Kunci Jawaban
Rangkuman Materi PAI Kelas 8 Semester 2 BAB 6 Kurikulum Merdeka, Indahnya Beragama Secara Moderat
Inilah rangkuman materi PAI kelas 8 SMP semester 2 BAB 6 Kurikulum Merdeka, Inspirasi Al-Quran: Indahnya Beragama Secara Moderat.
Penulis: Ayu Wahyuni | Editor: Ayu Wahyuni
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: "Amal seseorang tidak akan pernah menyelamatkannya". Mereka bertanya: "Engkau juga, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Begitu juga aku, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat-Nya. Maka perbaikilah, tetapi jangan berlebihan, bersegeralah di pagi dan siang hari. Bantulah itu dengan akhir-akhir waktu malam. Berjalanlah pertengahan, berjalanlah pertengahan agar kalian mencapai tujuan".
Hadis tersebut mengajarkan agar umat Islam tidak berlebih-lebihan dalam menjalankan amal ibadahnya. Ia harus bisa menyeimbangkan dunia dan akhiratnya. Rasulullah Saw mengajarkan agar bekerja giat di pagi dan siang hari serta beribadah secara khusyuk di akhir waktu malam. Rasululullah juga secara langsung memerintahkan umat Islam agar berjalan di jalan pertengahan dalam mencapai tujuannya. Artinya agar bersikap moderat dalam segala hal.
Siswa yang budiman, adil dan moderat memiliki keterkaitan makna yang sangat erat. Seseorang yang memiliki sifat moderat ia akan berlaku adil. Seorang moderat akan menempatkan urusan dunia dan akhirat secara seimbang dan proporsional. Sepenting apapun urusan dunia, ia tidak akan melupakan akhirat. Sebaliknya, sekuat apapun keyakinan terhadap agama tidak akan menyebabkan ia melupakan tanggung jawab dunianya.
Demikian halnya dengan perilaku adil. Orang bisa berlaku adil apabila ia memiliki sikap moderat. Seorang moderat akan tetap berlaku adil terhadap siapapun meskipun memiliki pandangan yang berbeda dengan mereka. Misalnya seorang peserta didik yang tetap menjaga pertemanan dan silaturrahmi dengan teman-temannya yang berbeda agama ataupun berbeda cara menjalankan agamanya.
Berawal dari sikap moderat dan perilaku adil inilah akan muncul toleransi antar sesama. Sikap moderat akan melahirkan sikap saling menghargai perbedaan di antara sesama. Seorang yang moderat akan tetap memberikan penghormatan dan penghargaan terhadap orang lain yang berbeda dengan dirinya. Baik perbedaan pandangan, suku, agama, ras, maupun golongan.
Sejarah Pancasila dan sikap moderat para pemimpin umat Islam
Siswa yang budiman, pada waktu Pancasila sedang didiskusikan di Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), negara-negara di dunia berada pada dua titik ekstrem. Sebagian negara menganut paham sekuler seperti negara-negara Barat. Mereka memisahkan urusan agama dengan negara. Sebagian lainnya menjadikan agama sebagai dasar negara seperti beberapa negara di Timur Tengah. Mereka memandang bahwa agama mengatur semua urusan negara.
Tarik menarik itu pun terjadi di BPUPKI. Para pemimpin yang mewakili umat Islam, menginginkan agar Islam dijadikan sebagai dasar negara. Alasannya dikarenakan mayoritas rakyat Indonesia beragama Islam. Selain itu Islam sebagai dasar negara juga sudah dipraktikkan dalam kerajaan kerajaan Islam di Indonesia. Namun sebagian menginginkan agar Indonesia didirikan sebagai negara sekuler yang tidak berdasarkan pada agama.
Di tengah tarik menarik dua kutub ekstrem itu, Piagam Jakarta ditawarkan sebagai jalan tengah. Jalan tengah itu adalah dengan menempatkan kalimat "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk- pemeluknya" pada poin pertama Piagam Jakarta. Dengan poin tersebut Indonesia bukanlah sebuah negara sekuler, bukan pula negara agama. Melainkan negara kebangsaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Para pemimpin umat Islam saat itu menyepakati jalan tengah yang dirumuskan bersama dengan elemen bangsa yang lain. Para pemimpin umat Islam menyadari bahwa Islam mengajarkan sikap moderat dalam beragama. Karena itulah mereka menyepakati Piagam Jakarta yang menawarkan jalan tengah sebagai dasar negara. Bukan sekularisme yang memisahkan agama dengan negara, bukan pula berbentuk negara agama.
Poin-poin Piagam Jakarta kemudian dimasukkan dalam pembukaan UUD 1945 yang dibacakan pada waktu proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Namun sore hari setelah proklamasi kemerdekaan, ada aspirasi dari wilayah timur Indonesia, khususnya dari masyarakat Protestan dan katolik, yang merasa keberatan dengan kalimat "dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" dalam Pembukaan UUD 1945. Aspirasi itu disampaikan oleh Wakil Presiden Muhammad Hatta kepada para pemimpin umat Islam, yaitu Ki Bagoes Hadikoesumo, Wachid Hasyim, Kasman Singodimedjo, dan Teuku Hasan.
Demi persatuan bangsa Indonesia yang baru saja diproklamirkan, para pemimpin umat Islam itu pun menyetujui aspirasi itu. Tujuh kata yang dipersoalkan oleh masyarakat Protestan dan Katolik di wilayah timur Indonesia itu pun diganti menjadi "Yang Maha Esa" sehingga berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa".
Dapatkan konten pendidikan mata pelajaran lainnya dari Kurikulum Merdeka dengan klik Di Sini.
Dapatkan juga berita penting dan informasi menarik lainnya dengan mengklik Google News.
kunci jawaban
rangkuman materi
PAI kelas 8 SMP semester 2
Kurikulum Merdeka
Inspirasi Al-Quran: Indahnya Beragama Secara Moder
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sripoku.com
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 11 SMA Halaman 107 Kurikulum Merdeka Latihan Uji Kompetensi |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 11 SMA Halaman 105 Kurikulum Merdeka Latihan Uji Kompetensi |
![]() |
---|
23 Soal Ulangan IPAS Kelas 4 SD, Kunci Jawaban Latihan Kurikulum Merdeka, Bab 7 Kebutuhan Manusia |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Matematika Kelas 9 SMP Halaman 75 Kurikulum Merdeka, Ayo Mencoba 2.9, Gambar 2.31 |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 11 SMA Halaman 100 Kurikulum Merdeka Latihan Aktivitas 3.11 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.