Berita PALI

Dari Dapur Rumahan, Jengkol "Berbau" di Tangan Bik Yana Disulap Jadi Keripik Beromzet Jutaan Rupiah

Siapa sangka, buah jengkol atau "jering" disulap menjadi camilan gurih yang tak hanya menggugah selera kini mendatangkan omzet jutaan rupiah

Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM/APRIANSYAH ISKANDAR
USAHA KERIPIK JENGKOL -- Yana (49) seorang ibu rumah tangga yang menjadi salah satu pelaku Usaha Keripik Jengkol di Lorong Asrama RT 04 RW 10 Kelurahan Talang Ubi Timur Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI, menceritakan pengalaman usaha yang dirintisnya, peroses pembuatan hingga kesulitan saat ditemui di Rumahnya, Senin (2/6/2025). 

Inovasi lainnya adalah teknik pengemasan untuk bahan baku keripik mentah.

Jengkol yang sudah diproses menjadi keripik mentah, jika dikemas rapat dan tidak terkena air, bisa awet hingga satu tahun lebih.

Hal ini memungkinkan Yana tetap memiliki stok meskipun jengkol sedang tidak musim.

Musiman Jengkol, Omzet Tetap Mengalir

Kendala utama yang dihadapi Yana adalah ketersediaan bahan baku. Jengkol adalah buah musiman, sehingga harganya bisa melambung tinggi saat tidak musim.

"Biasanya kalau lagi musim, harga buah jengkol Rp 10 ribu per kilogram, tapi kalau tidak musim bisa capai Rp 40 ribu per kilogram," ungkapnya.

Saat harga mahal atau kualitas jengkol tidak bagus, Yana memilih untuk menghentikan produksi dan hanya menjual stok yang sudah ada.

Umumnya, produksi keripik kembali bergeliat antara bulan Agustus hingga Oktober, saat jengkol sedang melimpah.

Tak hanya keripik, Yana juga berinovasi dengan mengolah jengkol muda menjadi kerupuk dan opak.

"Kalau dapat bahan baku jengkol yang masih muda, kita olah jadi kerupuk dan opak, karena pengolahan kerupuk dan opak berbeda dengan keripik yang ditumbuk atau ditutus," terangnya.

Kerupuk dan opak jengkol buatannya pun tak kalah laris, dengan cita rasa asin yang pas dan renyah.

 Harapan untuk "My Berlinda" dan Kampung Jengkol

Saat ini, pelanggan "Keripik Jengkol Barokah" tidak hanya berasal dari PALI, tetapi juga dari berbagai daerah di Sumatera Selatan, bahkan ada yang membawanya hingga ke Pulau Jawa, Kalimantan, dan Bali.

Untuk satu kilogram keripik jengkol mentah, Yana menjual seharga Rp 130 ribu, sementara yang sudah digoreng dibanderol Rp 180 ribu per kilogram.

Untuk kemasan sedang, keripik jengkol matang dengan sambal dijual seharga Rp 10 ribu.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved