Duel Berdarah di Gandus

Pria di Palembang Tewas Ditusuk Pecatan TNI, Ibu Korban Sebut Gegara Dendam Kematian Ayah Tahun 2001

Peristiwa tragis itu terjadi di Lorong Cek Latah, Jalan Pangeran Sido Ing Lautan, Kelurahan 36 Ilir, Kecamatan Gandus, Palembang.

|
Editor: Odi Aria
Kolase
TEWAS DIBUNUH- Noni, ibu Angga Saputra korban tewas ditusuk pecatan TNI di Lorong Cek Latah, Jalan Pangeran Sido Ing Lautan, Kelurahan 36 Ilir, Kecamatan Gandus, Palembang (kiri). Korban Angga Saputra (kanan). Noni (53),mengungkapkan bahwa tragedi berdarah ini bisa jadi dipicu oleh dendam lama. Menurutnya, pada tahun 2001, suaminya yang juga ayah Angga, tewas dikeroyok oleh keluarga pelaku BD. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG– Warga Kota Palembang digemparkan dengan kasus kekerasan yang berujung maut.

Seorang pria bernama Angga Saputra (34), warga Lorong Kedukan Bukit II, Kelurahan 35 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, ditemukan tewas bersimbah darah usai terlibat duel dengan seorang pria yang diduga merupakan pecatan TNI, Selasa malam (1/7/2025).

Peristiwa tragis itu terjadi di Lorong Cek Latah, Jalan Pangeran Sido Ing Lautan, Kelurahan 36 Ilir, Kecamatan Gandus, Palembang.

Korban mengalami luka tusuk di bagian dada dan pinggang yang menyebabkan nyawanya tak tertolong.

Saat ditemukan, Angga sempat dilarikan ke Klinik Opina, namun dinyatakan telah meninggal dunia saat tiba di lokasi.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Palembang, AKBP Andrie Setiawan, membenarkan peristiwa tersebut.

Polisi mengaku telah mengantongi identitas pelaku yang diketahui berinisial BD, dan kini tengah diburu.

“Untuk identitas sudah kita kantongi, dan saat ini tim masih melakukan pengejaran terhadap pelaku,” ujar AKBP Andrie, Rabu (2/7/2025).

Dari hasil penyelidikan sementara, polisi menduga motif pembunuhan ini berkaitan dengan dendam masa lalu antara korban dan keluarga pelaku.

“Dugaan sementara memang karena dendam lama. Namun, motif pastinya masih kami dalami lebih lanjut,” jelas Andrie.
 
Di rumah duka, suasana haru menyelimuti kediaman korban.

Sang ibu, Noni (53), mengungkapkan bahwa tragedi berdarah ini bisa jadi dipicu oleh dendam lama.

Menurutnya, pada tahun 2001, suaminya yang juga ayah Angga, tewas dikeroyok oleh keluarga pelaku BD.

Namun saat itu, kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan oleh pihak mertua.

“Dulu itu suami saya, ayahnya almarhum, pernah dikeroyok oleh keluarga pelaku dan meninggal. Tapi waktu itu sudah diselesaikan oleh mertua saya,” kata Noni saat ditemui di rumah duka, Rabu (2/7/2025).

Ia mengaku tidak mengetahui rencana anaknya untuk membalas dendam.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved