaya sendiri agar dapat segera berjualan.

"Jadi biaya mendirikan tenda itu kurang lebih dananya sekitar Rp 5 jutaan untuk tiga lapak, dan para pedagang sepakat urunan masing-masing Rp 1,7 juta. Ini dilakukan agar mereka bisa tetap berjualan," jelas Diky.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved